Dikaitkan Film Dirty Vote, Mahfud: Saya Tidak Pernah Bertemu Feri Amsari Sejak Pemilu
Selasa, 13 Februari 2024 - 21:49 WIB
YOGYAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan tidak terlibat dalam pembuatan Film Dirty Vote yang menghebohkan jagat maya belakang ini. Mahfud juga menegaskan tidak pernah lagi bertemu salah satu aktor di film tersebut Feri Amsari sejak jalannya Pemilu 2024.
"Sejak pemilu saya enggak pernah ketemu Feri Amsari karena saya tahu dan dia menghindar untuk ketemu saya dan saya menghindar untuk ketemu dia. Kalau Uceng (Zainal Arifin Mochtar) karena saya sering ke Yogya sering makan bersama, tapi bukan hanya sama Uceng, termasuk sama pendukung-pendukungnya Anies, Prabowo kumpul semua," ujar Mahfud di Yogyakarta, Selasa (13/2/2024).
"Bivitri juga itu diskusi-diskusi terus dengan saya, kalau ada masalah-masalah hukum yang harus dibahas di Kemenko Polhukam," sambungnya.
Diketahui, Dirty Vote merupakan film dokumenter eksplanatori yang disampaikan tiga Ahli Hukum Tata Negara yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiga ahli hukum ini secara terang benderang mengungkap kecurangan Pemilu 2024.
Dia menjelaskan tiga ahli Hukum Tata Negara, sempat menjadi bagian dari struktur Tim Percepatan Reformasi Hukum di Kemenko Polhukam. Namun dari sekian banyak bekas anak buahnya itu, juga ada yang menjadi bagian dari pemenang dari pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan ataupun pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto.
"Tiga anak itu kan teman-teman saya, ketika saya dosen mereka masih sangat muda-muda binaan saya semua, teman saya berdiskusi, Bivitri, ya Feri, ya Saldi Isra, ya Uceng apalagi saya yang ini disertasinya, memang teman saya semua. Dan saya punya Tim Reformasi Hukum 60 orang lebih itu ada yang ke Anies, ada yang ke Prabowo juga. Jadi itu enggak ada hubungannya dengan saya semua," sambungnya.
Cawapres nomor urut 3 ini menjelaskan dari film itu juga sebenarnya bukan mengungkap fakta baru, karena alur film itu membahas berita-berita yang sudah dipublikasikan soal Pemilu 2024.
"Kalau menurut saya itu isinya kan tidak ada yang baru, itu kan fakta-fakta yang dijahit dengan sangat baik dari segi sinematografi sehingga menurut saya apa sih yang mengejutkan memang begitu, yang dirasakan. Satu persatu itu ada data beritanya, ada faktanya sehingga saya tidak menilai itu sesuatu yang menurut saya pandangan kritis dari orang-orang yang idealis. Tapi nggak sama sekali nggak ada kaitannya dengan saya loh. Saya nggak tahu begitu begitu," katanya.
Adapun, Film Dirty Vote berdurasi satu jam 57 menit. Film itu mengungkap berbagai instrumen kekuasaan yang telah dimanfaatkan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.
Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo. Bentuk-bentuk kecurangan diurai dengan analisa hukum tata negara.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
"Sejak pemilu saya enggak pernah ketemu Feri Amsari karena saya tahu dan dia menghindar untuk ketemu saya dan saya menghindar untuk ketemu dia. Kalau Uceng (Zainal Arifin Mochtar) karena saya sering ke Yogya sering makan bersama, tapi bukan hanya sama Uceng, termasuk sama pendukung-pendukungnya Anies, Prabowo kumpul semua," ujar Mahfud di Yogyakarta, Selasa (13/2/2024).
"Bivitri juga itu diskusi-diskusi terus dengan saya, kalau ada masalah-masalah hukum yang harus dibahas di Kemenko Polhukam," sambungnya.
Diketahui, Dirty Vote merupakan film dokumenter eksplanatori yang disampaikan tiga Ahli Hukum Tata Negara yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiga ahli hukum ini secara terang benderang mengungkap kecurangan Pemilu 2024.
Dia menjelaskan tiga ahli Hukum Tata Negara, sempat menjadi bagian dari struktur Tim Percepatan Reformasi Hukum di Kemenko Polhukam. Namun dari sekian banyak bekas anak buahnya itu, juga ada yang menjadi bagian dari pemenang dari pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan ataupun pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Baca Juga
"Tiga anak itu kan teman-teman saya, ketika saya dosen mereka masih sangat muda-muda binaan saya semua, teman saya berdiskusi, Bivitri, ya Feri, ya Saldi Isra, ya Uceng apalagi saya yang ini disertasinya, memang teman saya semua. Dan saya punya Tim Reformasi Hukum 60 orang lebih itu ada yang ke Anies, ada yang ke Prabowo juga. Jadi itu enggak ada hubungannya dengan saya semua," sambungnya.
Cawapres nomor urut 3 ini menjelaskan dari film itu juga sebenarnya bukan mengungkap fakta baru, karena alur film itu membahas berita-berita yang sudah dipublikasikan soal Pemilu 2024.
"Kalau menurut saya itu isinya kan tidak ada yang baru, itu kan fakta-fakta yang dijahit dengan sangat baik dari segi sinematografi sehingga menurut saya apa sih yang mengejutkan memang begitu, yang dirasakan. Satu persatu itu ada data beritanya, ada faktanya sehingga saya tidak menilai itu sesuatu yang menurut saya pandangan kritis dari orang-orang yang idealis. Tapi nggak sama sekali nggak ada kaitannya dengan saya loh. Saya nggak tahu begitu begitu," katanya.
Adapun, Film Dirty Vote berdurasi satu jam 57 menit. Film itu mengungkap berbagai instrumen kekuasaan yang telah dimanfaatkan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.
Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo. Bentuk-bentuk kecurangan diurai dengan analisa hukum tata negara.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
(cip)
tulis komentar anda