BRIN Sebut Galon Kuat Berbahan PC Ideal untuk Distribusi di Wilayah Indonesia
Senin, 09 Desember 2024 - 21:04 WIB
Selain itu, galon kuat berbahan PC juga dapat digunakan berulang kali, mendukung konservasi energi dan sumber daya, serta berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) FEB UI menyatakan konsumen memilih galon kuat berbahan PC untuk meminimalkan dampak lingkungan. Tanpa galon guna ulang, 7 dari 10 konsumen akan beralih ke kemasan sekali pakai, yang berpotensi meningkatkan sampah kemasan hingga 770.000 ton per tahun dan emisi plastik sebesar 1.655.500 ton per tahun.
Sementara, plastik berbahan PET memiliki bobotnya yang ringan, biaya produksi yang rendah, dan warnanya yang transparan. Kelebihan lain dari material PET ialah kemampuannya untuk didaur ulang menggunakan teknologi solid state polymerization (SSP), yang mengembalikan PET daur ulang menjadi setara dengan PET virgin, sehingga dapat digunakan kembali hingga 100% seperti produk awal.
"Kemajuan teknologi ini menjadi nilai tambah bagi PET karena semakin banyak konsumen yang menginginkan kemasan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, galon guna ulang PET menjadi solusi yang mendukung ekonomi sirkular dan mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku, karena dapat digunakan kembali dan didaur ulang dengan efisien," ucapnya.
Dari segi keamanan terhadap kesehatan, Syuhada menegaskan, baik kemasan PC dan PET telah diakui aman untuk kontak langsung dengan makanan dan minuman oleh otoritas berwenang seperti FDA di AS, European Food Safety Authority (EFSA), dan Badan POM. "Oleh karena itu, PC dan PET aman digunakan sebagai kemasan AMDK, asalkan kualitas kemasannya memenuhi standar yang berlaku dan melalui proses quality control (QC), pencucian, serta sterilisasi yang menyeluruh," katanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dong Wen-li dkk, yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Mechanics and Materials Vol 469 Tahun 2014, kata Syuhada, menunjukkan semakin lama penggunaan ulang wadah PC, migrasi kandungan bisphenol-A (BPA) pada temperatur kamar (normal) ke dalam air di dalam wadah PC cenderung berkurang secara linier, seiring dengan meningkatnya frekuensi penggunaan berulang wadah tersebut.
"Hal ini berarti, semakin sering dan semakin lama wadah itu digunakan, semakin kecil pula kemungkinan paparan BPA yang dapat terjadi, sehingga konsumen tidak perlu khawatir menggunakan wadah PC secara berulang," katanya.
Sementara itu, menurutnya, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Food Additives and Contaminants Vol 19, No 1/2002, menyimpulkan bahwa pencucian berulang wadah PET dan PC sebanyak 15 kali tidak mempengaruhi migrasi total dan migrasi spesifik dalam cairan simulan pangan non-AMDK, seperti asam, alkohol, dan lemak. "Hasil ini menunjukkan bahwa wadah PET dan PC tetap aman digunakan meskipun telah mengalami pencucian berulang kali," kata Syuhada.
Sementara, plastik berbahan PET memiliki bobotnya yang ringan, biaya produksi yang rendah, dan warnanya yang transparan. Kelebihan lain dari material PET ialah kemampuannya untuk didaur ulang menggunakan teknologi solid state polymerization (SSP), yang mengembalikan PET daur ulang menjadi setara dengan PET virgin, sehingga dapat digunakan kembali hingga 100% seperti produk awal.
"Kemajuan teknologi ini menjadi nilai tambah bagi PET karena semakin banyak konsumen yang menginginkan kemasan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, galon guna ulang PET menjadi solusi yang mendukung ekonomi sirkular dan mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku, karena dapat digunakan kembali dan didaur ulang dengan efisien," ucapnya.
Dari segi keamanan terhadap kesehatan, Syuhada menegaskan, baik kemasan PC dan PET telah diakui aman untuk kontak langsung dengan makanan dan minuman oleh otoritas berwenang seperti FDA di AS, European Food Safety Authority (EFSA), dan Badan POM. "Oleh karena itu, PC dan PET aman digunakan sebagai kemasan AMDK, asalkan kualitas kemasannya memenuhi standar yang berlaku dan melalui proses quality control (QC), pencucian, serta sterilisasi yang menyeluruh," katanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dong Wen-li dkk, yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Mechanics and Materials Vol 469 Tahun 2014, kata Syuhada, menunjukkan semakin lama penggunaan ulang wadah PC, migrasi kandungan bisphenol-A (BPA) pada temperatur kamar (normal) ke dalam air di dalam wadah PC cenderung berkurang secara linier, seiring dengan meningkatnya frekuensi penggunaan berulang wadah tersebut.
"Hal ini berarti, semakin sering dan semakin lama wadah itu digunakan, semakin kecil pula kemungkinan paparan BPA yang dapat terjadi, sehingga konsumen tidak perlu khawatir menggunakan wadah PC secara berulang," katanya.
Sementara itu, menurutnya, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Food Additives and Contaminants Vol 19, No 1/2002, menyimpulkan bahwa pencucian berulang wadah PET dan PC sebanyak 15 kali tidak mempengaruhi migrasi total dan migrasi spesifik dalam cairan simulan pangan non-AMDK, seperti asam, alkohol, dan lemak. "Hasil ini menunjukkan bahwa wadah PET dan PC tetap aman digunakan meskipun telah mengalami pencucian berulang kali," kata Syuhada.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda