Akademisi Ramai-ramai Kritik Rezim Jokowi, PDIP: Demokrasi Menghadapi Persoalan Serius
Sabtu, 03 Februari 2024 - 20:34 WIB
JAKARTA - Kritik akademisi dari berbagai kampus terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai tanda demokrasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Hal itu dikatakan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto usai Kampanye Akbar 'Konser Salam Metal' di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (3/2/2024).
“Ini menunjukan demokrasi Indonesia menghadapi persoalan serius,” kata Hasto. Dia menilai perguruan tinggi merupakan cerminan dari kekuatan kebenaran dan moral, serta politik hati nurani.
Oleh karena itu, Hasto menilai gerakan moral dari civitas akademika UGM, UI, Unpad, Unhas, hingga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengkritik Presiden Jokowi tidak boleh dianggap remeh.
“Pergerakan dari elemen perguruan tinggi ini tak boleh dianggap remeh karena ini melawan berbagai bentuk intimidasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Capres Ganjar Pranowo menyoroti soal suara civitas akademika yang saat ini mulai bersuara dalam menjaga demokrasi di Indonesia. Dia tak khawatir jika para menteri yang mendukungnya mundur dari jabatannya. Sebabnya, saat ini civitas akademika hingga masyarakat pun mulai berbicara guna menjaga demokrasi di Indonesia ini agar tak dalam kondisi krisis.
"Oh tidak, tidak, justru ini memberikan contoh, kan sekarang kampus juga sudah mulai bicara, civil soceity sudah mulai bicara. Maka, jangan sampai demokrasi di kita berbahaya, democracy in danger itu bahaya, maka semua sekarang bicara dan berkontribusi," katanya.
Hal itu dikatakan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto usai Kampanye Akbar 'Konser Salam Metal' di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (3/2/2024).
“Ini menunjukan demokrasi Indonesia menghadapi persoalan serius,” kata Hasto. Dia menilai perguruan tinggi merupakan cerminan dari kekuatan kebenaran dan moral, serta politik hati nurani.
Oleh karena itu, Hasto menilai gerakan moral dari civitas akademika UGM, UI, Unpad, Unhas, hingga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengkritik Presiden Jokowi tidak boleh dianggap remeh.
“Pergerakan dari elemen perguruan tinggi ini tak boleh dianggap remeh karena ini melawan berbagai bentuk intimidasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Capres Ganjar Pranowo menyoroti soal suara civitas akademika yang saat ini mulai bersuara dalam menjaga demokrasi di Indonesia. Dia tak khawatir jika para menteri yang mendukungnya mundur dari jabatannya. Sebabnya, saat ini civitas akademika hingga masyarakat pun mulai berbicara guna menjaga demokrasi di Indonesia ini agar tak dalam kondisi krisis.
"Oh tidak, tidak, justru ini memberikan contoh, kan sekarang kampus juga sudah mulai bicara, civil soceity sudah mulai bicara. Maka, jangan sampai demokrasi di kita berbahaya, democracy in danger itu bahaya, maka semua sekarang bicara dan berkontribusi," katanya.
(wyn)
tulis komentar anda