Anies Ingin RI Jadi Penentu di Level Global, Kubu Prabowo-Gibran: Pikniknya Kurang Jauh
Senin, 08 Januari 2024 - 00:39 WIB
JAKARTA - Keinginan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menjadikan Indonesia sebagai pelaku utama dalam konstalasi global mendapat kritikan dari kubu pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Adapun kubu Prabowo-Gibran yang mengkritik Anies tersebut adalah Wakil Ketua Umum nonaktif Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono.
“Anies Bawesdan pikniknya kurang jauh, sehingga ujug-ujug ingin menjadi top leader di dunia. Kepemimpinan Indonesia saat ini dalam tataran internasional berada dalam posisi yang sangat high respect baik oleh Amerika dan Rusia, negara-negara Eropa dan kawasan Selatan-Selatan, serta lainnya,” kata Sukmo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/1/2024).
Dia menjelaskan, dalam hal kerja sama selatan-selatan ini pada dasarnya dilatar belakangi perjalanan sejarah negara-negara yang memiliki pengalaman pembebasan masyarakat dan bangsa dari sisa-sisa penjajahan, kemiskinan, penindasan serta keterbelakangan. Dia melanjutkan, Indonesia terus berbagi pengalaman bagaimana bangkit dari berbagai krisis, semisal akibat pandemi Covid-19.
“Oleh sebab itu, keinginan capres Anies ujug-ujug ingin menjadi leader di kepemimpinan global menunjukkan gagal paham tentang hubungan internasional,” kata Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Panama City ini.
Dia menuturkan, keberhasilan Indonesia sebagai Presidensi G20 dengan standar tinggi, Keketuan ASEAN yang berhasil dalam membawa ASEAN menjadi mitra penting negara-negara maju juga diterimanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Presiden Ukrania Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada saat dalam kondisi perang merupakan bukti bagaimana Indonesia sudah menjadi negara dengan kekuatan kepemimpinan global.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam krisis di Gaza, sikap Indonesia menjadi rujukan bagi negara-negara saat voting mengecam Israel. “Jika Anies ujug-ujug ingin menjadi top leader, sekali lagi itu hanya bualan yang tidak mengakui keberhasilan kepemimpinan saat ini,” katanya.
“Sekali lagi keinginan Anies membawa misi kebudayaan saat berkunjung ke luar negeri menandakan bahwa betapa minimnya referensi,” sambungnya.
Dia mengatakan, misi kebudayaan Indonesia sudah mendunia dengan kerja sama selama ini dengan Pemprov, KBRI, swasta, dan BUMN dalam berbagai pameran termasuk dalam pameran dagang pun misi kebudayaan masuk di dalamnya.
“Anies Bawesdan pikniknya kurang jauh, sehingga ujug-ujug ingin menjadi top leader di dunia. Kepemimpinan Indonesia saat ini dalam tataran internasional berada dalam posisi yang sangat high respect baik oleh Amerika dan Rusia, negara-negara Eropa dan kawasan Selatan-Selatan, serta lainnya,” kata Sukmo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/1/2024).
Dia menjelaskan, dalam hal kerja sama selatan-selatan ini pada dasarnya dilatar belakangi perjalanan sejarah negara-negara yang memiliki pengalaman pembebasan masyarakat dan bangsa dari sisa-sisa penjajahan, kemiskinan, penindasan serta keterbelakangan. Dia melanjutkan, Indonesia terus berbagi pengalaman bagaimana bangkit dari berbagai krisis, semisal akibat pandemi Covid-19.
“Oleh sebab itu, keinginan capres Anies ujug-ujug ingin menjadi leader di kepemimpinan global menunjukkan gagal paham tentang hubungan internasional,” kata Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Panama City ini.
Dia menuturkan, keberhasilan Indonesia sebagai Presidensi G20 dengan standar tinggi, Keketuan ASEAN yang berhasil dalam membawa ASEAN menjadi mitra penting negara-negara maju juga diterimanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Presiden Ukrania Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada saat dalam kondisi perang merupakan bukti bagaimana Indonesia sudah menjadi negara dengan kekuatan kepemimpinan global.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam krisis di Gaza, sikap Indonesia menjadi rujukan bagi negara-negara saat voting mengecam Israel. “Jika Anies ujug-ujug ingin menjadi top leader, sekali lagi itu hanya bualan yang tidak mengakui keberhasilan kepemimpinan saat ini,” katanya.
“Sekali lagi keinginan Anies membawa misi kebudayaan saat berkunjung ke luar negeri menandakan bahwa betapa minimnya referensi,” sambungnya.
Dia mengatakan, misi kebudayaan Indonesia sudah mendunia dengan kerja sama selama ini dengan Pemprov, KBRI, swasta, dan BUMN dalam berbagai pameran termasuk dalam pameran dagang pun misi kebudayaan masuk di dalamnya.
(rca)
tulis komentar anda