Pemda Didorong Manfaatkan Klinik Inovasi Daerah untuk Gali Potensi Lokal
Selasa, 11 Juni 2024 - 19:49 WIB
JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengajak pemerintah daerah (Pemda) memanfaatkan klinik inovasi daerah sebagai wadah strategis dalam menggali dan mengembangkan potensi lokal. Keberadaan klinik inovasi akan sangat membantu perangkat daerah untuk memecahkan masalah yang kompleks hingga berkontribusi pada pengembangan ide maupun potensi lokal.
Ajakan ini disampaikan Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo saat menjadi keynote speech dalam acara Launching Klinik Inovasi Provinsi Sultra Tahun 2024 di Kendari, Selasa (11/6/2024).
"Kami sangat mengapresiasi atas launching-nya klinik inovasi ini, artinya ini menandakan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mengakselerasi inovasi di daerahnnya menjadi semakin baik," kata Yusharto dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, keberadaan klinik inovasi akan sangat membantu perangkat daerah di lingkungan Provinsi Sultra untuk memecahkan masalah yang kompleks hingga berkontribusi pada pengembangan ide maupun potensi lokal. Melalui klinik inovasi, perangkat daerah juga dapat mengembangkan metode kreatif untuk mendukung budaya inovasi.
"Hadirnya klinik inovasi diharapkan menjadi mesin penggerak, bukan hanya lompatan predikat tetapi juga kemanfaatan inovasi daerah yang semakin luas," katanya.
Yusharto mengungkapkan, pada 2023 Pemprov Sultra telah melaporkan 6 inovasi ke Kemendagri melalui BSKDN. Berdasarkan laporan tersebut, diperoleh skor pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) sebesar 32,85 atau berpredikat kurang inovatif. Sejalan dengan itu, guna meningkatkan pelaporan inovasi, Yusharto mengimbau agar Pemprov Sultra dapat melakukan replikasi inovasi. Menurutnya, replikasi inilah yang memungkinkan inovasi dapat bermanfaat secara terus menerus dan kontekstual.
"Daerah dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk melakukan replikasi, satu di antaranya aplikasi yang kami kembangkan yakni Tuxedovation yang telah memuat 14.000 data inovasi yang dapat diakses dan menjadi inspirasi daerah untuk meningkatkan inovasi," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Yusharto mengatakan, untuk memaksimalkan pengembangan potensi lokal, diperlukan kerja sama multiple helix yang melibatkan banyak pihak baik pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat hingga unsur media. Melalui kerja sama tersebut, Yusharto berharap Pemprov Sultra dapat membangun ekosistem inovasi yang kuat dan berkesinambungan.
"Sehingga dengan mendayagunakan potensi daerah secara cermat, Pemprov Sultra dapat memberikan terobosan- terobosan yang dapat meningkatkan daya saing daerahnya di waktu-waktu yang akan datang," katanya.
Ajakan ini disampaikan Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo saat menjadi keynote speech dalam acara Launching Klinik Inovasi Provinsi Sultra Tahun 2024 di Kendari, Selasa (11/6/2024).
"Kami sangat mengapresiasi atas launching-nya klinik inovasi ini, artinya ini menandakan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mengakselerasi inovasi di daerahnnya menjadi semakin baik," kata Yusharto dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, keberadaan klinik inovasi akan sangat membantu perangkat daerah di lingkungan Provinsi Sultra untuk memecahkan masalah yang kompleks hingga berkontribusi pada pengembangan ide maupun potensi lokal. Melalui klinik inovasi, perangkat daerah juga dapat mengembangkan metode kreatif untuk mendukung budaya inovasi.
"Hadirnya klinik inovasi diharapkan menjadi mesin penggerak, bukan hanya lompatan predikat tetapi juga kemanfaatan inovasi daerah yang semakin luas," katanya.
Yusharto mengungkapkan, pada 2023 Pemprov Sultra telah melaporkan 6 inovasi ke Kemendagri melalui BSKDN. Berdasarkan laporan tersebut, diperoleh skor pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) sebesar 32,85 atau berpredikat kurang inovatif. Sejalan dengan itu, guna meningkatkan pelaporan inovasi, Yusharto mengimbau agar Pemprov Sultra dapat melakukan replikasi inovasi. Menurutnya, replikasi inilah yang memungkinkan inovasi dapat bermanfaat secara terus menerus dan kontekstual.
"Daerah dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk melakukan replikasi, satu di antaranya aplikasi yang kami kembangkan yakni Tuxedovation yang telah memuat 14.000 data inovasi yang dapat diakses dan menjadi inspirasi daerah untuk meningkatkan inovasi," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Yusharto mengatakan, untuk memaksimalkan pengembangan potensi lokal, diperlukan kerja sama multiple helix yang melibatkan banyak pihak baik pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat hingga unsur media. Melalui kerja sama tersebut, Yusharto berharap Pemprov Sultra dapat membangun ekosistem inovasi yang kuat dan berkesinambungan.
"Sehingga dengan mendayagunakan potensi daerah secara cermat, Pemprov Sultra dapat memberikan terobosan- terobosan yang dapat meningkatkan daya saing daerahnya di waktu-waktu yang akan datang," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda