Promosi Budaya Indonesia lewat Konten Digital
Jum'at, 19 April 2024 - 20:16 WIB
Penjelasan mengenai literasi digital kemudian disampaikan oleh tiga orang narasumber yang dipandu oleh moderator. Paparan pertama disampaikan oleh Sri Masrifah, guru bahasa Indonesia SMPN 115 Jakarta.
Sri memulai paparan dengan ajakan untuk menulis di media sosial, baik curahan hati maupun tulisan lain yang dapat menjadi karya bermakna. “Pada era digitalisasi sekarang ini, pengguna internet terutama media sosial dapat dengan mudah menggunggah tulisan, baik yang bersifat pribadi maupun profesional, dan dapat diakses oleh banyak orang,” tutur Sri.
Ia memberi contoh pahlawan nasional R.A Kartini, pada zaman dahulu membuat karya buku legendaris “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang berisi curahan hatinya.
“Pengguna internet, terutama pelajar, juga dapat memanfaatkan sosial media maupun platform lainnya untuk mencurahkan isi hati, namun tetap harus memperhatikan etika dalam menggunakan media sosial dan etis dalam berliterasi digital,” kata Sri.
Dalam ruang digital, lanjut Sri, kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural. Interaksi budaya dapat menciptakan standar baru tentang etika.
“Oleh karenanya, segala aktivitas digital perlu dilandasi dengan etika berdigital. Dalam mengunduh maupun mengunggah tulisan, video, gambar dan sejenisnya harus dilakukan secara sadar dan siap menanggung konsekuensinya,” ujar Sri.
Ia berpesan, unggahlah tulisan tentang pengalaman, harapan, impian yang positif dengan cermat memilih diksi.
“Mungkin tulisanmu dapat menambah wawasan maupun menginspirasi pembaca. Selanjutnya, kumpulkan tulisanmu menjadi sebuah karya literasi. Dengan demikian, kamu sudah memperkaya literasi digital Indonesia,” kata Sri.
Sementara narasumber kedua pada talk show chip in “Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital”, Xenia Angelica Wijayanto, Head of Centre for Publication LSPR Institute, menjelaskan kepada para pelajar mengenai manfaat media sosial sebagai media pembelajaran dan juga saran hiburan.
“Pilihlah konten yang bermanfaat unutk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita. Agar kita bisa mendapat manfaat dari media sosial, maka kita harus mengelola media sosial dengan baik,” ucapnya.
Sri memulai paparan dengan ajakan untuk menulis di media sosial, baik curahan hati maupun tulisan lain yang dapat menjadi karya bermakna. “Pada era digitalisasi sekarang ini, pengguna internet terutama media sosial dapat dengan mudah menggunggah tulisan, baik yang bersifat pribadi maupun profesional, dan dapat diakses oleh banyak orang,” tutur Sri.
Ia memberi contoh pahlawan nasional R.A Kartini, pada zaman dahulu membuat karya buku legendaris “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang berisi curahan hatinya.
“Pengguna internet, terutama pelajar, juga dapat memanfaatkan sosial media maupun platform lainnya untuk mencurahkan isi hati, namun tetap harus memperhatikan etika dalam menggunakan media sosial dan etis dalam berliterasi digital,” kata Sri.
Dalam ruang digital, lanjut Sri, kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural. Interaksi budaya dapat menciptakan standar baru tentang etika.
“Oleh karenanya, segala aktivitas digital perlu dilandasi dengan etika berdigital. Dalam mengunduh maupun mengunggah tulisan, video, gambar dan sejenisnya harus dilakukan secara sadar dan siap menanggung konsekuensinya,” ujar Sri.
Ia berpesan, unggahlah tulisan tentang pengalaman, harapan, impian yang positif dengan cermat memilih diksi.
“Mungkin tulisanmu dapat menambah wawasan maupun menginspirasi pembaca. Selanjutnya, kumpulkan tulisanmu menjadi sebuah karya literasi. Dengan demikian, kamu sudah memperkaya literasi digital Indonesia,” kata Sri.
Sementara narasumber kedua pada talk show chip in “Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital”, Xenia Angelica Wijayanto, Head of Centre for Publication LSPR Institute, menjelaskan kepada para pelajar mengenai manfaat media sosial sebagai media pembelajaran dan juga saran hiburan.
“Pilihlah konten yang bermanfaat unutk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita. Agar kita bisa mendapat manfaat dari media sosial, maka kita harus mengelola media sosial dengan baik,” ucapnya.
tulis komentar anda