Kemenkes Koordinasi dengan Arab Saudi Antisipasi Penularan MERS-CoV saat Musim Haji 2024
Sabtu, 18 Mei 2024 - 16:47 WIB
MADINAH - Waspadai potensi penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) saat musim Haji 2024 . Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah berkoordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi, bahkan sejak praembarkasi atau sebelum keberangkatan jemaah ke Tanah Suci.
“Koordinasi ini dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan Haji yang juga berkoordinasi dengan kami di Direktorat Jenderal P2P, khususnya Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan karena kaitannya dengan haji,” ujar Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Kemenkes Farchanny, Sabtu (18/5/2024).
Menurut dia, fasilitas kesehatan seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sudah dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi kasus MERS-CoV.
“Koordinasinya sudah sangat baik, persiapan-persiapan sektor kesehatan dalam kegiatan haji ini juga dilaksanakan sejak praembarkasi. Jadi, saya yakin Pusat Kesehatan Haji sudah menyiapkan semua fasilitas pelayanan kesehatan untuk melayani jemaah haji kita di sana, termasuk kalau ada kemungkinan temuan kasus yang gejalanya mengarah ke MERS-CoV,” ungkapnya.
Edukasi kewaspadaan MERS-CoV dilakukan melalui pembekalan kepada kepala rombongan atau kepala regu serta TKHI yang ada di kloter. Mereka setiap hari akan berkoordinasi dengan petugas haji atau daker di Arab Saudi.
Sementara, penyuluhan mengenai MERS-CoV juga sudah dilakukan di embarkasi haji. Ketika jemaah masuk asrama haji, Balai Karantina Kesehatan yang mengelola embarkasi haji melaksanakan penyuluhan.
“Penyuluhan biasanya terjadwal tiap malam. Para kepala regu dan kepala rombongan itu dipanggil ba'da Isya. Terdapat pembekalan yang bukan hanya dari tim kesehatan, ada dari Kementerian Agama juga. Pembekalan dari segi ibadah, lalu pembekalan dari sisi kesehatannya kita yang sampaikan,” kata Farchanny.
“Dalam pembekalan ini, penyuluhan kita lakukan, khususnya untuk pencegahan. Mencegah supaya tidak terjadi atau meminimalisasi potensi penularan MERS-CoV ke jemaah haji,” sambungnya.
“Koordinasi ini dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan Haji yang juga berkoordinasi dengan kami di Direktorat Jenderal P2P, khususnya Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan karena kaitannya dengan haji,” ujar Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Kemenkes Farchanny, Sabtu (18/5/2024).
Baca Juga
Menurut dia, fasilitas kesehatan seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sudah dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi kasus MERS-CoV.
“Koordinasinya sudah sangat baik, persiapan-persiapan sektor kesehatan dalam kegiatan haji ini juga dilaksanakan sejak praembarkasi. Jadi, saya yakin Pusat Kesehatan Haji sudah menyiapkan semua fasilitas pelayanan kesehatan untuk melayani jemaah haji kita di sana, termasuk kalau ada kemungkinan temuan kasus yang gejalanya mengarah ke MERS-CoV,” ungkapnya.
Edukasi kewaspadaan MERS-CoV dilakukan melalui pembekalan kepada kepala rombongan atau kepala regu serta TKHI yang ada di kloter. Mereka setiap hari akan berkoordinasi dengan petugas haji atau daker di Arab Saudi.
Sementara, penyuluhan mengenai MERS-CoV juga sudah dilakukan di embarkasi haji. Ketika jemaah masuk asrama haji, Balai Karantina Kesehatan yang mengelola embarkasi haji melaksanakan penyuluhan.
“Penyuluhan biasanya terjadwal tiap malam. Para kepala regu dan kepala rombongan itu dipanggil ba'da Isya. Terdapat pembekalan yang bukan hanya dari tim kesehatan, ada dari Kementerian Agama juga. Pembekalan dari segi ibadah, lalu pembekalan dari sisi kesehatannya kita yang sampaikan,” kata Farchanny.
“Dalam pembekalan ini, penyuluhan kita lakukan, khususnya untuk pencegahan. Mencegah supaya tidak terjadi atau meminimalisasi potensi penularan MERS-CoV ke jemaah haji,” sambungnya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda