Menteri Siti Bertemu Dubes Norwegia, Bahas Tahap Keempat Atasi Pengurangan Emisi
Selasa, 13 Februari 2024 - 11:30 WIB
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya bertemu dengan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin di Jakarta, Senin (12/2/2024). Pertemuan membahas lebih lanjut implementasi pendanaan tahap ke-4 atas kerja sama kedua negara.
Pertemuan ini juga mengawali proses verifikasi atas kontribusi berbasis hasil (Result Based Contribution/RBC) tahap keempat untuk pengurangan emisi . Proses verifikasi akan mencakup semuanya hasil yang tersedia dari total pengurangan emisi dari deforestasi dan hutan degradasi (REDD+).
Menteri Siti menekankan kemitraan ini dibangun atas dasar kesetaraan dan didasarkan pada bukti berdasarkan fakta. Dengan begitu, kerja sama ini juga akan memungkinkan kedua belah pihak mengambil tindakan nyata bersama untuk mencapai tujuan iklim negara kita masing-masing.
Menteri Siti menjelaskan untuk RBC pertama, kedua, dan ketiga sudah selesai pada Januari 2024. Hingga pada tahap ketiga itu, kontribusi yang dihasilkan kurang lebih USD156 juta. “Buat kita sebetulnya bukan soal uangnya, yang lebih penting adalah karena dengan demikian Norwegia memberikan pengakuan bahwa Indonesia cukup baik di dalam melakukan aksi-aksi mitigasi iklim,” katanya.
Menurutnya, saat ini Indonesia juga tengah berupaya mengatasi krisis iklim mulai dari tingkat akar rumput. Termasuk melalui implementasi Indonesia FOLU Net Sink 2030. Melalui kerja sama ini, dia optimistis tujuan tersebut akan dapat dipenuhi.
Dubes Rut Kruger mengungkapkan Norwegia sangat bangga atas kemitraan dengan Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia memimpin dengan memberikan contoh, bagaimana negara ini mampu mengurangi emisi dari deforestasi. Hal ini adalah sesuatu yang harus diakui di tingkat global.
“Seperti yang dijelaskan Menteri Siti Nurbaya, kami telah mengucurkan USD156 juta sebagai kontribusi atas hasil yang sangat mengesankan di Indonesia. Menurut kami hal tersebut juga tidak lepas dari kepemimpinan Menteri Siti Nurbaya, benar-benar merupakan contoh kelas dunia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dubes Rut Kruger menyampaikan alasan Norwegia melakukan hal ini karena perubahan iklim merupakan tantangan global. Indonesia dinilai telah melakukan pekerjaan yang sangat mengesankan dan mempunyai arti penting bagi seluruh dunia.
Jadi tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di tingkat global. Menurutnya, Norwegia dan Indonesia telah menunjukkan contoh yang sangat baik tentang bagaimana negara-negara barat dan negara-negara dengan banyak hutan hujan dapat bekerja sama mengatasi tantangan iklim.
”Maka dengan itu, saya rasa sekali lagi kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Indonesia dan kami sangat menantikan untuk melanjutkan kerja sama kami,” ujarnya.
Pertemuan ini juga mengawali proses verifikasi atas kontribusi berbasis hasil (Result Based Contribution/RBC) tahap keempat untuk pengurangan emisi . Proses verifikasi akan mencakup semuanya hasil yang tersedia dari total pengurangan emisi dari deforestasi dan hutan degradasi (REDD+).
Menteri Siti menekankan kemitraan ini dibangun atas dasar kesetaraan dan didasarkan pada bukti berdasarkan fakta. Dengan begitu, kerja sama ini juga akan memungkinkan kedua belah pihak mengambil tindakan nyata bersama untuk mencapai tujuan iklim negara kita masing-masing.
Menteri Siti menjelaskan untuk RBC pertama, kedua, dan ketiga sudah selesai pada Januari 2024. Hingga pada tahap ketiga itu, kontribusi yang dihasilkan kurang lebih USD156 juta. “Buat kita sebetulnya bukan soal uangnya, yang lebih penting adalah karena dengan demikian Norwegia memberikan pengakuan bahwa Indonesia cukup baik di dalam melakukan aksi-aksi mitigasi iklim,” katanya.
Menurutnya, saat ini Indonesia juga tengah berupaya mengatasi krisis iklim mulai dari tingkat akar rumput. Termasuk melalui implementasi Indonesia FOLU Net Sink 2030. Melalui kerja sama ini, dia optimistis tujuan tersebut akan dapat dipenuhi.
Dubes Rut Kruger mengungkapkan Norwegia sangat bangga atas kemitraan dengan Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia memimpin dengan memberikan contoh, bagaimana negara ini mampu mengurangi emisi dari deforestasi. Hal ini adalah sesuatu yang harus diakui di tingkat global.
“Seperti yang dijelaskan Menteri Siti Nurbaya, kami telah mengucurkan USD156 juta sebagai kontribusi atas hasil yang sangat mengesankan di Indonesia. Menurut kami hal tersebut juga tidak lepas dari kepemimpinan Menteri Siti Nurbaya, benar-benar merupakan contoh kelas dunia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dubes Rut Kruger menyampaikan alasan Norwegia melakukan hal ini karena perubahan iklim merupakan tantangan global. Indonesia dinilai telah melakukan pekerjaan yang sangat mengesankan dan mempunyai arti penting bagi seluruh dunia.
Jadi tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di tingkat global. Menurutnya, Norwegia dan Indonesia telah menunjukkan contoh yang sangat baik tentang bagaimana negara-negara barat dan negara-negara dengan banyak hutan hujan dapat bekerja sama mengatasi tantangan iklim.
”Maka dengan itu, saya rasa sekali lagi kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Indonesia dan kami sangat menantikan untuk melanjutkan kerja sama kami,” ujarnya.
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda