Alissa Wahid Bicara Teori Gundukan Pasir dalam Perubahan Sosial
Selasa, 06 Februari 2024 - 16:04 WIB
JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Wahid tidak sepakat dengan tudingan bahwa gelombang kritik sivitas akademika terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sengaja diorkestrasi untuk kepentingan elektoral pasangan capres-cawapres tertentu. Menurut putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, yang menganggap demikian tidak paham dengan teori gundukan pasir dalam perubahan sosial.
“Menyuruh 1 Guru Besar itu susah. Apalagi banyak Guru Besar. Apalagi banyak Perguruan Tinggi,” cuit wanita bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid ini dikutip dari akun media sosial X @AlissaWahid, Selasa (6/2/2024).
“Yang anggap para GB ini diorkestrasi, apalagi utk kepentingan elektoral, pasti ndak paham Sandpile Theory of Social Change, Teori Gundukan Pasir dalam Perubahan Sosial,” pungkas Alissa Wahid.
Diketahui, Ketua Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia mencurigai ada skenario di balik maraknya sivitas akademika mengritisi pemerintahan Jokowi. Bahlil mengatakan muruah kampus harus dijaga.
“Katanya sivitas akademi independen, kok ada yang mengangkat jari dengan nomor tertentu? Kok ada salah satu ketua partai di situ? Yang benar aja bos” ujar Menteri Investasi ini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Bahlil pun mengaku mantan aktivis 98. “Gerakan (sivitas akademika, red) ini menurut saya gerakan ya gitu deh, kayak apa ya,” tuturnya.
“Menyuruh 1 Guru Besar itu susah. Apalagi banyak Guru Besar. Apalagi banyak Perguruan Tinggi,” cuit wanita bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid ini dikutip dari akun media sosial X @AlissaWahid, Selasa (6/2/2024).
“Yang anggap para GB ini diorkestrasi, apalagi utk kepentingan elektoral, pasti ndak paham Sandpile Theory of Social Change, Teori Gundukan Pasir dalam Perubahan Sosial,” pungkas Alissa Wahid.
Diketahui, Ketua Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia mencurigai ada skenario di balik maraknya sivitas akademika mengritisi pemerintahan Jokowi. Bahlil mengatakan muruah kampus harus dijaga.
“Katanya sivitas akademi independen, kok ada yang mengangkat jari dengan nomor tertentu? Kok ada salah satu ketua partai di situ? Yang benar aja bos” ujar Menteri Investasi ini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Bahlil pun mengaku mantan aktivis 98. “Gerakan (sivitas akademika, red) ini menurut saya gerakan ya gitu deh, kayak apa ya,” tuturnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda