Harga Gula Dipatok Rp16 Ribu per Kg, Partai Perindo: Bapanas Harus Pastikan Relaksasi Dilaksanakan

Sabtu, 11 November 2023 - 13:03 WIB
Juru Bicara Nasional Partai Perindo, Yerry Tawalujan menanggapi naiknya harga gula pasir dan upaya Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan relaksasi harga. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Juru Bicara Nasional Partai Persatuan Indonesia (Perindo) , Yerry Tawalujan menanggapi naiknya harga gula pasir dan upaya Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan relaksasi harga. Yerry meminta agar Bapanas memperketat pengawasan harga.

"Pagi ini saya mengecek harga gula pasir non-premium yang dijual di pasar tradisional, Pasar Kompleks Koja, Tanjung Priok telah melonjak sampai Rp17.000 per kilogram," ujar Yerry kepada wartawan, Sabtu (11/11/2023).



Itu artinya, lanjut Yerry, pihak Bapanas harus bekerja keras untuk memastikan kebijakan relaksasi harga gula pasir premium yang dijual di ritel modern benar dilaksanakan.

"Karena biasanya harga barang yang dijual di pasar tradisional tidak akan berbeda jauh dengan di ritel modern. Jadi jangan sampai relaksasi harga gula pasir Rp16.000 per kilogram itu hanya di atas kertas saja yang berbeda dengan harga di pasaran," tandas Yerry.



Yerry yang merupakan Caleg DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara ini mengatakan Bapanas selain harus memperketat pengawasan harga, juga harus memastikan ketersediaan stok gula pasir.

"Kami minta Bapanas dengan tegas memastikan relaksasi harga gula pasir itu dilaksanakan oleh para pedagang ritel. Lalu pastikan ketersediaan stok gula pasir secara merata sampai ke pelosok daerah terluar dan terpencil," jelas Yerry.

Selain itu, Yerry juga minta pemerintah secara tegas menindak jika ada pedagang yang menimbun gula untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Partai Perindo juga meminta ketegasan pemerintah untuk menindak jika ada pihak tidak bertanggung jawab yang menimbun gula atau bahan pangan lain untuk mempermainkan harga.



"Kasihan rakyat, harga komoditas pangan semuanya naik. Pemerintah harus lebih serius lagi kendalikan harga komoditas pangan," pungkas Yerry.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More