Mengungkap 7 Sub Kesatuan Pasopati yang Bertugas Menculik Para Jenderal Hidup atau Mati

Jum'at, 29 September 2023 - 04:11 WIB
Setiap Sub Kesatuan bertanggung jawab untuk menculik serta membawa ke pangkalan Lubang Buaya masing-masing satu jenderal dalam daftar yang dibuat. Foto/Dok/Koran SINDO
JAKARTA - Pada pukul 2.30 WIB pagi dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Letnan Satu Dul Arief selaku pimpinan Kesatuan Pasopati dari Gerakan 30 September memeriksa barisannya di Lubang Buaya, pada sebidang lapangan di pinggiran Pangkalan Udara Halim, sebelah tenggara Jakarta.

Seperti dikutip dalam buku Tragedi Nasional Percobaan KUP G30S/PKI di Indonesia, Jumat (29/9/2023), Kesatuan Pasopati dibagi dalam tujuh Sub Kesatuan.

Setiap Sub Kesatuan bertanggung jawab untuk menculik serta membawa ke pangkalan Lubang Buaya masing-masing satu jenderal dalam daftar yang dibuat.





Kesatuan-kesatuan tersebut diatur sebagai berikut:

1. Sub Kesatuan yang bertanggung jawab menculik Jenderal Abdul Haris Nasution di bawah komando Pembantu Letnan Dua, Djahurub dari Resimen Tjakrabirawa, yang terdiri dari satu regu Batalyon I Resimen Tjakrabirawa, satu peleton masing-masing dari Batalyon Pasukan Para 454 dan 530, Kesatuan Pasukan Para Angkatan Udara, dan satu peleton sukarelawan dan Pemuda Rakyat.

2. Sub Kesatuan yang diserahi menculik Letnan Jenderal Achmad Yani di bawah komando Pembantu Letnan Satu, Mukidjan dari Brigade 1, terdiri dari masing-masing satu peleton dari Brigade Infanteri 1, Batalyon Pasukan Para 454, dan 530, satu regu dari Tjakrabirawa dan dari Kesatuan Pasukan Para Angkatan Udara, serta dua regu dari Pemuda Rakyat.

3. Sub Kesatuan yang ditugasi menculik Mayor Jendetal Suprapto di bawah komando Sersan Kepala Sulaiman dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari dua regu Resimen Tjakrabirawa.

4. Sub Kesatuan yang mendapat tugas menculik Mayor Jenderal S Parman di bawah komando Sersan Kepala Sulaiman dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari satu regu Resimen Tjakrabirawa dan satu peleton dari Batalyon 530.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More