Hadiri Apel Akbar Kokam Muhammadiyah, Jokowi Minta Masyarakat Tak Terbelah Karena Pemilu
Rabu, 20 September 2023 - 19:36 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) meminta kepada masyarakat tidak terpecah-belah hanya karena Pemilu . Menurutnya, lompatan besar bangsa tidak boleh terhalang oleh perebutan kekuasaan.
"Masyarakat tidak boleh terbelah karena pemilu. Kedamaian juga tidak boleh koyak karena pemilu. Dan lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan," kata Jokowi dalam sambutan Apel Akbar Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).
Jokowi mengatakan, dalam demokrasi, menang atau kalah dan saling adu argumentasi merupakan hal yang wajar. Menurutnya, yang terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan.
"Dalam demokrasi perbedaan pilihan itu wajar, beda pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar. Adu argumentasi adu argumen itu juga wajar, yang penting dan paling utama persatuan kesatuan kita harus tetap kita jaga bersama-sama," katanya.
Tantangan-tantangan ke depan, kata Jokowi, tidak mudah. Namun tantangan tersebut bisa jadikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk melompat maju. "Asalkan ada konsistensi dan keberlanjutan dari apa yang sudah berjalan, dari apa yang sudah kita lakukan," kata Jokowi.
"Jangan sampai saat ganti pemimpin ganti visi, ganti orientasi, sehingga kita harus mulai semuanya dari awal lagi, sudah SD, sudah SMP, sudah SMA, ganti pemimpin, ganti visi lagi, sehingga mulai lagi dari SD, SMP, SMA, Universitas. Ganti pemimpin balik lagi kita harus mulai dari SD lagi kapan kita S1, S2, S3, dan seterusnya," katanya.
Menurut Jokowi, bangsa Indonesia butuh pemimpin yang konsisten, berani mengambil keputusan serta berani menghadapi negara manapun. Pemimpin ke depan juga harus mampu bekerja makro dan mikro.
Presiden berharap dukungan keluarga besar Muhammadiyah untuk mewujudkan pemilu damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia maju yang kita cita-citakan.
"Bangsa ini butuh pemimpin yang mempersatukan, yang melayani pembelian rakyat, yang mampu bekerja, mampu bekerja makro, mampu bekerja mikro, dan mampu bekerja detail. Karena saat ini tidak mungkin kita hanya berpikiran makro saja, mikronya harus dilihat, mikro dilihat, detailnya harus dicek lagi," katanya.
"Masyarakat tidak boleh terbelah karena pemilu. Kedamaian juga tidak boleh koyak karena pemilu. Dan lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan," kata Jokowi dalam sambutan Apel Akbar Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (Kokam) Muhammadiyah di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).
Jokowi mengatakan, dalam demokrasi, menang atau kalah dan saling adu argumentasi merupakan hal yang wajar. Menurutnya, yang terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan.
"Dalam demokrasi perbedaan pilihan itu wajar, beda pilihan itu wajar, menang dan kalah itu juga wajar. Adu argumentasi adu argumen itu juga wajar, yang penting dan paling utama persatuan kesatuan kita harus tetap kita jaga bersama-sama," katanya.
Tantangan-tantangan ke depan, kata Jokowi, tidak mudah. Namun tantangan tersebut bisa jadikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk melompat maju. "Asalkan ada konsistensi dan keberlanjutan dari apa yang sudah berjalan, dari apa yang sudah kita lakukan," kata Jokowi.
"Jangan sampai saat ganti pemimpin ganti visi, ganti orientasi, sehingga kita harus mulai semuanya dari awal lagi, sudah SD, sudah SMP, sudah SMA, ganti pemimpin, ganti visi lagi, sehingga mulai lagi dari SD, SMP, SMA, Universitas. Ganti pemimpin balik lagi kita harus mulai dari SD lagi kapan kita S1, S2, S3, dan seterusnya," katanya.
Baca Juga
Menurut Jokowi, bangsa Indonesia butuh pemimpin yang konsisten, berani mengambil keputusan serta berani menghadapi negara manapun. Pemimpin ke depan juga harus mampu bekerja makro dan mikro.
Presiden berharap dukungan keluarga besar Muhammadiyah untuk mewujudkan pemilu damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia maju yang kita cita-citakan.
"Bangsa ini butuh pemimpin yang mempersatukan, yang melayani pembelian rakyat, yang mampu bekerja, mampu bekerja makro, mampu bekerja mikro, dan mampu bekerja detail. Karena saat ini tidak mungkin kita hanya berpikiran makro saja, mikronya harus dilihat, mikro dilihat, detailnya harus dicek lagi," katanya.
(abd)
tulis komentar anda