Kritisi Demokrasi, Komisi Kerasulan Awam Ingatkan Toleransi dan Jaga Perdamaian
Rabu, 07 Februari 2024 - 20:10 WIB
BANDUNG - Ketua Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) dari Keusukupan Bandung Pastor Aloysius Wahyu Endro Suseno mengajak semua umat untuk saling menghormati dan menjaga kedamaian pada Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam talkshow yang digelar Bidang Persaudaraan Paroki Salib Suci Bandung bertema ‘Anak Muda dan Gerakan’ di Aula St Petrus Lantai 2 Gereja Salib Suci Bandung, Selasa (6/2/2024).
“Siapa yang bertelinga hendaklah mendengar, bedakan perubahan (kepentingan politik) dengan inkonsistensi yakni ketika nilai yang diperjuangkannya berubah. Gereja juga berubah sehingga ada konsili-konsili, tapi dalam hal nilai Gereja tetap konsisten,” ujar Pastor Aloysius.
Terdapat 4 kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin yakni kesetiaan 4 Pilar Kebangsaan, memiliki integritas, keberpihakan pada kaum kecil, difabel, tersingkirkan dan sebagainya yang sudah diserukan dalam surat KWI.
Pastor juga mengingatkan agar umat Katolik menetapkan pilihan secara bijak dengan keutamaan nilai-nilai dan memperhatikan rekam jejak para kandidat capres. Dia meminta para umat Katolik untuk membuat perbandingan dari ketiga paslon.
“Bingung pilih yang mana, bikin rapor untuk ketiga Paslon lalu diskor total. Pilih yang paling tinggi nilai totalnya atau pilih yang bidangnya paling penting buat saya,” ujarnya.
Selain itu, Pastor juga menyinggung soal Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) yang memberikan kritikan terhadap pemerintah. Menurutnya, kritikan yang disampaikan adalah suara kenabiannya, bukan karena mendukung salah satu pihak.
Dia mencontohkan hal tersebut seperti sejarah para imam nabi yang mewartakan kebenaran agar kekuasaan tidak menyimpang dari nilai-nilai universal Pancasila.
Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam talkshow yang digelar Bidang Persaudaraan Paroki Salib Suci Bandung bertema ‘Anak Muda dan Gerakan’ di Aula St Petrus Lantai 2 Gereja Salib Suci Bandung, Selasa (6/2/2024).
“Siapa yang bertelinga hendaklah mendengar, bedakan perubahan (kepentingan politik) dengan inkonsistensi yakni ketika nilai yang diperjuangkannya berubah. Gereja juga berubah sehingga ada konsili-konsili, tapi dalam hal nilai Gereja tetap konsisten,” ujar Pastor Aloysius.
Terdapat 4 kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin yakni kesetiaan 4 Pilar Kebangsaan, memiliki integritas, keberpihakan pada kaum kecil, difabel, tersingkirkan dan sebagainya yang sudah diserukan dalam surat KWI.
Pastor juga mengingatkan agar umat Katolik menetapkan pilihan secara bijak dengan keutamaan nilai-nilai dan memperhatikan rekam jejak para kandidat capres. Dia meminta para umat Katolik untuk membuat perbandingan dari ketiga paslon.
“Bingung pilih yang mana, bikin rapor untuk ketiga Paslon lalu diskor total. Pilih yang paling tinggi nilai totalnya atau pilih yang bidangnya paling penting buat saya,” ujarnya.
Selain itu, Pastor juga menyinggung soal Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) yang memberikan kritikan terhadap pemerintah. Menurutnya, kritikan yang disampaikan adalah suara kenabiannya, bukan karena mendukung salah satu pihak.
Dia mencontohkan hal tersebut seperti sejarah para imam nabi yang mewartakan kebenaran agar kekuasaan tidak menyimpang dari nilai-nilai universal Pancasila.
tulis komentar anda