Gibran Bertemu Dubes India, Jajaki Kerja Sama Makan Siang Gratis
Senin, 01 April 2024 - 16:54 WIB
JAKARTA - Wakil presiden (wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka tengah menjajaki kerja sama dengan India di sejumlah bidang. Salah satunya adalah program makan siang gratis yang sudah diterapkan di India.
Penjajakan kerja sama itu diketahui setelah Gibran bertemu dengan Duta Besar (Dubes) India untuk Republik Indonesia (RI), Shri Sandeep Chakravorty di Balai Kota Solo, Senin (1/4/2024) siang. Shri datang bersama Kerabat Keraton Kasunanan Solo Raden Ayu (RAy) Febri Hapsari Dipokusumo.
Gibran setelah pertemuan itu mengungkapkan kemungkinan adanya kerja sama Indonesia-India di lintas sektoral. "Nanti ada, tapi mau kita jajaki dulu ya. (Kerja sama di tingkat) nasional," ujarnya saat diwawancarai.
Di sisi lain, Shri Sandeep membeberkan adanya peluang kerja sama antara Indonesia dan India di bidang kesehatan, direct flight (Jakarta-India), bioteknologi, pertanian, pembayaran digital hingga makan siang gratis.
"Kami sedang coba menjajaki kerja sama dalam bidang kesehatan, konektivitas, dan sekarang ada delegasi Indonesia di India, mereka sedang mencari tahu tentang bioteknologi, juga soal pertanian, pembayaran digital," ujarnya.
Khusus untuk makan siang gratis, Shri Sandeep menyebut bahwa saat ini sudah ada tim dari Indonesia yang mempelajari kebijakan penerapan makan siang gratis di India.
"Ada tim yang sudah diterjunkan ke India, untuk melihat bagaimana India menerapkan kebijakan itu. Seperti kalian tahu, itu menjadi salah satu manifestonya," katanya.
Seperti diketahui, program makan siang gratis sudah dilaksanakan pemerintah India sejak 1995. Program itu bagian dari Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar (The National Programme of Nutritional Support to Primary Education/NP-NSPE) yang dikenal sebagai Mid-Day Meal Scheme (MDMS).
P-NSPE merupakan program yang bertujuan untuk mengatasi "kelaparan di kelas bawah" dan mendorong anak-anak miskin, yang termasuk kelompok kurang mampu, untuk bersekolah secara teratur dan membantu mereka berkonsentrasi pada kegiatan kelas.
Program ini pada dasarnya sebagai upaya untuk mengatasi masalah ketahanan pangan, kekurangan gizi, dan akses terhadap pendidikan dalam skala nasional.
Sebagai catatan, MDMS ini merupakan program pemberian makanan sekolah terbesar di dunia yang menjangkau sekitar 12 crore anak di lebih dari 12,65 lakh sekolah/pusat EGS di seluruh negeri atau lebih dari 125 juta anak berusia 6-14 tahun.
Penjajakan kerja sama itu diketahui setelah Gibran bertemu dengan Duta Besar (Dubes) India untuk Republik Indonesia (RI), Shri Sandeep Chakravorty di Balai Kota Solo, Senin (1/4/2024) siang. Shri datang bersama Kerabat Keraton Kasunanan Solo Raden Ayu (RAy) Febri Hapsari Dipokusumo.
Gibran setelah pertemuan itu mengungkapkan kemungkinan adanya kerja sama Indonesia-India di lintas sektoral. "Nanti ada, tapi mau kita jajaki dulu ya. (Kerja sama di tingkat) nasional," ujarnya saat diwawancarai.
Di sisi lain, Shri Sandeep membeberkan adanya peluang kerja sama antara Indonesia dan India di bidang kesehatan, direct flight (Jakarta-India), bioteknologi, pertanian, pembayaran digital hingga makan siang gratis.
"Kami sedang coba menjajaki kerja sama dalam bidang kesehatan, konektivitas, dan sekarang ada delegasi Indonesia di India, mereka sedang mencari tahu tentang bioteknologi, juga soal pertanian, pembayaran digital," ujarnya.
Khusus untuk makan siang gratis, Shri Sandeep menyebut bahwa saat ini sudah ada tim dari Indonesia yang mempelajari kebijakan penerapan makan siang gratis di India.
"Ada tim yang sudah diterjunkan ke India, untuk melihat bagaimana India menerapkan kebijakan itu. Seperti kalian tahu, itu menjadi salah satu manifestonya," katanya.
Seperti diketahui, program makan siang gratis sudah dilaksanakan pemerintah India sejak 1995. Program itu bagian dari Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar (The National Programme of Nutritional Support to Primary Education/NP-NSPE) yang dikenal sebagai Mid-Day Meal Scheme (MDMS).
P-NSPE merupakan program yang bertujuan untuk mengatasi "kelaparan di kelas bawah" dan mendorong anak-anak miskin, yang termasuk kelompok kurang mampu, untuk bersekolah secara teratur dan membantu mereka berkonsentrasi pada kegiatan kelas.
Program ini pada dasarnya sebagai upaya untuk mengatasi masalah ketahanan pangan, kekurangan gizi, dan akses terhadap pendidikan dalam skala nasional.
Sebagai catatan, MDMS ini merupakan program pemberian makanan sekolah terbesar di dunia yang menjangkau sekitar 12 crore anak di lebih dari 12,65 lakh sekolah/pusat EGS di seluruh negeri atau lebih dari 125 juta anak berusia 6-14 tahun.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda