Ramai Sivitas Akademika Bicara Demokrasi, Ganjar: Kebebasan Itu Harus Kita Hormati
Rabu, 07 Februari 2024 - 16:24 WIB
KARANGANYAR - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menyebut demokrasi Indonesia di tengah proses Pemilu 2024 berada di jurang. Hal itu ditandai dengan munculnya mosi dan petisi dari berbagai kelompok masyarakat hingga sivitas akademika.
"Oh ya terus bertambah. Saya ingin menyampaikan saja, demokrasi kita berada pada jurang. Maka, masyarakat sipil, tokoh agama, tokoh masyarakat, mengingatkan, termasuk kampus-kampus. Ingat, kampus itu punya kebebasan mimbar akademik," ujar Ganjar di Karanganyar, Rabu (7/2/2024).
Ganjar menilai apabila kampus-kampus bergerak itu artinya suara nurani. Ia pun membantah adanya klaim yang menyebut gerakan itu untuk memihak pasangan calon tertentu atau bahkan ditunggangi kelompok tertentu.
"Maka kalau mereka menyuarakan, itu pasti nuraninya. Enggak mungkin lah orang tua dikatakan 'Anda berpihak, ini karena elektoral'. Menyakitkan buat mereka. Karena para profesor yang sudah sepuh menyampaikan 'aku mau cari apa lagi? Kalau soal ini'," jelas Ganjar.
Adanya isu rektor-rektor yang diintervensi untuk membuat suatu pernyataan memperbaiki citra pemerintah pun disebutnya sudah terlambat. Ia pun meminta agar seluruh aspirasi yang datang itu dihormati.
"Bahkan ketika ada yang diminta membuat tandingan, buat statement dukungan pada pemerintah, menurut saya telat. Telat dari sisi pikiran, waktu, dan membelokkan sebuah kejujuran dan fakta akan menyakitkan buat menunjukkan sebuah kebenaran," tegasnya.
"Kebebasan ini harus kita hormati. Terbukti yang dikatakan Rektor Universitas Soegijapranata 'kami tidak mau, kami netral' Itu sebuah sikap yang luar biasa," pungkasnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
"Oh ya terus bertambah. Saya ingin menyampaikan saja, demokrasi kita berada pada jurang. Maka, masyarakat sipil, tokoh agama, tokoh masyarakat, mengingatkan, termasuk kampus-kampus. Ingat, kampus itu punya kebebasan mimbar akademik," ujar Ganjar di Karanganyar, Rabu (7/2/2024).
Baca Juga
Ganjar menilai apabila kampus-kampus bergerak itu artinya suara nurani. Ia pun membantah adanya klaim yang menyebut gerakan itu untuk memihak pasangan calon tertentu atau bahkan ditunggangi kelompok tertentu.
"Maka kalau mereka menyuarakan, itu pasti nuraninya. Enggak mungkin lah orang tua dikatakan 'Anda berpihak, ini karena elektoral'. Menyakitkan buat mereka. Karena para profesor yang sudah sepuh menyampaikan 'aku mau cari apa lagi? Kalau soal ini'," jelas Ganjar.
Adanya isu rektor-rektor yang diintervensi untuk membuat suatu pernyataan memperbaiki citra pemerintah pun disebutnya sudah terlambat. Ia pun meminta agar seluruh aspirasi yang datang itu dihormati.
"Bahkan ketika ada yang diminta membuat tandingan, buat statement dukungan pada pemerintah, menurut saya telat. Telat dari sisi pikiran, waktu, dan membelokkan sebuah kejujuran dan fakta akan menyakitkan buat menunjukkan sebuah kebenaran," tegasnya.
"Kebebasan ini harus kita hormati. Terbukti yang dikatakan Rektor Universitas Soegijapranata 'kami tidak mau, kami netral' Itu sebuah sikap yang luar biasa," pungkasnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(kri)
tulis komentar anda