Digitalisasi Birokrasi Program Sat Set Ganjar-Mahfud Sikat KKN
Jum'at, 22 Desember 2023 - 10:02 WIB

Capres dan Cawapres nomor urut 3 yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memberikan perhatian serius digitalisasi birokrasi secara merata. Foto/MPI
JAKARTA - Capres dan Cawapres nomor urut 3 yang didukung Partai Perindo, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memberikan perhatian serius digitalisasi birokrasi secara merata apabila berhasil memenangkan Pilpres 2024. Program Sikat KKN Ganjar-Mahfud berangkat dari keberpihakan terhadap kepentingan publik dalam bentuk keberanian politik untuk sikat habis koruptor, pungli, dan mafia hukum di segala sektor, baik di desa maupun kota.
Berdasarkan data yang dihimpun, bukan tanpa alasan Ganjar-Mahfud memberikan perhatian serius pada digitalisasi birokrasi. Pasalnya, hal ini merupakan salah satu keberlanjutan dari program yang sudah dijalankan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dimana terlalu banyak kanal aduan publik dan aplikasi pemerintah. Ada sebanyak 27.400 aplikasi yang terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sehingga terlalu rumit dan lama bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik.
Baca juga: Ganjar-Mahfud Komitmen Percepat Pembangunan Desa
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah merencanakan program integrasi data ”Satu Data Indonesia” pada 2019, tetapi gagal terlaksana di 2022 karena dugaan
Berdasarkan data yang dihimpun, bukan tanpa alasan Ganjar-Mahfud memberikan perhatian serius pada digitalisasi birokrasi. Pasalnya, hal ini merupakan salah satu keberlanjutan dari program yang sudah dijalankan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dimana terlalu banyak kanal aduan publik dan aplikasi pemerintah. Ada sebanyak 27.400 aplikasi yang terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sehingga terlalu rumit dan lama bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik.
Baca juga: Ganjar-Mahfud Komitmen Percepat Pembangunan Desa
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah telah merencanakan program integrasi data ”Satu Data Indonesia” pada 2019, tetapi gagal terlaksana di 2022 karena dugaan
Lihat Juga :