Ancaman Nyata Megathrust, BNPB Beberkan Sejumlah Historis Gempa dan Tsunami

Senin, 09 September 2024 - 20:23 WIB
Isu potensi gempa dan tsunami di zona megathrust masih terus menjadi perhatian masyarakat dan hal ini tidak ada yang bisa memprediksi waktu terjadinya. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
JAKARTA - Isu potensi gempa dan tsunami di zona megathrust masih terus menjadi perhatian masyarakat. Meski begitu, ancaman nyata gempa dan tsunami di zona megathrust tidak ada yang bisa memprediksi waktu terjadinya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat tentang kesiapsiagaan. Pasalnya, ketika terjadi gempa dan memicu tsunami yang bisa dilakukan adalah evakuasi secepatnya.

"Intinya sebenarnya ketika kita berbicara megathrust, ketika kita berbicara tsunami yang harus kita lakukan adalah kita harus bisa evakuasi secepatnya karena karakteristiknya beda-beda,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, Senin (9/9/2024).



Aam pun mengatakan, BNPB telah melaksanakan simulasi terhadap ancaman gempa dan tsunami serentak di lima provinsi yang daerahnya berpotensi dilalui oleh megathrust.

"Kita melakukan secara serentak di lima provinsi yang juga sebenarnya daerah berpotensi merupakan daerah dilalui oleh megathrust mulai dari Barat Sumatera, Selatan Jawa, Selatan Nusa Tenggara," ucapnya.



Lebih lanjut Aam menyampaikan, tsunami tidak hanya dibangkitkan oleh gempa dengan kekuatan besar atau di atas Magnitudo 8. "Kalau kita lihat historis yang kita punya ada Banyuwangi 1994, ada Pangandaran 2006, ada Mentawai 2010, itu malah dibangkitkan oleh gempa-gempa M7,5 di bawah Magnitudo 8," jelasnya.

"Dan ini karakteristiknya beda-beda, gempa Mentawai, gempa Pangandaran, gempa Banyuwangi itu malah getaran gempa yang tidak dirasakan oleh masyarakat, tiba-tiba tsunami, secara sensitifnya kita menyebut itu tsunami earthquake, ada tsunami tetapi guncangan gempa ini tidak dirasakan. Beda dengan Aceh, Aceh kita sangat besar gempanya kemudian air surutnya sangat signifikan ada sampai 600 meter, ada yang 1 Km, kemudian masyarakat turun mengambil ikan, kemudian tsunaminya datang," ungkap Aam.

Aam pun mengatakan, banyak tsunami di Indonesia yang dibangkitkan oleh gempa kekuatan di bawah M8. "Tetapi yang lebih sering itu ada produk-produk tsunami yang justru lebih kecil yang dibangkitkan oleh gempa-gempa, mungkin kalau dalam dalam bidang saya, tsunami engineering itu kita sebut tsunami earthquake, M7,5 sampai 8 itu moderat earthquake ya. Di atas M8,5 baru kita bicara gempa besar, megathrust," tuturnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More