Cegah Stunting, Kurangi Merokok saat Bersama Keluarga
Sabtu, 05 September 2020 - 13:46 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Anggia Erma Rini mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas merokok di dalam keluarga. Sebab, merokok bisa berdampak stunting bagi keturunan di keluarga tersebut.
Hal ini, kata Anggia mengacu pada kenaikan kehamilan hingga 400% di tengah pandemi covid-19 saat ini. "Nah kalau misalnya gaya hidup kita masih seperti sekarang ini lalu kemudian anak-anak kita yang akan lahir nanti juga terpapar stunting itu benar-benar jadi bencana, itu benar-benar jadi beban," ujar Anggia dalam diskusi MNC Trijaya Network bertajuk Pandemi, Harga Cukai, dan Naiknya Perokok Anak', Sabtu (5/9/2020).
Jika memang aktivitas merokok terus dilakukan di tengah keluarga apalagi saat ada yang hamil, dampak terkena stunting cukup besar. Hal itu berdampak pada masa depan anak.
(
).
"Jadi gak bisa memberikan performa yang baik, tidak bisa memberikan kinerja yang baik dan bahkan menjadi beban, penyakit akan sangat mudah apalagi mereka merokok, jadi akan sangat-sangat jadi beban," jelasnya.
Lanjut politikus PKB ini, jika itu terjadi, APBN yang kita punya, uang yang kita punya akan lebih banyak untuk mengurusi anak-anak yang terpapar stunting.
(
).
Maka dari itu, menurut Anggia, harus ada advokasi mulai dari hulu sampai hilir, mulai dari advokasi lewat tokoh agama, lewat perempuan-perempuan, lewat kebijakan, lewat surat instrumen program-program yang dilakukan oleh pemerintah.
Masyarakat juga harus menyadari bahwa Gerakan Masyarakat Sehat itu penting. Serta seharusnya tidak hanya Kementerian Kesehatan yang punya tanggung jawab itu.
"Apalagi sekarang pandemi ini sangat berasa betapa pola hidup sehat atau bergaya hidup ini sangat membantu kesehatan kita dan itu juga nanti berpengaruh berdampak pada ekonomi kita yang juga akan bergulir dengan baik. Kalau kita sehat pasti kita bisa lebih baik lagi," pungkasnya.
Hal ini, kata Anggia mengacu pada kenaikan kehamilan hingga 400% di tengah pandemi covid-19 saat ini. "Nah kalau misalnya gaya hidup kita masih seperti sekarang ini lalu kemudian anak-anak kita yang akan lahir nanti juga terpapar stunting itu benar-benar jadi bencana, itu benar-benar jadi beban," ujar Anggia dalam diskusi MNC Trijaya Network bertajuk Pandemi, Harga Cukai, dan Naiknya Perokok Anak', Sabtu (5/9/2020).
Jika memang aktivitas merokok terus dilakukan di tengah keluarga apalagi saat ada yang hamil, dampak terkena stunting cukup besar. Hal itu berdampak pada masa depan anak.
(
Baca Juga
"Jadi gak bisa memberikan performa yang baik, tidak bisa memberikan kinerja yang baik dan bahkan menjadi beban, penyakit akan sangat mudah apalagi mereka merokok, jadi akan sangat-sangat jadi beban," jelasnya.
Lanjut politikus PKB ini, jika itu terjadi, APBN yang kita punya, uang yang kita punya akan lebih banyak untuk mengurusi anak-anak yang terpapar stunting.
(
Baca Juga
Maka dari itu, menurut Anggia, harus ada advokasi mulai dari hulu sampai hilir, mulai dari advokasi lewat tokoh agama, lewat perempuan-perempuan, lewat kebijakan, lewat surat instrumen program-program yang dilakukan oleh pemerintah.
Masyarakat juga harus menyadari bahwa Gerakan Masyarakat Sehat itu penting. Serta seharusnya tidak hanya Kementerian Kesehatan yang punya tanggung jawab itu.
"Apalagi sekarang pandemi ini sangat berasa betapa pola hidup sehat atau bergaya hidup ini sangat membantu kesehatan kita dan itu juga nanti berpengaruh berdampak pada ekonomi kita yang juga akan bergulir dengan baik. Kalau kita sehat pasti kita bisa lebih baik lagi," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda