Jokowi: Dunia Menuju pada Neraka Iklim
Jum'at, 14 Juni 2024 - 12:01 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menyatakan dunia saat ini menuju ke neraka iklim. Hal itu dibuktikan dengan gelombang panas yang dirasakan masyarakat dalam setahun terakhir.
"Saya kira Bapak Ibu semuanya sudah mendengar warning dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim, ngeri, neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi pada 5 tahun ke depan. Hati-hati," kata Jokowi dalam sambutannya pada Peresmian Pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award di Istana Negara, Jumat (14/6/2024).
Jokowi mengatakan, setahun masyarakat Indonesia termasuk dirinya tengah merasakan betul adanya gelombang panas. Tidak hanya di Indonesia, Jokowi menyebut panas di India mencapai 50 derajat Celsius, bahkan di Myanmar 45,8 derajat Celsius.
"Kalau orang panas mungkin bisa masuk ke rumah, berteduh, bisa. Tapi urusan pangan, hati-hati masalah ini," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, FAO menyebut jika suhu panas terus-menerus didiamkan dan tidak ada pergerakan, maka pada tahun 2050 dunia akan mengalami kelaparan berat.
"Ini yang harus direncanakan, diantisipasi sejak mulai sekarang. Karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, nggak ada air. Dan akan masuk kepada tadi kekurangan pangan," jelasnya.
Maka dari itu, Jokowi mewanti-wanti kepada semua pihak agar tidak bermain-main dengan urusan kekeringan. Sebab, katanya, akan berdampak pada produksi yang berkurang serta stok yang tidak ada mengakibatkan kenaikan inflasi.
"Dan itu adalah urusan kehidupan, urusan kehidupan manusia. Sekali lagi begitu produksi karena panas, urusan air gak kita urus, produksi turun, stok menipis, otomatis harga pasti naik, otomatis juga inflasi pasti akan naik lagi. Rentetan ini yang harus diantisipasi, direncanakan dan korbannya sekali lagi rakyat," ujarnya.
"Saya kira Bapak Ibu semuanya sudah mendengar warning dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim, ngeri, neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi pada 5 tahun ke depan. Hati-hati," kata Jokowi dalam sambutannya pada Peresmian Pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award di Istana Negara, Jumat (14/6/2024).
Jokowi mengatakan, setahun masyarakat Indonesia termasuk dirinya tengah merasakan betul adanya gelombang panas. Tidak hanya di Indonesia, Jokowi menyebut panas di India mencapai 50 derajat Celsius, bahkan di Myanmar 45,8 derajat Celsius.
"Kalau orang panas mungkin bisa masuk ke rumah, berteduh, bisa. Tapi urusan pangan, hati-hati masalah ini," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, FAO menyebut jika suhu panas terus-menerus didiamkan dan tidak ada pergerakan, maka pada tahun 2050 dunia akan mengalami kelaparan berat.
"Ini yang harus direncanakan, diantisipasi sejak mulai sekarang. Karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, nggak ada air. Dan akan masuk kepada tadi kekurangan pangan," jelasnya.
Maka dari itu, Jokowi mewanti-wanti kepada semua pihak agar tidak bermain-main dengan urusan kekeringan. Sebab, katanya, akan berdampak pada produksi yang berkurang serta stok yang tidak ada mengakibatkan kenaikan inflasi.
"Dan itu adalah urusan kehidupan, urusan kehidupan manusia. Sekali lagi begitu produksi karena panas, urusan air gak kita urus, produksi turun, stok menipis, otomatis harga pasti naik, otomatis juga inflasi pasti akan naik lagi. Rentetan ini yang harus diantisipasi, direncanakan dan korbannya sekali lagi rakyat," ujarnya.
(abd)
tulis komentar anda