Peneliti Unair Sebut Obat COVID-19 Dapat Sembuhkan Pasien hingga 90%
Sabtu, 15 Agustus 2020 - 20:04 WIB
JAKARTA - Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Purwati menyebut hasil uji klinis temuan obat COVID-19 mampu menyembuhkan pasien hingga 90%. Hal itu dipaparkan Purwati dalam penyerahan uji klinis tahap tiga dari Unair kepada Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) yang diwakili oleh Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa.
"Kemudian yang tidak kalah penting itu adalah PCR. PCR ini negatif dalam 3 hari itu 90 persen. Jadi minimal 90 persen. Ada yang 92, 93, 96, dan 98. Untuk PCR kuantitatif itu ada penurunan jumlah virus secara signifikan," ujarnya di Mabes TNI AD, Jakarta, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: Obat COVID-19 Pertama di Indonesia Tinggal Tunggu Izin Edar BPOM)
Dia menyebut obat tersebut merupakan kombinasi yang disebut dengan regimen kombinasi obat. Kombinasi terdiri dari tiga hal pertama, Lopinavir atau Ritonavir dan Azithromycin, kedua Lopinavir atau Ritonavir dan Doxycycline, dan ketiga Hydrochloroquine dan Azithromycin.
Purwati menyebut, obat tersebut telah diuji pada pasien yang berumur di atas 18 tahun. Nantinya, pengguna obat akan diukur sesuai dengan dosis.
"Tergantung kepada derajat keparahan dan kondisi klinis pasien. Penghitungan dosis. Bentuk (obat) padat, tablet," bebernya.
Ditambahkan Purwati, setiap obat memiliki efek samping. Meski begitu dia tidak menjelaskan efek samping dari obat tersebut. Bahkan dia menyebut obat tersebut dapat meningkatkan kualitas sejumlah organ tubuh. (Baca juga: Tanpa Koordinasi, Kehadiran Vaksin COVID-19 dari China Bikin Kaget DPR)
"Efek samping liver jantung ginjal setelah kita ikuti serial rekam jantung, pemeriksaan uji liver dalam 7 hari maka di situ alhamdulillah terjadi perbaikan daripada fungsi lever," pungkasnya.
Lihat Juga: 5 Fakta Mayjen TNI Rui Duarte, Putra Timor Timur dengan Penugasan Baru sebagai Irjen Kemenhan
"Kemudian yang tidak kalah penting itu adalah PCR. PCR ini negatif dalam 3 hari itu 90 persen. Jadi minimal 90 persen. Ada yang 92, 93, 96, dan 98. Untuk PCR kuantitatif itu ada penurunan jumlah virus secara signifikan," ujarnya di Mabes TNI AD, Jakarta, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: Obat COVID-19 Pertama di Indonesia Tinggal Tunggu Izin Edar BPOM)
Dia menyebut obat tersebut merupakan kombinasi yang disebut dengan regimen kombinasi obat. Kombinasi terdiri dari tiga hal pertama, Lopinavir atau Ritonavir dan Azithromycin, kedua Lopinavir atau Ritonavir dan Doxycycline, dan ketiga Hydrochloroquine dan Azithromycin.
Purwati menyebut, obat tersebut telah diuji pada pasien yang berumur di atas 18 tahun. Nantinya, pengguna obat akan diukur sesuai dengan dosis.
"Tergantung kepada derajat keparahan dan kondisi klinis pasien. Penghitungan dosis. Bentuk (obat) padat, tablet," bebernya.
Ditambahkan Purwati, setiap obat memiliki efek samping. Meski begitu dia tidak menjelaskan efek samping dari obat tersebut. Bahkan dia menyebut obat tersebut dapat meningkatkan kualitas sejumlah organ tubuh. (Baca juga: Tanpa Koordinasi, Kehadiran Vaksin COVID-19 dari China Bikin Kaget DPR)
"Efek samping liver jantung ginjal setelah kita ikuti serial rekam jantung, pemeriksaan uji liver dalam 7 hari maka di situ alhamdulillah terjadi perbaikan daripada fungsi lever," pungkasnya.
Lihat Juga: 5 Fakta Mayjen TNI Rui Duarte, Putra Timor Timur dengan Penugasan Baru sebagai Irjen Kemenhan
(kri)
tulis komentar anda