Mahfud MD Ajak Warga Madura Pilih Pemimpin yang Bersih dan Tidak KKN

Minggu, 19 November 2023 - 13:15 WIB
Menko Polhukam sekaligus cawapres Mahfud MD mengajak warga Madura untuk memilih pemimpin yang bersih dan tidak Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Foto/MPI/Arif Budianto
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) sekaligus cawapres Mahfud MD mengajak warga Madura untuk memilih pemimpin yang bersih dan tidak Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Hal itu disampaikan Mahfud MD saat pulang ke kampung halamannya di Pulau Madura, Jawa Timur, Sabtu 18 November 2023. Mahfud melakukan serangkaian kegiatan di Pulau Garam ini.

Dalam kunjungannya, Mahfud MD mendatangi Pendopo Kabupaten Sumenep untuk melakukan salawat dan Istighosah Kebangsaan di GOR A. Yani Sumenep. Ribuan warga Sumenep pun tumplek di lapangan dan tribun GOR A. Yani Sumenep. Sejumlah ulama dan habaib hadir. Nampak pula Ketua Banggar DPR yang juga politisi PDI Perjuangan Said Abdullah, Bupati Sumenep Achmad Fauzi di acara ini.



Mahfud mengajak warga Madura bershalawat Tibbil Qulub dan Salawat Jibril. Mahfud juga menyanyikan sejumlah lagu Madura sepeti Tanduk Majheng Ngapoteh dan Pajjar Laggu. "Terbukti saya orang Madura, bicara Madura lancar, bisa lagu Madura, dan orang Madura suka shalawatan," kata Mahfud dikutip Minggu (19/11/2023).



Dalam orasinya, Mahfud mengatakan, agar bangsa ini selamat tantangan yang ada harus dihadapi dengan gotong royong. Perang dan kondisi geopolitik global menjadi ancaman perekonomian. Belum lagi ancaman bencana alam. Bangsa Indonesia, orang Madura, punya tanggung jawab untuk menjemput sejarah menyelamatkan Indonesia.



Indonesia, kata Mahfud terancam oleh perpecahan dan kemunduran. Terutama oleh banyaknya praktik korupsi. Melihat ke arah mana pun, udara, laut, hutan, rumah sakit, kesehatan, pendidikan, ada korupsi.

Sementara penegakan hukum masih lemah. Harus ada langkah yang sistematis mencegah dan memberantas korupsi. Diingatkan, hancurnya bangsa dan negara yang kuat di masa lalu, karena hukum tidak ditegakkan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More