Tokoh NU dan Muhammadiyah Puji KSAD Dudung Jaga Netralitas TNI
Selasa, 15 Agustus 2023 - 19:29 WIB
Hikam juga menyampaikan sejarah TNI lahir dari rakyat dan akan kembali kepada rakyat. Karenanya, TNI dan rakyat tidak bisa dipisahkan. “Dari zaman kelahirannya TNI berasal dari rakyat. Kan ada negara yang tentaranya itu bersal dari kalangan bangsawan. Tapi kalu pengalaman dari sejarah TNI aslinya , mau diapakan saja tidak bisa berubah. Kan ada pimpinan, ada kebijakan,” tegasnya.
Senada, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto. Menurut Cak Nanto, netralitas TNI sudah diatur dalam UU. “Maka untuk menjaga martabat organisasi TNI maka simbol ke TNI an tidak seharusnya dipakai agar kelembagaan TNI berada dalam jalur yang semestinya,” ucap Cak Nanto.
Cak Nanto mengatakan apa yang disampaikan Dudung yang meminta purnawirawan tidak menggunakan atribut TNI bukan sekedar imbauan. Tapi, hal itu sebagai upaya Jenderal Dudung mewaspadai perpecahan dan menjaga marwah TNI.
“Ini tak bisa dihindarkan kalau simbol-simbol itu dipakai di dalam politik. Saya berharap TNI menjadi garda terdepan dalam mengawal proses demokrasi nanti. Purnawirawan tidak masalah dalam berpolitik tapi memakai atribut TNI itu menurut saya tidak pas karena itu menjadi simbol netralitas yang harus dijaga. Dan itu menurut saya bagian menurunkan derajat cita-cita TNI dalam mewujudkan netralitasnya itu. Saya harap purnawirawan menghormati alamamater yang selama ini dibanggakan,” tegasnya.
Cak Nanto juga mengapresiasi KSAD Dudung sebagai Jenderal Sudirman masa kini dalam merawat kerakyatan, kebangsaan dan Pancasila. Dia mendukung upaya Jenderal Dudung menjaga stabilitas keamanan dan politik tanah air, yang berpedoman pada Pancasila. TNI, rakyat dan Pancasila tak bisa dipisahkan.
“Karena satu kesatuan terbentuknya TNI di dalam membangun bangsa bagian upaya mnjaga NKRI dan Pancasila sebagai pedoman bernegara,” ucapnya.
Senada, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto atau Cak Nanto. Menurut Cak Nanto, netralitas TNI sudah diatur dalam UU. “Maka untuk menjaga martabat organisasi TNI maka simbol ke TNI an tidak seharusnya dipakai agar kelembagaan TNI berada dalam jalur yang semestinya,” ucap Cak Nanto.
Cak Nanto mengatakan apa yang disampaikan Dudung yang meminta purnawirawan tidak menggunakan atribut TNI bukan sekedar imbauan. Tapi, hal itu sebagai upaya Jenderal Dudung mewaspadai perpecahan dan menjaga marwah TNI.
“Ini tak bisa dihindarkan kalau simbol-simbol itu dipakai di dalam politik. Saya berharap TNI menjadi garda terdepan dalam mengawal proses demokrasi nanti. Purnawirawan tidak masalah dalam berpolitik tapi memakai atribut TNI itu menurut saya tidak pas karena itu menjadi simbol netralitas yang harus dijaga. Dan itu menurut saya bagian menurunkan derajat cita-cita TNI dalam mewujudkan netralitasnya itu. Saya harap purnawirawan menghormati alamamater yang selama ini dibanggakan,” tegasnya.
Cak Nanto juga mengapresiasi KSAD Dudung sebagai Jenderal Sudirman masa kini dalam merawat kerakyatan, kebangsaan dan Pancasila. Dia mendukung upaya Jenderal Dudung menjaga stabilitas keamanan dan politik tanah air, yang berpedoman pada Pancasila. TNI, rakyat dan Pancasila tak bisa dipisahkan.
“Karena satu kesatuan terbentuknya TNI di dalam membangun bangsa bagian upaya mnjaga NKRI dan Pancasila sebagai pedoman bernegara,” ucapnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda