Mahfud MD: Proyek Food Estate Gagal karena Lahan Besar, Petani Tak Ada
Selasa, 19 Desember 2023 - 21:41 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan tanggapan terkait proyek food estate atau lumbung pangan nasional yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Cawapres nomor urut 3 ini menilai, proyek tersebut tidak berhasil. Ia menyampaikan hal ini saat menjadi narasumber dalam acara diskusi online bertema “Visi Misi Indonesia 2024” yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan, Padang, pada Senin, 18 Desember 2023.
“Food Estate yang sekarang ini ramai dibicarakan, saya pikir semua orang tahu bahwa itu gagal. Dan saya setuju (gagal),” ucap Mahfud dalam acara diskusi online yang ditayangkan di kanal YouTube Unand Official, Selasa (19/12/2023).
Mahfud mengatakan, alasan utama kegagalan proyek food estate adalah tidak adanya petani yang mau mengelola lahan yang disediakan.
“Mengapa? karena kita menyiapkan lahan yang luas, tapi tidak mempertimbangkan bahwa lahan yang luas dengan modal yang besar itu membutuhkan petani. Sementara itu, lahan yang ditawarkan itu sepi, siapa yang berminat bertani di sana?” tutur Mahfud.
Namun demikian, Mahfud menilai, konsep proyek food estate masih bisa diteruskan. Ia juga menyebut, Indonesia tidak harus bergantung pada beras sebagai sumber pangan utama. Ada banyak komoditas pangan lain yang bisa dikembangkan.
“Konsepnya bisa dilanjutkan dan pangan bukan hanya beras saja. Harus kembali ke makanan tradisional Indonesia seperti jagung, gandum, sagu, sorgum, dan lain-lain. Itu nanti kita kembangkan karena itu makanan tradisional kita,” katanya.
Sebagai informasi, food estate atau lumbung pangan adalah salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 untuk menciptakan ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan lahan seluas 165.000 hektare (ha). Pada 2020, dilaksanakan seluas 30.000 ha sebagai contoh penerapan teknologi pertanian 4.0.
Cawapres nomor urut 3 ini menilai, proyek tersebut tidak berhasil. Ia menyampaikan hal ini saat menjadi narasumber dalam acara diskusi online bertema “Visi Misi Indonesia 2024” yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan, Padang, pada Senin, 18 Desember 2023.
“Food Estate yang sekarang ini ramai dibicarakan, saya pikir semua orang tahu bahwa itu gagal. Dan saya setuju (gagal),” ucap Mahfud dalam acara diskusi online yang ditayangkan di kanal YouTube Unand Official, Selasa (19/12/2023).
Mahfud mengatakan, alasan utama kegagalan proyek food estate adalah tidak adanya petani yang mau mengelola lahan yang disediakan.
“Mengapa? karena kita menyiapkan lahan yang luas, tapi tidak mempertimbangkan bahwa lahan yang luas dengan modal yang besar itu membutuhkan petani. Sementara itu, lahan yang ditawarkan itu sepi, siapa yang berminat bertani di sana?” tutur Mahfud.
Namun demikian, Mahfud menilai, konsep proyek food estate masih bisa diteruskan. Ia juga menyebut, Indonesia tidak harus bergantung pada beras sebagai sumber pangan utama. Ada banyak komoditas pangan lain yang bisa dikembangkan.
“Konsepnya bisa dilanjutkan dan pangan bukan hanya beras saja. Harus kembali ke makanan tradisional Indonesia seperti jagung, gandum, sagu, sorgum, dan lain-lain. Itu nanti kita kembangkan karena itu makanan tradisional kita,” katanya.
Sebagai informasi, food estate atau lumbung pangan adalah salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 untuk menciptakan ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan lahan seluas 165.000 hektare (ha). Pada 2020, dilaksanakan seluas 30.000 ha sebagai contoh penerapan teknologi pertanian 4.0.
(cip)
tulis komentar anda