Apa yang Harus Diantisipasi untuk Mencegah Klaster Baru COVID-19?
Selasa, 18 Agustus 2020 - 03:07 WIB
JAKARTA - Sejumlah daerah di Indonesia, khususnya Jakarta , terpantau masih menggelar lomba dalam memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Padahal, pemerintah sudah melarang diadakan lomba karena angka kasus positif virus Corona atau COVID-19 masih sangat tinggi.
Lebih disayangkan lagi, perlombaan yang digelar masyarakat tidak memenuhi aspek protokol kesehatan. Sejumlah pihak menyoroti kegiatan tersebut termasuk epidemiolog. Lantas, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi adanya klaster baru COVID-19? (Baca juga; Tantangan Saat Ini Lepaskan Bangsa dari Covid-19 )
Menurut Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, peran pemerintah dan perangkatnya sangat penting dalam melakukan sosialisasi. Terutama, sosialisasi terkait protokol kesehatan serta gejala-gejala terhadap orang yang terinfeksi COVID-19.
"Sangat penting meningkatkan upaya penyampaian komunikasi ke masyarakat tentang gejala COVID-19 dan tindakan yang harus dilakukan jika mengetahui telah kontak dengan seseorang yang telah atau diduga terinfeksi Covid," kata Dicky melalui pesan singkatnya, Selasa (18/8/2020).
Dicky mengatakan, masyarakat perlu mengetahui gejala COVID-19, agar tidak menularkan ke masyarakat lain. Jika ada yang merasakan gejala COVID-19, seperti demam, batuk kering, hingga sesak napas, maka bisa melakukan isolasi mandiri dan langsung memeriksakan diri ke dokter.
"Jadi masyarakat paham jika merasa memiliki keluhan, harus kemana dan melakukan apa," ucapnya. (Baca juga; Update: 141.370 Orang Positif Covid-19, Pasien Sembuh Bertambah 1.355 )
Dicky juga menyoroti masih rendahnya pemeriksaan COVID-19 di Indonesia. Padahal, testing atau pemeriksaan terhadap masyarakat penting dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
"Dengan rendahnya cakupan tes saat ini di Indonesia maka pengetahuan pentingnya manfaat isolasi mandiri dan batasan selama isolasi akan sangat perlu dimiliki masyarakat untuk mencegah penularan," pungkasnya.
Lebih disayangkan lagi, perlombaan yang digelar masyarakat tidak memenuhi aspek protokol kesehatan. Sejumlah pihak menyoroti kegiatan tersebut termasuk epidemiolog. Lantas, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi adanya klaster baru COVID-19? (Baca juga; Tantangan Saat Ini Lepaskan Bangsa dari Covid-19 )
Menurut Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, peran pemerintah dan perangkatnya sangat penting dalam melakukan sosialisasi. Terutama, sosialisasi terkait protokol kesehatan serta gejala-gejala terhadap orang yang terinfeksi COVID-19.
"Sangat penting meningkatkan upaya penyampaian komunikasi ke masyarakat tentang gejala COVID-19 dan tindakan yang harus dilakukan jika mengetahui telah kontak dengan seseorang yang telah atau diduga terinfeksi Covid," kata Dicky melalui pesan singkatnya, Selasa (18/8/2020).
Dicky mengatakan, masyarakat perlu mengetahui gejala COVID-19, agar tidak menularkan ke masyarakat lain. Jika ada yang merasakan gejala COVID-19, seperti demam, batuk kering, hingga sesak napas, maka bisa melakukan isolasi mandiri dan langsung memeriksakan diri ke dokter.
"Jadi masyarakat paham jika merasa memiliki keluhan, harus kemana dan melakukan apa," ucapnya. (Baca juga; Update: 141.370 Orang Positif Covid-19, Pasien Sembuh Bertambah 1.355 )
Dicky juga menyoroti masih rendahnya pemeriksaan COVID-19 di Indonesia. Padahal, testing atau pemeriksaan terhadap masyarakat penting dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
"Dengan rendahnya cakupan tes saat ini di Indonesia maka pengetahuan pentingnya manfaat isolasi mandiri dan batasan selama isolasi akan sangat perlu dimiliki masyarakat untuk mencegah penularan," pungkasnya.
(wib)
tulis komentar anda