Ramadan 2024, Elite Politik Diajak Perbaiki Hubungan
Senin, 11 Maret 2024 - 16:04 WIB
JAKARTA - Elite politik dan masyarakat diajak jadikan bulan Ramadan 2024 untuk merajut kembali hubungan setelah sempat merenggang karena perbedaan pilihan politik di Pemilu 2024. Ramadan harus jadi bulan untuk membersihkan jiwa.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menuturkan, tidak ada larangan berdebat selama Ramadan. Namun, ia menekankan, pentingnya berdebat tetap dilakukan dengan santun, cerdas, dan tidak dimaksudkan sebagai permusuhan.
"Di dalam hadits disebutkan bahwa agar puasa seseorang sempurna dan diterima oleh Allah hendaknya dia menghindari perkataan yang memecah belah, menggunjing, dan kotor. Kritik dilakukan dengan kepala dingin, bukan dengan kepalan tangan atau kemarahan," ujar Abdul Mu'ti, Senin (11/3/2024).
Dia mengatakan, Ramadan idealnya menjadi bulan Islam, yaitu bulan yang secara spiritual seorang muslim membersihkan jiwa dari segala dosa dan sifat-sifat tercela. Hubungan antarsesama manusia yang selama Pemilu 2024 sempat rusak, harus diperbaiki.
"Ramadan adalah momentum kita melakukan islah sosial dengan memperbaiki hubungan sosial yang sempat koyak atau rusak, karena perbedaan sikap dan pilihan politik,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, usai mengumumkan awal puasa Ramadan 1445, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergandengan tangan usai menjalani kontestasi politik 2024. Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat untuk saling menginstrospeksi diri sendiri.
“Memperbanyak ibadah dan kembali bergandengan tangan pascakontestasi politik. Perjuangan politik biarkan berlalu, mari sekarang kita berjuang meraih fitri," kata Yaqut.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menuturkan, tidak ada larangan berdebat selama Ramadan. Namun, ia menekankan, pentingnya berdebat tetap dilakukan dengan santun, cerdas, dan tidak dimaksudkan sebagai permusuhan.
"Di dalam hadits disebutkan bahwa agar puasa seseorang sempurna dan diterima oleh Allah hendaknya dia menghindari perkataan yang memecah belah, menggunjing, dan kotor. Kritik dilakukan dengan kepala dingin, bukan dengan kepalan tangan atau kemarahan," ujar Abdul Mu'ti, Senin (11/3/2024).
Baca Juga
Dia mengatakan, Ramadan idealnya menjadi bulan Islam, yaitu bulan yang secara spiritual seorang muslim membersihkan jiwa dari segala dosa dan sifat-sifat tercela. Hubungan antarsesama manusia yang selama Pemilu 2024 sempat rusak, harus diperbaiki.
"Ramadan adalah momentum kita melakukan islah sosial dengan memperbaiki hubungan sosial yang sempat koyak atau rusak, karena perbedaan sikap dan pilihan politik,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, usai mengumumkan awal puasa Ramadan 1445, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergandengan tangan usai menjalani kontestasi politik 2024. Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat untuk saling menginstrospeksi diri sendiri.
“Memperbanyak ibadah dan kembali bergandengan tangan pascakontestasi politik. Perjuangan politik biarkan berlalu, mari sekarang kita berjuang meraih fitri," kata Yaqut.
(maf)
tulis komentar anda