BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Abu Vulkanik Gunung Ruang
Jum'at, 19 April 2024 - 14:15 WIB
BMKG terus mengantisipasi perkembangan sebaran abu vulkanik Gunung Ruang dengan pemantauan berdasarkan citra satelit, pemodelan, dan pengamatan langsung atau paper test di bandara. Informasi dan data ini akan diupdate secara berkala dan dapat diakses oleh pihak otoritas terkait.
“Kolaborasi antar negara dan wilayah penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi dan penyebabnya,” pungkasnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Dhira Utama menjelaskan BMKG telah mengeluarkan Aerodome Warning atau Peringatan Dini Cuaca Bandara pada 06.30 WITA. Di mana abu vulkanik teramati dengan jarak pandang mendatar 10 km dan kondisi ini diprakirakan akan berlangsung hingga 16.10 WITA dengan tendensi melemah.
Oleh karenanya, pihak maskapai penerbangan diimbau untuk update informasi dampak sebaran abu vulkanik secara berkala. Hal ini menjadi penting dan dapat dijadikan data acuan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah-wilayah udara yang terdampak dari letusan Gunung Ruang.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan, Achadi Subarkah Raharjo, Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, sebaran letusan abu vulkanik Gunung Ruang teramati melalui citra satelit dan diprediksi berdampak ke ruang udara penerbangan sekitar gunung. Ruang, dan meluas hingga ruang udara di beberapa lokasi antara lain Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, dan sebagian Pulau Kalimantan.
Lanjutnya, sebaran abu vulkanik terdeteksi ke arah barat-barat laut dan timur-serta tenggara. Berdasarkan hasil laporan, terjadi penutupan di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara dan terdapat laporan pengamatan abu vulkanik melalui metode paper test dengan hasil positif di Bandara Kuabang, Maluku Utara.
Menurut Achadi, catatan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) yang terbit ketiga pada 17 April 2024 pukul 20:15 WITA, ketinggian letusan abu vulkanik Gunung Ruang mencapai 3.725 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan status oranye. Artinya, gunung menunjukkan aktivitas meningkat dengan kemungkinkan peningkatan letusan dengan tinggi kolom di bawah 6.000 mdpl.
“Emisi abu vulkanik dengan tinggi kolom tersebut diperkirakan akan berdampak signifikan di wilayah udara terdampak, sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi dan penyebabnya,” pungkasnya.
“Kolaborasi antar negara dan wilayah penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi dan penyebabnya,” pungkasnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Dhira Utama menjelaskan BMKG telah mengeluarkan Aerodome Warning atau Peringatan Dini Cuaca Bandara pada 06.30 WITA. Di mana abu vulkanik teramati dengan jarak pandang mendatar 10 km dan kondisi ini diprakirakan akan berlangsung hingga 16.10 WITA dengan tendensi melemah.
Oleh karenanya, pihak maskapai penerbangan diimbau untuk update informasi dampak sebaran abu vulkanik secara berkala. Hal ini menjadi penting dan dapat dijadikan data acuan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah-wilayah udara yang terdampak dari letusan Gunung Ruang.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan, Achadi Subarkah Raharjo, Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, sebaran letusan abu vulkanik Gunung Ruang teramati melalui citra satelit dan diprediksi berdampak ke ruang udara penerbangan sekitar gunung. Ruang, dan meluas hingga ruang udara di beberapa lokasi antara lain Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, dan sebagian Pulau Kalimantan.
Lanjutnya, sebaran abu vulkanik terdeteksi ke arah barat-barat laut dan timur-serta tenggara. Berdasarkan hasil laporan, terjadi penutupan di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara dan terdapat laporan pengamatan abu vulkanik melalui metode paper test dengan hasil positif di Bandara Kuabang, Maluku Utara.
Menurut Achadi, catatan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) yang terbit ketiga pada 17 April 2024 pukul 20:15 WITA, ketinggian letusan abu vulkanik Gunung Ruang mencapai 3.725 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan status oranye. Artinya, gunung menunjukkan aktivitas meningkat dengan kemungkinkan peningkatan letusan dengan tinggi kolom di bawah 6.000 mdpl.
“Emisi abu vulkanik dengan tinggi kolom tersebut diperkirakan akan berdampak signifikan di wilayah udara terdampak, sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi dan penyebabnya,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda