Kutuk Tewasnya Ismail Haniyeh, Wapres: Dia Pejuang Kemerdekaan Palestina

Kamis, 01 Agustus 2024 - 13:45 WIB
Wapres KH Maruf Amin mengutuk tewasnya pimpinan senior Hamas Ismail Haniyeh usai menghadiri acara di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat menuju Jakarta, Kamis (1/8/2024). Foto: SINDOnews/Binti Mufarida
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin mengutuk tewasnya pimpinan senior Hamas Ismail Haniyeh akibat serangan udara Israel saat melakukan kunjungan resmi di Teheran, Iran.

Dia mengungkapkan Ismail merupakan seorang pejuang yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. Hal itu diungkapkan Wapres dalam perjalanan Kereta Cepat atau Whoosh Jakarta-Bandung usai menghadiri acara di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat menuju Jakarta, Kamis (1/8/2024).



“Saya melihatnya pejuang kemerdekaan yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel,” ujar Maruf.



“Dan tentu bagi kita Indonesia juga kehilangan seorang pejuang, pejuang kemerdekaan. Karena itu kami ikut berduka cita,” tambahnya.

Dia mengkhawatirkan kejadian ini menyulut ketegangan kembali antara Israel dan Palestina, khususnya solusi dua negara atau two state solution.

“Saya kira banyak pihak dan saya mengkhawatirkan kejadian ini dapat menyulut ketegangan kemudian juga bisa-bisa sampai juga mengganggu upaya perdamaian yang sudah mulai dekat,” katanya.

“Dengan pembunuhan ini, kematian yang diakibatkan pembunuhan bisa-bisa menjadi rencana perundingan itu mentah kembali. Karena masalahnya kan di tengah-tengah upaya perundingan terjadi pembunuhan. Ini bisa memicu ketegangan lebih besar di Timur Tengah,” ujar Maruf.

“Karena itu, kita mengharapkan pihak yang berusaha mencegah agar tidak terjadinya konflik lebih besar lagi dan supaya perdamaian terus diusahakan jangan sampai itu (konflik berlanjut),” sambungnya.

Wapres juga menyayangkan cara Israel yang telah melakukan genosida kepada Palestina. Bahkan, membunuh pimpinan Hamas yang akan menghadiri pelantikan Presiden Iran.

“Kita sangat menyayangkan cara-cara Israel yang juga sudah membunuh rakyat, sudah melakukan genosida juga membunuh pemimpin. Jadi negara lain sedang melakukan, menghadiri pelantikan Presiden Iran, itu saya kira tidak etis mencari cara-cara seperti itu,” ungkapnya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More