Risma Ngaku Banyak Terima Tawaran Jadi Calon Kepala Daerah: Saya Takut
Jum'at, 26 April 2024 - 18:47 WIB
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mengaku banyak menerima tawaran menjadi calon kepala daerah dari berbagai pihak, namun dirinya menolak tawaran tersebut. Hal ini sebagai respons perihal namanya digadang-gadang bakal diusung PDIP di Pilgub Jakarta pada 27 November 2024 mendatang.
"Karena itu saya tidak berani ngomong iya atau tidak. Sebetulnya sudah banyak dulu yang nawarin tapi saya jawab begini terus. Karena saya takut terus terang," ujar Risma kepada wartawan di Kantor Kemensos, Jakarta, Jumat (26/4/2024).
Bahkan sejumlah tawaran itu, sempat dihindari oleh Risma. Di mana Risma yang saat itu tengah berada di Prancis, Paris hingga tidak ingin pulang demi menghindari pencalonan tersebut.
"Boleh percaya boleh tidak berkali-kali saya ditawarin, bahkan pernah suatu kali saya sampai saat itu bicara di Prancis Paris. Saya ndak berani pulang hanya karena ditunggu orang untuk dicalonin. Saya mestinya 3 hari jadi 10 hari," tuturnya.
Setidaknya ada beberapa alasan dirinya menolak tawaran tersebut. Selain tidak memiliki uang untuk kampanye politik, lanjutnya, jadi pemimpin juga memiliki risiko yang besar.
"Berat loh tanggung jawab ini, pertama aku nggak punya uang. Kedua Aku nggak berani ngomong pingin, karena resikonya berat sekali," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Sehingga jika rakyatnya merasa terzalimi dengan pemerintahnya, maka akan menjadi karma bagi mereka yang menjabat.
"Suara rakyat itu suara Tuhan, ngeri loh itu. Doa yang dikabulkan adalah yang pertama doa yang teraniaya dan tembus saya nggak mau menanggung ketidakmampuan saya itu saya nggak mau karena itu saya tidak berani," jelasnya.
"Karena itu saya tidak berani ngomong iya atau tidak. Sebetulnya sudah banyak dulu yang nawarin tapi saya jawab begini terus. Karena saya takut terus terang," ujar Risma kepada wartawan di Kantor Kemensos, Jakarta, Jumat (26/4/2024).
Baca Juga
Bahkan sejumlah tawaran itu, sempat dihindari oleh Risma. Di mana Risma yang saat itu tengah berada di Prancis, Paris hingga tidak ingin pulang demi menghindari pencalonan tersebut.
"Boleh percaya boleh tidak berkali-kali saya ditawarin, bahkan pernah suatu kali saya sampai saat itu bicara di Prancis Paris. Saya ndak berani pulang hanya karena ditunggu orang untuk dicalonin. Saya mestinya 3 hari jadi 10 hari," tuturnya.
Setidaknya ada beberapa alasan dirinya menolak tawaran tersebut. Selain tidak memiliki uang untuk kampanye politik, lanjutnya, jadi pemimpin juga memiliki risiko yang besar.
"Berat loh tanggung jawab ini, pertama aku nggak punya uang. Kedua Aku nggak berani ngomong pingin, karena resikonya berat sekali," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Sehingga jika rakyatnya merasa terzalimi dengan pemerintahnya, maka akan menjadi karma bagi mereka yang menjabat.
"Suara rakyat itu suara Tuhan, ngeri loh itu. Doa yang dikabulkan adalah yang pertama doa yang teraniaya dan tembus saya nggak mau menanggung ketidakmampuan saya itu saya nggak mau karena itu saya tidak berani," jelasnya.
tulis komentar anda