Keakuratan Peristiwa Bersejarah di Karya Fiksi Iksaka Banu
Selasa, 12 September 2023 - 19:55 WIB
Handoko Widagdo
Pencinta Buku
SEPERTIkarya-karya sebelumnya, dalam novel “Rasina”, Iksaka Banu membangun kisah fiksinya berbasis sejarah jaman kolonial di Indonesia. Ciri khas karya Iksaka Banu adalah akuratnya peristiwa-peristiwa sejarah yang dipakai sebagai latar kisah fiksinya.
baca juga: Buku dan Kertas Berlalu
Iksaka Banu juga sangat peduli dengan detail tempat, ruang, suasana dan budaya – termasuk bahasa percakapan untuk memperkaya karyanya. Penggambaran yang detail tentang tempat, ruang, suasana dan budaya tersebut membuat pembacanya bisa menikmati masa kisah fiktif yang dituturkannya.
Dalam semua karya fiksi Iksaka Banu yang telah saya baca, ia selalu menggunakan tokoh orang Belanda atau keturunan Belanda yang berperilaku baik. Demikian pun dengan novel ini. Tokoh Joost Borsveld adalah seorang Landdrost (sharif), Jan Aldemaar Staalhart seorang Baljuw serta Henriek Cornelis Adam seorang juru tulis Belanda adalah tokoh yang berhati baik dan berusaha untuk hidup bersih dari suap.
Tokoh-tokoh baik dari kelompok yang dianggap jahat menunjukkan bahwa kejahatan atau kebaikan tidak melekat pada etnis/bangsa tertentu. Tokoh Joost, Staalhart dan Hendriek menunjukkan bahwa ada orang Belanda yang masih punya hati nurani dan berupaya untuk melindungi kemanusiaan.
Seperti novel Pangeran Dari Timur yang menggunakan dua plot dalam satu novel, Iksaka Banu juga menggunakan dua plot terpisah jaman pada novel Rasina. Pangeran Dari Timur yang ditulisnya bersama Kurnia Effendi mengisahkan tentang Raden Saleh, seorang pelukis terkenal asal Indonesia.
baca juga: Seribu Cinta, Seribu Buku, MNC Peduli dan Sekolah Regina Pacis Jakarta Gelar Donasi Buku
Pencinta Buku
SEPERTIkarya-karya sebelumnya, dalam novel “Rasina”, Iksaka Banu membangun kisah fiksinya berbasis sejarah jaman kolonial di Indonesia. Ciri khas karya Iksaka Banu adalah akuratnya peristiwa-peristiwa sejarah yang dipakai sebagai latar kisah fiksinya.
baca juga: Buku dan Kertas Berlalu
Iksaka Banu juga sangat peduli dengan detail tempat, ruang, suasana dan budaya – termasuk bahasa percakapan untuk memperkaya karyanya. Penggambaran yang detail tentang tempat, ruang, suasana dan budaya tersebut membuat pembacanya bisa menikmati masa kisah fiktif yang dituturkannya.
Dalam semua karya fiksi Iksaka Banu yang telah saya baca, ia selalu menggunakan tokoh orang Belanda atau keturunan Belanda yang berperilaku baik. Demikian pun dengan novel ini. Tokoh Joost Borsveld adalah seorang Landdrost (sharif), Jan Aldemaar Staalhart seorang Baljuw serta Henriek Cornelis Adam seorang juru tulis Belanda adalah tokoh yang berhati baik dan berusaha untuk hidup bersih dari suap.
Tokoh-tokoh baik dari kelompok yang dianggap jahat menunjukkan bahwa kejahatan atau kebaikan tidak melekat pada etnis/bangsa tertentu. Tokoh Joost, Staalhart dan Hendriek menunjukkan bahwa ada orang Belanda yang masih punya hati nurani dan berupaya untuk melindungi kemanusiaan.
Seperti novel Pangeran Dari Timur yang menggunakan dua plot dalam satu novel, Iksaka Banu juga menggunakan dua plot terpisah jaman pada novel Rasina. Pangeran Dari Timur yang ditulisnya bersama Kurnia Effendi mengisahkan tentang Raden Saleh, seorang pelukis terkenal asal Indonesia.
baca juga: Seribu Cinta, Seribu Buku, MNC Peduli dan Sekolah Regina Pacis Jakarta Gelar Donasi Buku
tulis komentar anda