Belum Beri Pengaruh ke Pemerintah, KAMI Dinilai Baru Punya Kekuatan Wacana
Minggu, 23 Agustus 2020 - 19:45 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menilai Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sejauh ini baru memiliki kekuatan wacana. Sehingga, belum memiliki pengaruh besar terhadap Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Qodari mengungkapkan kekuatan itu ada tiga, yaitu di wacana, parlemen, dan grassroot atau akar rumput. "Saya lihat KAMI ini baru punya kekuatan wacana. Artinya, dia bisa memengaruhi wacana yang berkembang di media massa, maupun media sosial. Ide gerakan kritikan, masukan-masukan itu bisa masuk ke media massa dan media sosial. Karena anggotanya, para tokoh yang notabene diperhatikan dan punya nilai berita," ujar Qodari, Minggu (23/8/2020). (Baca juga: Gatot Nurmantyo Tegaskan KAMI Tak Akan Menjadi Partai Politik)
Dia mengatakan, kekuatan wacana yang dimiliki KAMI karena sebagian tokohnya mempunyai latar belakang intelektual seperti Din Syamsuddin, Refly Harun dan Muhammad Said Didu. Sejumlah tokoh lainnya pernah punya jabatan atau dianggap punya pengikut, seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Mantan Menteri Kehutanan MS Kaban. (Baca juga: Din Syamsuddin Ingatkan Pendukung KAMI Waspadai Provokasi dan Intimidasi)
Dia berpendapat, walaupun banyak tokoh yang memiliki nama besar, KAMI tidak memiliki basis akar rumput yang kuat. "Sebetulnya, para tokoh yang ada di KAMI, pada hari ini, notabennya bukan punya kaki yang kuat di grassroot. Tokoh menonjol seperti Pak Din Syamsuddin, memang pernah jadi ketua PP Muhammadiyah. Tapi sekarang dia bukan lagi ketua umum, jadi terbatas (gerak KAMI), sementara MS Kaban bukan lagi ketua partai dan PBB tidak memiliki kursi di DPR RI," tuturnya.
Dia mengatakan, wacana menjadi kekuatan yang paling lemah di antara kekuatan di parlemen atau di akar rumput. Kecuali saat pemilu yang bisa mengubah konstelasi partai dengan suara. "Kekuatan wacana itu paling lemah, Apalagi jarak ke pemilu masih jauh. Makin dekat pemilu, mungkin kekuatan wacana bisa lebih besar karena memengaruhi konstelasi politik," imbuhnya.
Dirinya menilai gerakan KAMI tidak memberikan pengaruh besar terhadap Pemerintahan Jokowi mengingat lemahnya kekuatan di parlemen dan akar rumput yang memiliki dampak terhadap arah kebijakan pemerintah. “Kekuatan yang paling berpengaruh terhadap kebijakan, arah kebijakan, orientasi kebijakan bahkan pergantian personalia (reshuffle) itu ada di kekuatan parlemen dan grassroot, kedua kekuatan itu tidak dimiliki KAMI, sehingga pengaruh terhadap pemerintahan Jokowi cenderung kecil,” katanya.
Sekadar diketahui, KAMI telah menggelar deklarasi di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa 18 Agustus 2020. Sejumlah tokoh hadir dalam acara itu, di antaranya Din Syamsuddin, MS Kaban, Gatot Nurmantyo, Moh. Jumhur Hidayat, Ahmad Yani, Rocky Gerung, Tamsil Linrung, Rachmawati Soekarnoputri, Andrianto SIP, Ichsanuddin Noorsy, Ilham Bintang, Syahganda Nainggolan, Refly Harun, Said Didu dan Titiek Soeharto. Rico Afrido Simanjuntak
Qodari mengungkapkan kekuatan itu ada tiga, yaitu di wacana, parlemen, dan grassroot atau akar rumput. "Saya lihat KAMI ini baru punya kekuatan wacana. Artinya, dia bisa memengaruhi wacana yang berkembang di media massa, maupun media sosial. Ide gerakan kritikan, masukan-masukan itu bisa masuk ke media massa dan media sosial. Karena anggotanya, para tokoh yang notabene diperhatikan dan punya nilai berita," ujar Qodari, Minggu (23/8/2020). (Baca juga: Gatot Nurmantyo Tegaskan KAMI Tak Akan Menjadi Partai Politik)
Dia mengatakan, kekuatan wacana yang dimiliki KAMI karena sebagian tokohnya mempunyai latar belakang intelektual seperti Din Syamsuddin, Refly Harun dan Muhammad Said Didu. Sejumlah tokoh lainnya pernah punya jabatan atau dianggap punya pengikut, seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Mantan Menteri Kehutanan MS Kaban. (Baca juga: Din Syamsuddin Ingatkan Pendukung KAMI Waspadai Provokasi dan Intimidasi)
Dia berpendapat, walaupun banyak tokoh yang memiliki nama besar, KAMI tidak memiliki basis akar rumput yang kuat. "Sebetulnya, para tokoh yang ada di KAMI, pada hari ini, notabennya bukan punya kaki yang kuat di grassroot. Tokoh menonjol seperti Pak Din Syamsuddin, memang pernah jadi ketua PP Muhammadiyah. Tapi sekarang dia bukan lagi ketua umum, jadi terbatas (gerak KAMI), sementara MS Kaban bukan lagi ketua partai dan PBB tidak memiliki kursi di DPR RI," tuturnya.
Dia mengatakan, wacana menjadi kekuatan yang paling lemah di antara kekuatan di parlemen atau di akar rumput. Kecuali saat pemilu yang bisa mengubah konstelasi partai dengan suara. "Kekuatan wacana itu paling lemah, Apalagi jarak ke pemilu masih jauh. Makin dekat pemilu, mungkin kekuatan wacana bisa lebih besar karena memengaruhi konstelasi politik," imbuhnya.
Dirinya menilai gerakan KAMI tidak memberikan pengaruh besar terhadap Pemerintahan Jokowi mengingat lemahnya kekuatan di parlemen dan akar rumput yang memiliki dampak terhadap arah kebijakan pemerintah. “Kekuatan yang paling berpengaruh terhadap kebijakan, arah kebijakan, orientasi kebijakan bahkan pergantian personalia (reshuffle) itu ada di kekuatan parlemen dan grassroot, kedua kekuatan itu tidak dimiliki KAMI, sehingga pengaruh terhadap pemerintahan Jokowi cenderung kecil,” katanya.
Sekadar diketahui, KAMI telah menggelar deklarasi di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa 18 Agustus 2020. Sejumlah tokoh hadir dalam acara itu, di antaranya Din Syamsuddin, MS Kaban, Gatot Nurmantyo, Moh. Jumhur Hidayat, Ahmad Yani, Rocky Gerung, Tamsil Linrung, Rachmawati Soekarnoputri, Andrianto SIP, Ichsanuddin Noorsy, Ilham Bintang, Syahganda Nainggolan, Refly Harun, Said Didu dan Titiek Soeharto. Rico Afrido Simanjuntak
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda