Sambut Ramadan, Kemenag Gandeng Aktivis Medsos Jadi Kader Hisab Rukyat
Sabtu, 09 Maret 2024 - 20:52 WIB
JAKARTA - Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama ( Kemenag ) menjelang Ramadan menggandeng ratusan influencer menjadi kader hisab rukyat nasional. Ratusan milenial dan Gen Z itu tergabung dalam "Catch the Moon Ramadhan Kareem" melakukan edukasi, simulasi, dan visualisasi hilal awal Ramadhan 1445 H.
Rangkaian kegiatan kaderisasi tim Hisab Rukyat Nasional yang digelar di Jakarta, Jumat hingga Minggu (8-10/3/2024) itu, juga diisi Coaching Video Pendek Moderasi Beragama bagi Pegiat Media Sosial. Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, di era kemajuan teknologi, kontestasi di ruang publik akan didominasi oleh mereka yang paling sering hadir.
"Saudara-saudara ini, adik-adik sekalian adalah para influencer atau para aktivis media sosial. Kalian lah yang akan memenangkan kontestasi itu. Jadi, saya kira kegiatan ini akan sangat produktif, karena kita akan mencoba mengambil porsi dalam kontestasi di dunia maya," kata Kamaruddin Amin, Sabtu (9/3/2024).
Kamaruddin mengungkapkan, pihaknya ingin memperkenalkan Hisab Rukyat, yang sesungguhnya merupakan kebutuhan umat Islam seluruh dunia, tetapi tidak banyak diketahui.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Ditjen Bimas Islam Kemenag, Adib, mengatakan, kaderisasi Hisab Rukyat ini dikemas dalam berbagai kegiatan, termasuk melibatkan milenial dan influencer dari seluruh Indonesia. Adib mengatakan, pendaftar melalui daring lebih dari 3.500 orang. Para influencer yang datang langsung juga akan mengikuti workshop bersama Tim Kehumasan Ditjen Bimas Islam.
"Ada juga yang hadir melalui Zoom sebanyak 734 peserta. Selain itu, juga ada yang mengikuti melalui live streaming. Jadi, peserta keseluruhannya sekitar 3.500 orang," katanya.
Adib mengatakan, kegiatan ini diharapkan menghasilkan dua hal. Pertama, pemahaman di kalangan milenial dan umat Islam tentang bagaimana mekanisme Sidang Isbat penentuan awal bulan Kamariyah, terutama Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Dengan adanya pemahaman ini, maka terjadi saling pengertian terkait dengan persoalan Hisab Rukyat.
"Meskipun bukan pemahaman yang mendalam, setidaknya kalangan milenial mengetahui bahwa dalam Islam ada satu mekanisme dalam penentuan waktu-waktu ibadah, yang kemudian penentuan itu dilakukan menggunakan Hisab maupun Rukyat. Dengan pengetahuan itu, diharapkan kita akan memiliki semangat untuk terus menyiarkan Islam di masyarakat," katanya.
Kedua, tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun pemahaman bersama tentang pentingnya memberi layanan kepada masyarakat terkait waktu salat, puasa, lebaran, dan ibadah lainnya yang membutuhkan ilmu Astronomi Islam.
Rangkaian kegiatan kaderisasi tim Hisab Rukyat Nasional yang digelar di Jakarta, Jumat hingga Minggu (8-10/3/2024) itu, juga diisi Coaching Video Pendek Moderasi Beragama bagi Pegiat Media Sosial. Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, di era kemajuan teknologi, kontestasi di ruang publik akan didominasi oleh mereka yang paling sering hadir.
"Saudara-saudara ini, adik-adik sekalian adalah para influencer atau para aktivis media sosial. Kalian lah yang akan memenangkan kontestasi itu. Jadi, saya kira kegiatan ini akan sangat produktif, karena kita akan mencoba mengambil porsi dalam kontestasi di dunia maya," kata Kamaruddin Amin, Sabtu (9/3/2024).
Kamaruddin mengungkapkan, pihaknya ingin memperkenalkan Hisab Rukyat, yang sesungguhnya merupakan kebutuhan umat Islam seluruh dunia, tetapi tidak banyak diketahui.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Ditjen Bimas Islam Kemenag, Adib, mengatakan, kaderisasi Hisab Rukyat ini dikemas dalam berbagai kegiatan, termasuk melibatkan milenial dan influencer dari seluruh Indonesia. Adib mengatakan, pendaftar melalui daring lebih dari 3.500 orang. Para influencer yang datang langsung juga akan mengikuti workshop bersama Tim Kehumasan Ditjen Bimas Islam.
"Ada juga yang hadir melalui Zoom sebanyak 734 peserta. Selain itu, juga ada yang mengikuti melalui live streaming. Jadi, peserta keseluruhannya sekitar 3.500 orang," katanya.
Adib mengatakan, kegiatan ini diharapkan menghasilkan dua hal. Pertama, pemahaman di kalangan milenial dan umat Islam tentang bagaimana mekanisme Sidang Isbat penentuan awal bulan Kamariyah, terutama Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Dengan adanya pemahaman ini, maka terjadi saling pengertian terkait dengan persoalan Hisab Rukyat.
"Meskipun bukan pemahaman yang mendalam, setidaknya kalangan milenial mengetahui bahwa dalam Islam ada satu mekanisme dalam penentuan waktu-waktu ibadah, yang kemudian penentuan itu dilakukan menggunakan Hisab maupun Rukyat. Dengan pengetahuan itu, diharapkan kita akan memiliki semangat untuk terus menyiarkan Islam di masyarakat," katanya.
Kedua, tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun pemahaman bersama tentang pentingnya memberi layanan kepada masyarakat terkait waktu salat, puasa, lebaran, dan ibadah lainnya yang membutuhkan ilmu Astronomi Islam.
(abd)
tulis komentar anda