Momen Putu BKSAP Ajak Delegasi IPPP Belanja Batik di Sarinah
Kamis, 01 Agustus 2024 - 21:25 WIB
Diketahui, pada 2 Oktober 2009, Badan PBB untuk Pendudukan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan batik sebagai Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi dari Indonesia. Putu mengatakan, untuk memperkuat hubungan khususnya dengan negara-negara pasifik, Parlemen Indonesia bersama parlemen negara kepulauan pasifik berkomitmen untuk terus mengawal perdamaian dan keamanan (peace and security) kawasan.
Selain itu juga mendorong trade dan kerja sama ekonomi yang sustainable dan inklusif sesuai dengan konsep green economy, termasuk investasi hijau dalam pencapaian sustainable development goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan. “Kemudian berikutnya adalah hubungan socio-cultural, di mana kita ingin masyarakat kedua kawasan meningkatkan hubungan people-to-people, salah satunya melalui budaya maupun pariwisata,” ujar Ketua Asosiasi Museum Indonesia ini.
Putu pun mengajak Lord Fakafanua makan siang Bebek Bali Bumbungan di Sarinah. Putu menyampaikan hal ini dilakukan sebagai komitmen untuk membangun hubungan baik dengan mereka. Sebab, kata dia, diplomasi itu tidak selalu dilakukan dalam ruang pertemuan formal, tapi melalui dialog antarbudaya bisa mempererat hubungan antarbangsa.
“Kita ingin menunjukkan bahwa diplomasi tidak hanya sekadar di ruang pertemuan formal, tapi justru diplomasi juga menghadirkan atau menunjukkan kepada mereka kekayaan seni budaya Indonesia, kuliner untuk mempererat hubungan. Jika kita kenal, kita semakin sayang. Jika pada ujungnya kita bisa menunjukkan budaya kita, justru respek akan terbangun,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, setelah respek terbangun, hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik itu akan menemukan mutual respek. “Akhirnya mereka juga akan memberikan penghormatan yang tinggi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan memberikan komitmennya untuk terus menjaga keutuhan NKRI,” pungkasnya.
Selain itu juga mendorong trade dan kerja sama ekonomi yang sustainable dan inklusif sesuai dengan konsep green economy, termasuk investasi hijau dalam pencapaian sustainable development goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan. “Kemudian berikutnya adalah hubungan socio-cultural, di mana kita ingin masyarakat kedua kawasan meningkatkan hubungan people-to-people, salah satunya melalui budaya maupun pariwisata,” ujar Ketua Asosiasi Museum Indonesia ini.
Putu pun mengajak Lord Fakafanua makan siang Bebek Bali Bumbungan di Sarinah. Putu menyampaikan hal ini dilakukan sebagai komitmen untuk membangun hubungan baik dengan mereka. Sebab, kata dia, diplomasi itu tidak selalu dilakukan dalam ruang pertemuan formal, tapi melalui dialog antarbudaya bisa mempererat hubungan antarbangsa.
“Kita ingin menunjukkan bahwa diplomasi tidak hanya sekadar di ruang pertemuan formal, tapi justru diplomasi juga menghadirkan atau menunjukkan kepada mereka kekayaan seni budaya Indonesia, kuliner untuk mempererat hubungan. Jika kita kenal, kita semakin sayang. Jika pada ujungnya kita bisa menunjukkan budaya kita, justru respek akan terbangun,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, setelah respek terbangun, hubungan antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik itu akan menemukan mutual respek. “Akhirnya mereka juga akan memberikan penghormatan yang tinggi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan memberikan komitmennya untuk terus menjaga keutuhan NKRI,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda