Kominfo: Jadilah Pemilih Cerdas pada Pemilu Damai 2024
Selasa, 03 Oktober 2023 - 12:55 WIB
“Sejauh mana pemilih muda tereduksi atau terliterasi digital untuk menghadapi gangguan Pemilu 2024, kalau anak muda itu sudah memahami cara kerja ruang digital, karena dalam menyikapi ruang digital itu ada prinsipnya. Prinsipnya adalah apa yang kita baca, apa yang kita lihat atau tonton itu tidak bisa langsung kita percayai, sampai memang diketahui dari sumbernya terpercaya,” tutur Sammi.
Sammi juga menambahkan, anak muda juga tahu, jadi kalau lagi ngomong didepan anak muda, lalu mereka malah buka-buka gadget, itu mereka lagi cek apa yang kita sampaikan bener atau nggak.
Sementara itu Pegiat Media Sosial, Wicaksana atau yang lebih dikenal dengan Ndoro Kakung menambahkan, menjaga kualitas demokrasi, kuncinya adalah adanya edukasi yang memiliki tujuan membekali masyarakat cakap digital yang mencakup empat pilar yaitu keamanan digital, etika digital, masyarakat digital, dan budaya digital.
“Masyarakat memiliki bekal untuk menghadapi apapun yang terjadi. Yang mana edukasi melalui literasi digital salah satu tujuannya memberi edukasi ke masyarakat bukan hanya hoaks soal pemilu tetapi hoaks-hoaks yang lain. Ada ASN, TNI, Ibu Rumah Tangga dan lain–lain RT yang menjadi target sasaran literasi digital,” kata Ndoro Kakung.
Menjelang Pemilu 2024 lanjut Ndoro, akan banyak bertebaran informasi hoaks di dunia digital atau media sosial seperti kampanye negatif dan kampanye hitam, pencemaran nama baik, fitnah dan lain sebagainya. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk tetap berhati-hati dan cerdas dalam menerima informasi apapun.
“Jangan mudah percaya apapun yang ada di internet, sekalipun itu di whatsapp. Anggap apa yang di medsos itu belum tentu kebenarannya sampai ada fakta tentang informasi tersebut. Faktanya peredaran konten-konten negatif ada di platform yang besar seperti FB, Yotube, aplikasi percakapan. Ini karena penggunanya juga besar,” kata Ndoro Kakung.
Lihat Juga: Wahyudi, Guru Inspirator: Melampaui Keterbatasan, Menembus Segala Hambatan Menjadi Kemungkinan
Sammi juga menambahkan, anak muda juga tahu, jadi kalau lagi ngomong didepan anak muda, lalu mereka malah buka-buka gadget, itu mereka lagi cek apa yang kita sampaikan bener atau nggak.
Sementara itu Pegiat Media Sosial, Wicaksana atau yang lebih dikenal dengan Ndoro Kakung menambahkan, menjaga kualitas demokrasi, kuncinya adalah adanya edukasi yang memiliki tujuan membekali masyarakat cakap digital yang mencakup empat pilar yaitu keamanan digital, etika digital, masyarakat digital, dan budaya digital.
“Masyarakat memiliki bekal untuk menghadapi apapun yang terjadi. Yang mana edukasi melalui literasi digital salah satu tujuannya memberi edukasi ke masyarakat bukan hanya hoaks soal pemilu tetapi hoaks-hoaks yang lain. Ada ASN, TNI, Ibu Rumah Tangga dan lain–lain RT yang menjadi target sasaran literasi digital,” kata Ndoro Kakung.
Menjelang Pemilu 2024 lanjut Ndoro, akan banyak bertebaran informasi hoaks di dunia digital atau media sosial seperti kampanye negatif dan kampanye hitam, pencemaran nama baik, fitnah dan lain sebagainya. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk tetap berhati-hati dan cerdas dalam menerima informasi apapun.
“Jangan mudah percaya apapun yang ada di internet, sekalipun itu di whatsapp. Anggap apa yang di medsos itu belum tentu kebenarannya sampai ada fakta tentang informasi tersebut. Faktanya peredaran konten-konten negatif ada di platform yang besar seperti FB, Yotube, aplikasi percakapan. Ini karena penggunanya juga besar,” kata Ndoro Kakung.
Lihat Juga: Wahyudi, Guru Inspirator: Melampaui Keterbatasan, Menembus Segala Hambatan Menjadi Kemungkinan
(bga)
tulis komentar anda