Wamenag Sebut Paradigma Pendidikan dengan Pendekatan Statis Sudah Tidak Relevan
Kamis, 15 Agustus 2024 - 16:06 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Agama ( Wamenag ) Saiful Rahmat Dasuki menyampaikan pandangannya terkait perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Perubahan mendasar terjadi dalam pendekatan pendidikan, khususnya metode disiplin yang diterapkan tenaga pendidik.
“Dulu, ketika guru memarahi atau menghukum kita secara fisik, orang tua kita cenderung mendukung tindakan tersebut. Namun, nilai-nilai tersebut kini telah berubah total,” katanya saat memberikan arahan pada penutupan Conference and Expose on Training yang digelar Balitbang Diklat di Surabaya, Kamis (15/8/2024).
Kegiatan penutupan perhelatan akbar ini, dihadiri ratusan tamu undangan, di antaranya Kakanwil Kementerian Agama Jawa Timur, Sekretaris Dirjen Bimas Katolik, Sekretaris Bimas Buddha serta kepala BDK, BLA, dan Loka Diklat, dan para kepala madrasah, serta para widyaiswara Kementerian Agama.
Wamenag dalam pesan pentingnya kepada seluruh penyelenggaran pendidikan dan pelatihan menegaskan segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun fisik, yang dilakukan oleh tenaga pendidik bisa berujung pada tindakan hukum jika dilaporkan oleh orang tua siswa.
"Ini adalah bukti bahwa nilai-nilai dan paradigma di masyarakat terus berkembang, dan kita tidak bisa lagi menggunakan pendekatan yang statis," ucapnya.
Acara yang mengusung tema Impactful and Enjoyful Learning ini, Wamenag juga menekankan pentingnya kenyamanan sebagai bagian dari metode pembelajaran yang dikembangkan, “Ini menjadi harapan baru bagi kita semua, terutama para tenaga pendidik, agar mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dan beradaptasi dengan nilai-nilai baru yang berkembang di masyarakat," tuturnya.
Tidak hanya itu, Wamenag juga mengingatkan pentingnya mempertahankan nilai-nilai lama yang masih relevan sambil menerima nilai-nilai baru yang lebih baik, dalam rangka membangun peradaban yang lebih maju, “Forum ini punya harapan dan keinginan untuk membangun karakter yang sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat kita," tegasnya.
Wamenag mengapresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh peserta yang tetap hadir hingga penutupan acara, sebagai bukti komitmen mereka terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan karakter Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) serta lembaga negara lainnya. Wamenag juga berharap agar Kementerian Agama terus berjaya dan menjadi garda terdepan dalam memajukan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
“Dulu, ketika guru memarahi atau menghukum kita secara fisik, orang tua kita cenderung mendukung tindakan tersebut. Namun, nilai-nilai tersebut kini telah berubah total,” katanya saat memberikan arahan pada penutupan Conference and Expose on Training yang digelar Balitbang Diklat di Surabaya, Kamis (15/8/2024).
Kegiatan penutupan perhelatan akbar ini, dihadiri ratusan tamu undangan, di antaranya Kakanwil Kementerian Agama Jawa Timur, Sekretaris Dirjen Bimas Katolik, Sekretaris Bimas Buddha serta kepala BDK, BLA, dan Loka Diklat, dan para kepala madrasah, serta para widyaiswara Kementerian Agama.
Wamenag dalam pesan pentingnya kepada seluruh penyelenggaran pendidikan dan pelatihan menegaskan segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun fisik, yang dilakukan oleh tenaga pendidik bisa berujung pada tindakan hukum jika dilaporkan oleh orang tua siswa.
"Ini adalah bukti bahwa nilai-nilai dan paradigma di masyarakat terus berkembang, dan kita tidak bisa lagi menggunakan pendekatan yang statis," ucapnya.
Acara yang mengusung tema Impactful and Enjoyful Learning ini, Wamenag juga menekankan pentingnya kenyamanan sebagai bagian dari metode pembelajaran yang dikembangkan, “Ini menjadi harapan baru bagi kita semua, terutama para tenaga pendidik, agar mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dan beradaptasi dengan nilai-nilai baru yang berkembang di masyarakat," tuturnya.
Tidak hanya itu, Wamenag juga mengingatkan pentingnya mempertahankan nilai-nilai lama yang masih relevan sambil menerima nilai-nilai baru yang lebih baik, dalam rangka membangun peradaban yang lebih maju, “Forum ini punya harapan dan keinginan untuk membangun karakter yang sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat kita," tegasnya.
Wamenag mengapresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh peserta yang tetap hadir hingga penutupan acara, sebagai bukti komitmen mereka terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan karakter Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) serta lembaga negara lainnya. Wamenag juga berharap agar Kementerian Agama terus berjaya dan menjadi garda terdepan dalam memajukan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
(cip)
tulis komentar anda