Wamenhan Sebut Isu Korupsi Jet Tempur Mirage Upaya Pelemahan Kemhan
Senin, 12 Februari 2024 - 19:13 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) , M Herindra, buka suara soal isu dugaan korupsi yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto dalam proses pembelian pesawat Mirage 2000- 5.
Dahnil menegaskan, informasi tersebut merupakan fitnah, dan berujung pada upaya untuk memperlemah Kemhan jika terus dibiarkan.
"Jika terus dikembangkan, maka informasi-informasi sesat ini dapat memperlemah upaya Kementerian Pertahanan dalam merancang sistem kekuatan pertahanan Republik Indonesia. Sering terjadi, informasi-informasi sesat ini dikembangkan oleh pihak-pihak tertentu dalam proses diplomasi alutsista Indonesia," kata Dahnil saat konferensi pers di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2024).
"Kami di Kementerian Pertahanan menyayangkan upaya-upaya fitnah dan pelemahan tersebut. Kami menghimbau kepada semua pihak untuk tidak mengorbankan kepentingan nasional hanya demi kepentingan politik sesaat," sambungnya.
Dahnil menjelaskan, rencana pembelian Mirage 2000-5 belum terjadi karena alasan keterbatasan ruang fiskal. Ia juga menegaskan, tidak ada kontrak pengadaan alutsista antara Kemhan dan PT TMI.
"Dan Kementerian Pertahanan tetap fokus berusaha mencari pesawat tempur terbaik yang tersedia untuk menjaga wilayah udara Indonesia," katanya.
"Salah satunya adalah adalah Rafale Dassault dari Prancis, yang akan segera hadir secara bertahap ke Indonesia. Pesawat tempur ini akan menjadi bagian yang memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia," tutupnya.
Dahnil menegaskan, informasi tersebut merupakan fitnah, dan berujung pada upaya untuk memperlemah Kemhan jika terus dibiarkan.
"Jika terus dikembangkan, maka informasi-informasi sesat ini dapat memperlemah upaya Kementerian Pertahanan dalam merancang sistem kekuatan pertahanan Republik Indonesia. Sering terjadi, informasi-informasi sesat ini dikembangkan oleh pihak-pihak tertentu dalam proses diplomasi alutsista Indonesia," kata Dahnil saat konferensi pers di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2024).
"Kami di Kementerian Pertahanan menyayangkan upaya-upaya fitnah dan pelemahan tersebut. Kami menghimbau kepada semua pihak untuk tidak mengorbankan kepentingan nasional hanya demi kepentingan politik sesaat," sambungnya.
Dahnil menjelaskan, rencana pembelian Mirage 2000-5 belum terjadi karena alasan keterbatasan ruang fiskal. Ia juga menegaskan, tidak ada kontrak pengadaan alutsista antara Kemhan dan PT TMI.
"Dan Kementerian Pertahanan tetap fokus berusaha mencari pesawat tempur terbaik yang tersedia untuk menjaga wilayah udara Indonesia," katanya.
"Salah satunya adalah adalah Rafale Dassault dari Prancis, yang akan segera hadir secara bertahap ke Indonesia. Pesawat tempur ini akan menjadi bagian yang memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda