Ganjar Tegaskan Semua Anak Bangsa Berkontribusi dalam Kemerdekaan Indonesia
Senin, 22 Januari 2024 - 16:55 WIB
JAKARTA - Capres nomor urut 03 yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo mengungkapkan, semua anak bangsa memiliki kontribusi untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal tersebut disampaikan Ganjar dalam kunjungan resmi ke Kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024).
Awalnya Ganjar mengungkapkan pengalaman sejarah kebangsaan yang ia rasakan saat berkunjung ke Bandung dan Surabaya.
"Jadi kemarin saya di Bandung memulai acara kampanye terbuka pertama. Dari Bandung saya diajak mampir ke Museum Tionghoa, mereka menyampaikan dengan perasaan dari dalam, semangat luar biasa, tangan saya ditarik-tarik untuk menunjukkan foto-foto," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar menyebutkan, sejarah bangsa Indonesia yang bisa multi etnis berawal dari kedatangan berbagai pendatang dari berbagai negara ke Indonesia.
"Dari berbagai dinasti yang masuk ke Indonesia melalui jalur sutera itu dia sebutkan, lalu dia katakan perjalanan nya. Dia misinya hanya satu dagang. Katanya begitu. Tapi ada budaya yang masuk, ada agama yang masuk. Kemudian diceritakan Mbak Yenny yang kelompok muslim dari Tiongkok yang masuk dalam sejarah itu," jelas Ganjar.
Ganjar kemudian juga menceritakan pengalaman saat dirinya ke Surabaya. "Maka pada saat saya di Surabaya ada Masjid Ceng Ho ya Pak, ternyata Bapaknya Pak Hary (Ketum Partai Persatuan Indonesia [Perindo] Hary Tanoesoedibjo) itu salah satu donatur utama di sana di Masjid Ceng Ho itu. Maksud saya setelah melihat museum itu ditunjukkan lah satu per satu peran tokoh," kata Ganjar Pranowo.
"Pak Ganjar tahu enggak pada saat 28 Oktober itu rumah siapa yang dikasih, saya sih pernah baca, kata seorang Tionghoa yang dipinjamkan rumahnya. Dan dia ternyata punya semangat dan spirit yang sama agar lepas dari penjajahan. Itu 1928 belum 1945," cerita Ganjar Pranowo di hadapan para pengurus PGI.
"Kami juga pernah (kami maksudnya secara etnisitas Tiongkok yang masuk ke Indonesia), mereka menyampaikan begini, kejadian pembantaian di Jakarta itu dulu sebelum Indonesia merdeka karena kelompok-kelompok ini melawan balik. Jadi dia bergabung dengan kelompok pribumi. Sebuah sejarah diceritakan panjang," lanjut mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut.
Awalnya Ganjar mengungkapkan pengalaman sejarah kebangsaan yang ia rasakan saat berkunjung ke Bandung dan Surabaya.
"Jadi kemarin saya di Bandung memulai acara kampanye terbuka pertama. Dari Bandung saya diajak mampir ke Museum Tionghoa, mereka menyampaikan dengan perasaan dari dalam, semangat luar biasa, tangan saya ditarik-tarik untuk menunjukkan foto-foto," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar menyebutkan, sejarah bangsa Indonesia yang bisa multi etnis berawal dari kedatangan berbagai pendatang dari berbagai negara ke Indonesia.
"Dari berbagai dinasti yang masuk ke Indonesia melalui jalur sutera itu dia sebutkan, lalu dia katakan perjalanan nya. Dia misinya hanya satu dagang. Katanya begitu. Tapi ada budaya yang masuk, ada agama yang masuk. Kemudian diceritakan Mbak Yenny yang kelompok muslim dari Tiongkok yang masuk dalam sejarah itu," jelas Ganjar.
Ganjar kemudian juga menceritakan pengalaman saat dirinya ke Surabaya. "Maka pada saat saya di Surabaya ada Masjid Ceng Ho ya Pak, ternyata Bapaknya Pak Hary (Ketum Partai Persatuan Indonesia [Perindo] Hary Tanoesoedibjo) itu salah satu donatur utama di sana di Masjid Ceng Ho itu. Maksud saya setelah melihat museum itu ditunjukkan lah satu per satu peran tokoh," kata Ganjar Pranowo.
"Pak Ganjar tahu enggak pada saat 28 Oktober itu rumah siapa yang dikasih, saya sih pernah baca, kata seorang Tionghoa yang dipinjamkan rumahnya. Dan dia ternyata punya semangat dan spirit yang sama agar lepas dari penjajahan. Itu 1928 belum 1945," cerita Ganjar Pranowo di hadapan para pengurus PGI.
"Kami juga pernah (kami maksudnya secara etnisitas Tiongkok yang masuk ke Indonesia), mereka menyampaikan begini, kejadian pembantaian di Jakarta itu dulu sebelum Indonesia merdeka karena kelompok-kelompok ini melawan balik. Jadi dia bergabung dengan kelompok pribumi. Sebuah sejarah diceritakan panjang," lanjut mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda