Survei Pilkada 2024: Anies Tertinggal, Ahok Dominasi Persepsi Publik Jakarta
Kamis, 06 Juni 2024 - 17:47 WIB
JAKARTA - Tiga mantan gubernur yang diperkirakan mencalonkan diri kembali, yaitu Anies Baswedan (Jakarta), Wahidin Halim (Banten), dan Edy Rahmayadi (Sumatera Utara), tidak dipersepsikan publik sebagai kandidat terkuat. Ketiganya masih tertinggal dari tokoh lain yang disebut-sebut akan maju sebagai penantang.
Di Pilkada Jakarta, nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendominasi persepsi publik 33,2%. Di Pilkada Banten, Airin Rachmi Diany memimpin dengan 32,8%, sedangkan Bobby Afif Nasution dipersepsikan publik sebagai kandidat terkuat di Pilkada Sumut (42,1%).
Persepsi publik itu diketahui dari pengukuran yang dilakukan KIC pada periode 3-9 2024. Selain tiga provinsi tersebut, survei juga dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. Berbeda dengan temuan di Jakarta, Banten, dan Sumut, para mantan gubernur dan satu petahana di lima provinsi lainnya dianggap paling cocok untuk kembali menjabat.
Di Jawa Barat, Ridwan Kamil dipersepsikan paling pantas oleh 39,5% reponden survei. Adapun Taj Yasin Maimoen di Jawa Tengah (20.4%), Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur (43,3%), Andi Sudirman Sulaiman di Sulawesi Selatan dinilai pantas menjadi gubernur (23,8%), dan Mahyeldi Ansharullah yang masih berstatus petahana di Sumatera Barat Barat (38,3%).
"Temuan tersebut sejalan dengan kepuasan kinerja gubernur, para mantan atau petahana yang dinilai paling pantas menjadi gubernur lagi memiliki nilai kepuasan di atas 80%. Namun, di tiga provinsi tersebut nilai kepuasan mereka di rentang 50-60%," kata Survey Manager KIC, Satria Triputra Wisnumurti saat peluncuran dan diskusi Rilis Survei Persepsi Publik Terhadap Pilkada di 8 Provinsi di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Selain persepsi terhadap calon gubernur dan kinerja gubernur, hasil survei memperlihatkan masih ada sebagian publik yang belum mengetahui pelaksanaan Pilkada 2024. Sebanyak 18,3% responden menjawab bahwa pilkada akan berlangsung pada 27 September dan 19,0% menjawab 27 Oktober 2024. Sedangkan 62,6% menjawab benar, 27 November 2024. Dalam hal penggunaan hak pilih, mayoritas (93,4%) responden akan mencoblos. Hanya sebagian kecil (6,6%) yang tidak akan mencoblos.
Satria mengatakan, survei online pilkada di delapan provinsi yang digelar bertujuan menggali persepsi publik mengenai Pilkada 2024 yang akan datang. Menurutnya, delapan provinsi tersebut dianggap strategis karena biasanya kepemimpinan nasional berasal dari provinsi-provinsi tersebut. Selain itu, jumlah DPT di delapan provinsi tersebut termasuk yang paling besar sehingga kemenangan pilkada di derah tersebut dianggap mengamankan kemenangan pilpres.
Di Pilkada Jakarta, nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendominasi persepsi publik 33,2%. Di Pilkada Banten, Airin Rachmi Diany memimpin dengan 32,8%, sedangkan Bobby Afif Nasution dipersepsikan publik sebagai kandidat terkuat di Pilkada Sumut (42,1%).
Persepsi publik itu diketahui dari pengukuran yang dilakukan KIC pada periode 3-9 2024. Selain tiga provinsi tersebut, survei juga dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. Berbeda dengan temuan di Jakarta, Banten, dan Sumut, para mantan gubernur dan satu petahana di lima provinsi lainnya dianggap paling cocok untuk kembali menjabat.
Di Jawa Barat, Ridwan Kamil dipersepsikan paling pantas oleh 39,5% reponden survei. Adapun Taj Yasin Maimoen di Jawa Tengah (20.4%), Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur (43,3%), Andi Sudirman Sulaiman di Sulawesi Selatan dinilai pantas menjadi gubernur (23,8%), dan Mahyeldi Ansharullah yang masih berstatus petahana di Sumatera Barat Barat (38,3%).
"Temuan tersebut sejalan dengan kepuasan kinerja gubernur, para mantan atau petahana yang dinilai paling pantas menjadi gubernur lagi memiliki nilai kepuasan di atas 80%. Namun, di tiga provinsi tersebut nilai kepuasan mereka di rentang 50-60%," kata Survey Manager KIC, Satria Triputra Wisnumurti saat peluncuran dan diskusi Rilis Survei Persepsi Publik Terhadap Pilkada di 8 Provinsi di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Selain persepsi terhadap calon gubernur dan kinerja gubernur, hasil survei memperlihatkan masih ada sebagian publik yang belum mengetahui pelaksanaan Pilkada 2024. Sebanyak 18,3% responden menjawab bahwa pilkada akan berlangsung pada 27 September dan 19,0% menjawab 27 Oktober 2024. Sedangkan 62,6% menjawab benar, 27 November 2024. Dalam hal penggunaan hak pilih, mayoritas (93,4%) responden akan mencoblos. Hanya sebagian kecil (6,6%) yang tidak akan mencoblos.
Satria mengatakan, survei online pilkada di delapan provinsi yang digelar bertujuan menggali persepsi publik mengenai Pilkada 2024 yang akan datang. Menurutnya, delapan provinsi tersebut dianggap strategis karena biasanya kepemimpinan nasional berasal dari provinsi-provinsi tersebut. Selain itu, jumlah DPT di delapan provinsi tersebut termasuk yang paling besar sehingga kemenangan pilkada di derah tersebut dianggap mengamankan kemenangan pilpres.
Kader Partai Lebih Banyak Dipilih
Temuan survei yang tak kalah penting terkait dengan anggota kepartaian kandidat dan personal kandidat. Alasan utama responden memilih kandidat adalah karena personal kandidat (76,6%), sebagian kecil karena diusung partai pilihan (7,7%), dan karena diusung oleh ketua umum partai idola (4,7%). Meskipun alasan utama memilih kandidat bukan karena parpol dan ketum parpol, kandidat yang merupakan kader partai paling banyak dipilih (53,3%). Sedangkan yang bukan kader partai dipilih oleh 41,1%.
tulis komentar anda