Risiko Mematikan, RSV Penyebab Pneumonia Utama pada Balita
Minggu, 02 Juni 2024 - 16:42 WIB
"Ini artinya risiko terkena RSV lebih tinggi pada bayi prematur. Sedangkan Indonesia memiliki angka kelahiran prematur yang tinggi sekitar 10%,” kata Cissy.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi angka kelahiran prematur di Indonesia tahun 2018 sebanyak 29,5 persen per 1.000 kelahiran hidup. Indonesia berada pada posisi ke-5 tertinggi di dunia untuk persalinan prematur sekitar 657.700 kasus.
Dia menilai penting bagi masyarakat untuk mengetahui apa itu RSV dan juga pentingnya mencegah kelahiran prematur untuk mengurangi risiko kematian bayi. Satu hal lain yang harus diwaspadai adalah bahwa pneumonia akibat virus biasanya tidak menimbulkan gejala berat, namun secara penyembuhan membutuhkan waktu lebih lama.
Penularan pneumonia bisa terjadi melalui dropet atau percikan air liur. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mencuci tangan, menjaga sirkulasi udara di rumah, mengurangi paparan polusi udara, dan memberikan monoclonal antibodi untuk bayi, terutama bayi prematur.
Adapun kekebalan untuk penyakit pneumonia karena infeksi bakteria bisa didapat melalui vaksin DPT, Hepatitis B dan A, serta HiB. Sedangkan, pneumonia akibat infeksi virus adalah vaksin Polio, MR/MMR, dengue, influenza dan cacar air, yang dapat melindungi anak dari penyakit ini.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) sudah merekomendasikan perlindungan bayi dengan antibodi monoklonal RSV. "Untuk itu penting bagi pemerintah dan kita semua meningkatkan upaya untuk menjaga kesehatan bayi prematur agar tetap sehat, edukasi pencegahan pneumonia, serta meningkatkan daya tahan tubuh bayi dengan imunisasi sesuai jadwal,” ungkap Cissy.
Lihat Juga: 5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi, Perindo: Memprihatinkan, Kemiskinan Jadi Penyebabnya
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi angka kelahiran prematur di Indonesia tahun 2018 sebanyak 29,5 persen per 1.000 kelahiran hidup. Indonesia berada pada posisi ke-5 tertinggi di dunia untuk persalinan prematur sekitar 657.700 kasus.
Dia menilai penting bagi masyarakat untuk mengetahui apa itu RSV dan juga pentingnya mencegah kelahiran prematur untuk mengurangi risiko kematian bayi. Satu hal lain yang harus diwaspadai adalah bahwa pneumonia akibat virus biasanya tidak menimbulkan gejala berat, namun secara penyembuhan membutuhkan waktu lebih lama.
Penularan pneumonia bisa terjadi melalui dropet atau percikan air liur. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mencuci tangan, menjaga sirkulasi udara di rumah, mengurangi paparan polusi udara, dan memberikan monoclonal antibodi untuk bayi, terutama bayi prematur.
Adapun kekebalan untuk penyakit pneumonia karena infeksi bakteria bisa didapat melalui vaksin DPT, Hepatitis B dan A, serta HiB. Sedangkan, pneumonia akibat infeksi virus adalah vaksin Polio, MR/MMR, dengue, influenza dan cacar air, yang dapat melindungi anak dari penyakit ini.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) sudah merekomendasikan perlindungan bayi dengan antibodi monoklonal RSV. "Untuk itu penting bagi pemerintah dan kita semua meningkatkan upaya untuk menjaga kesehatan bayi prematur agar tetap sehat, edukasi pencegahan pneumonia, serta meningkatkan daya tahan tubuh bayi dengan imunisasi sesuai jadwal,” ungkap Cissy.
Lihat Juga: 5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi, Perindo: Memprihatinkan, Kemiskinan Jadi Penyebabnya
(jon)
tulis komentar anda