Tangis Keluarga Korban Pelanggaran HAM Pecah Saat Nyanyikan Gugur Bunga di Depan Istana

Minggu, 11 Februari 2024 - 13:55 WIB
Tangis keluarga korban pelanggaran HAM dan penculikan 1998 pecah saat menyanyikan lagu Gugur Bunga di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu (11/2/2024). Foto/MPI
JAKARTA - Tangis keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan penculikan 1998 pecah saat menyanyikan lagu 'Gugur Bunga' di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu (11/2/2024).

Awalnya, salah seorang masa aksi Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) mengajak para keluarga korban untuk berdoa bersama. Mereka mengantungkan harapan-harapannya untuk bertahan dalam mengungkap kebenaran, serta mencari keadilan.

Baca juga: Keluarga Korban Penculikan Minta Indonesia Dibebaskan dari Pemimpin Pelanggar HAM

Mereka ingin, ada sebuah informasi mengenai keberadaan anggota keluarga yang hilang 25 tahun lamanya, entah dalam keadaan hidup ataupun tidak.

Setelah doa dipanjatkan kepada Tuhan, sebanyak 30 orang dari keluarga berbeda menyanyikan lagu 'Ibu Pertiwi' ciptaan Ismail Marzuki. Lagu itu dianggap cocok dengan keadaan Indonesia saat ini.



Kemudian, sampailah di lagu kedua, 'Gugur Bunga'. Tangis massa pun pecah, salah seorang bahkan terlihat terisak. Ia melanjutkan setiap lirik dengan lirik, sambil terus mengusap air mata yang jatuh ke pipi.

Sebagai informasi, IKOHI menggelar aksi yang bertajuk 'Doa Ibu untuk keselamatan Bangsa dari Capres pelanggar HAM'. Kegiatan itu digelar menjelang pemungutan suara pada Pemilu 2024.

Massa aksi merupakan keluarga dari korban pelanggaran HAM dan penculikan 1998 dan didominasi oleh para ibu yang kehilangan anaknya pada kala itu.

Sekretaris IKOHI, Zaenal Muttaqin mengatakan, pihaknya sengaja berdoa di depan Istana sebagai simbol bahwa negara belum memberikan keadilan dan penjelasan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More