Menlu Retno: Ada Utang yang Belum Kita Bayar Yaitu Kemerdekaan Palestina
Kamis, 06 Juni 2024 - 13:31 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan di tengah situasi dunia saat ini, kerja sama antar-negara Asia dan Afrika sangat diperlukan. Menurutnya, diperlukan kerja sama antar negara untuk membangun masa depan yang damai.
Hal ini disampaikan Menlu Retno, menjelang peringatan ke-70 KAA tahun depan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggelar diskusi bertajuk Road to Platinum Jubilee di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
"Saat ini dunia menghadapi marabahaya. Rasa saling percaya luntur, penghormatan terhadap kedaulatan dan hukum internasional menurun, dan resolusi damai untuk berbagai konflik seperti yang terjadi di Gaza belum tampak hasilnya," ucapnya.
"Kerja sama antara Asia dan Afrika sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan dan membangun masa depan yang damai," tambah Menlu Retno.
Melalui Konferensi Asia Afrika (KAA), para pendiri bangsa telah menanamkan 'benih' kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam Spirit Bandung. Sekarang 'benih' tersebut telah berkembang menjadi 'pohon'.
Menlu menyampaikan tiga hal untuk menyuburkan 'pohon' kerja sama Asia-Afrika. Pertama, memastikan 'akar' keadilan dan kemanusiaan global. Keadilan dan kemanusiaan saat ini hilang bagi rakyat Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel.
"Ada satu utang yang belum kita bayar, yaitu kemerdekaan Palestina. Indonesia akan terus lakukan berbagai upaya untuk membantu rakyat Palestina, termasuk melalui Mahkamah Internasional, OKI, dan PBB, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan melalui UNWRA," tegas Menlu.
Kedua, meningkatkan "batang" inklusivitas. Tantangan-tantangan global tidak dapat diatasi jika negara-negara besar hanya peduli kepentingan pribadi dan dunia masih terbelah antara Utara dan Selatan. Spirit Bandung dapat memberikan arah untuk kerja sama yang lebih adil dan penguatan multilateralisme.
"Platinum jubilee tahun depan harus jadi pengingat bahwa inklusivitas harus jadi DNA kerja sama kita," ujar Menlu.
Ketiga, menumbuhkan "cabang" solidaritas dalam menjaga hak atas pembangunan. Global South harus dapat mendorong solidaritas dalam memajukan hak atas pembangunan guna mencapai lompatan kemakmuran, termasuk melalui hilirisasi.
"Kita harus menjaga 'pohon' kerja sama Asia-Afrika sebagai tumpuan untuk masa depan kita," tutupnya.
Hal ini disampaikan Menlu Retno, menjelang peringatan ke-70 KAA tahun depan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggelar diskusi bertajuk Road to Platinum Jubilee di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
"Saat ini dunia menghadapi marabahaya. Rasa saling percaya luntur, penghormatan terhadap kedaulatan dan hukum internasional menurun, dan resolusi damai untuk berbagai konflik seperti yang terjadi di Gaza belum tampak hasilnya," ucapnya.
"Kerja sama antara Asia dan Afrika sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan dan membangun masa depan yang damai," tambah Menlu Retno.
Melalui Konferensi Asia Afrika (KAA), para pendiri bangsa telah menanamkan 'benih' kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam Spirit Bandung. Sekarang 'benih' tersebut telah berkembang menjadi 'pohon'.
Menlu menyampaikan tiga hal untuk menyuburkan 'pohon' kerja sama Asia-Afrika. Pertama, memastikan 'akar' keadilan dan kemanusiaan global. Keadilan dan kemanusiaan saat ini hilang bagi rakyat Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel.
"Ada satu utang yang belum kita bayar, yaitu kemerdekaan Palestina. Indonesia akan terus lakukan berbagai upaya untuk membantu rakyat Palestina, termasuk melalui Mahkamah Internasional, OKI, dan PBB, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan melalui UNWRA," tegas Menlu.
Kedua, meningkatkan "batang" inklusivitas. Tantangan-tantangan global tidak dapat diatasi jika negara-negara besar hanya peduli kepentingan pribadi dan dunia masih terbelah antara Utara dan Selatan. Spirit Bandung dapat memberikan arah untuk kerja sama yang lebih adil dan penguatan multilateralisme.
"Platinum jubilee tahun depan harus jadi pengingat bahwa inklusivitas harus jadi DNA kerja sama kita," ujar Menlu.
Ketiga, menumbuhkan "cabang" solidaritas dalam menjaga hak atas pembangunan. Global South harus dapat mendorong solidaritas dalam memajukan hak atas pembangunan guna mencapai lompatan kemakmuran, termasuk melalui hilirisasi.
"Kita harus menjaga 'pohon' kerja sama Asia-Afrika sebagai tumpuan untuk masa depan kita," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda