Datang ke Markas PBB, Fraksi PKS Perjuangkan Nasib Anak-anak Gaza
Minggu, 15 Desember 2024 - 14:23 WIB
Data yang dihimpun War Chield Alliance menyebutkan lebih 16.000 anak di Gaza telah menjadi yatim sejak agresi Israel Oktober 2023. Sementara itu lebih dari 17.000 anak di Gaza terpisah dari orang tuanya di tenda-tenda pengungsian. Mereka mengalami depresi dan stres yang mendalam atas kekejaman Israel.
"Tidak ada tempat yang aman di Gaza, Rafah, dan seluruh wilayah Palestina. Semua anak-anak Palestina telah terpapar pada pengalaman traumatis perang, yang konsekuensinya akan berlangsung seumur hidup," ujar Jazuli.
Untuk itu, Fraksi PKS meminta dengan tegas agar PBB mengambil langkah konkrit berupa genjatan senjata segera dan permanen sehingga nyawa warga sipil umumnya dan anak-anak khususnya dapat diselamatkan. Fraksi PKS mendukung penuh langkah Perwakilan Tetap RI untuk PBB New York yang pada saat kunjungan ini baru saja mengusulkan dan menggolkan resolusi "Pentingnya Gencatan Senjata Segera di Gaza" di Sidang Majelis Umum PBB pada 11 Desember 2024.
"Fraksi PKS mengetuk rasa kemanusiaan dunia. Stop agresi Israel, stop segala bentuk pelanggaran berat terhadap anak termasuk penahanan, penculikan, hingga mutilasi yang dilakukan Israel. Kita semua berharap tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan di Palestina dan di berbagai belahan dunia," tegas Jazuli.
Perwakilan Khusus Sekjen PBB (SRSG) Untuk Isu Kekerasan Terhadap Anak mengapresiasi kepedulian Fraksi PKS terhadap permasalahan kekerasan anak-anak khususnya di wilayah konflik seperti di Palestina, Ukraina, dan Sudan.
Pablo Espienella dari SRSG PBB memiliki pandangan dan pemahaman yang sama dengan Fraksi PKS tentang pentingnya perlindungan dan penyelamatan anak-anak dari berbagai tindak kekerasan atas nama apa pun.
Dirinya juga sependapat pentingnya resolusi genjatan senjata segera dan permanen yang baru diputuskan Majelis Umum PBB antara lain atas usul Indonesia agar dapat menyelamatkan korban dan memutus lingkaran kekerasan terhadap anak-anak.
Dalam setiap peristiwa dunia apakah pandemi, perubahan iklim, hingga konflik dan peperangan anak-anak selalu menjadi korban yang terparah. Mereka yang tidak ada hubungannya dengan peristiwa tersebut justru menjadi korban yang paling memprihatinkan.
"Tidak ada tempat yang aman di Gaza, Rafah, dan seluruh wilayah Palestina. Semua anak-anak Palestina telah terpapar pada pengalaman traumatis perang, yang konsekuensinya akan berlangsung seumur hidup," ujar Jazuli.
Untuk itu, Fraksi PKS meminta dengan tegas agar PBB mengambil langkah konkrit berupa genjatan senjata segera dan permanen sehingga nyawa warga sipil umumnya dan anak-anak khususnya dapat diselamatkan. Fraksi PKS mendukung penuh langkah Perwakilan Tetap RI untuk PBB New York yang pada saat kunjungan ini baru saja mengusulkan dan menggolkan resolusi "Pentingnya Gencatan Senjata Segera di Gaza" di Sidang Majelis Umum PBB pada 11 Desember 2024.
"Fraksi PKS mengetuk rasa kemanusiaan dunia. Stop agresi Israel, stop segala bentuk pelanggaran berat terhadap anak termasuk penahanan, penculikan, hingga mutilasi yang dilakukan Israel. Kita semua berharap tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan di Palestina dan di berbagai belahan dunia," tegas Jazuli.
Perwakilan Khusus Sekjen PBB (SRSG) Untuk Isu Kekerasan Terhadap Anak mengapresiasi kepedulian Fraksi PKS terhadap permasalahan kekerasan anak-anak khususnya di wilayah konflik seperti di Palestina, Ukraina, dan Sudan.
Pablo Espienella dari SRSG PBB memiliki pandangan dan pemahaman yang sama dengan Fraksi PKS tentang pentingnya perlindungan dan penyelamatan anak-anak dari berbagai tindak kekerasan atas nama apa pun.
Dirinya juga sependapat pentingnya resolusi genjatan senjata segera dan permanen yang baru diputuskan Majelis Umum PBB antara lain atas usul Indonesia agar dapat menyelamatkan korban dan memutus lingkaran kekerasan terhadap anak-anak.
Dalam setiap peristiwa dunia apakah pandemi, perubahan iklim, hingga konflik dan peperangan anak-anak selalu menjadi korban yang terparah. Mereka yang tidak ada hubungannya dengan peristiwa tersebut justru menjadi korban yang paling memprihatinkan.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda