Mengenal Sosok Hartono Rekso Dharsono: Jenderal Demokratis, Sekjen ASEAN Pertama
Minggu, 13 Agustus 2023 - 07:02 WIB
Kemudian, diangkat menjadi Asisten III Panglima Angkatan Darat pada 1965 hingga 1966. Dia sempat menjabat Deputi/Asisten Panglima Kopkamtib pada 1966.
Puncak karier militernya sebagai Pangdam Siliwangi pada periode 20 Juli 1966-April 1969 menggantikan Jenderal Ibrahim Adjie, orang dekat Soekarno. Kariernya tidak berhenti di militer. Pada 1969 hingga 1971, dia dipercaya sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand.
Selanjutnya, dia menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Rakyat Khmer dan juga menjabat Ketua Delegasi RI pada International Commission for Control and Supervision (ICCS) dalam upaya untuk mengakhiri perang Vietnam pada 1972-1975.
Lalu, sejak 7 Juni 1976 hingga 18 Februari 1978, Pak Ton menjabat Sekjen ASEAN yang pertama. Dia meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat pada 5 Juni 1996.
Salah satu tokoh yang mengenal H.R Dharsono adalah Juwana, ayah dari pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana. Juwana pernah menjadi bawahannya H.R Dharsono.
“Beliau (H.R Dharsono, red) itu betul-betul tentara, disiplin, tegas, jelas di dalam perintahnya, tetapi sebelum ada keputusan di dalam suatu rapat atau suatu masalah misalnya, dia mempersilakan siapa saja memberikan pendapatnya tanpa pandang bulu,” ujar Juwana dihubungi SINDOnews, Sabtu (12/8/2023).
“Tegas, jelas, dan demokratis di dalam proses keputusan. Kalau sudah diputuskan, sudah tidak bisa lagi, prosesnya sangat demokratis,” sambungnya.
Dia juga menilai H.R Dharsono merupakan sosok yang pemberani. “Kalau dari segi nondinas, informal, itu sangat dekat dengan kita, sangat ramah, diajak pesta, makan, dansa-dansa, orangnya itu sangat manusiawi, tidak membedakan pangkat, derajat, dan segalanya di dalam tingkatan yang nonformil,” tuturnya.
Dia merasa Pak Ton merupakan sosok yang sangat kekeluargaan. “Pak Ton itu sebagai Duta Besar (Kamboja, red). Punya beberapa staf, saya yang pilih staf kantor duta besar itu. Awalnya saya sekretaris III, oleh Pak Ton jadi sekretaris II, saya itu membidangi masalah politik dan juga sebagai sekretarisnya dubes,” pungkasnya.
Puncak karier militernya sebagai Pangdam Siliwangi pada periode 20 Juli 1966-April 1969 menggantikan Jenderal Ibrahim Adjie, orang dekat Soekarno. Kariernya tidak berhenti di militer. Pada 1969 hingga 1971, dia dipercaya sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand.
Selanjutnya, dia menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Rakyat Khmer dan juga menjabat Ketua Delegasi RI pada International Commission for Control and Supervision (ICCS) dalam upaya untuk mengakhiri perang Vietnam pada 1972-1975.
Lalu, sejak 7 Juni 1976 hingga 18 Februari 1978, Pak Ton menjabat Sekjen ASEAN yang pertama. Dia meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat pada 5 Juni 1996.
Salah satu tokoh yang mengenal H.R Dharsono adalah Juwana, ayah dari pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana. Juwana pernah menjadi bawahannya H.R Dharsono.
“Beliau (H.R Dharsono, red) itu betul-betul tentara, disiplin, tegas, jelas di dalam perintahnya, tetapi sebelum ada keputusan di dalam suatu rapat atau suatu masalah misalnya, dia mempersilakan siapa saja memberikan pendapatnya tanpa pandang bulu,” ujar Juwana dihubungi SINDOnews, Sabtu (12/8/2023).
“Tegas, jelas, dan demokratis di dalam proses keputusan. Kalau sudah diputuskan, sudah tidak bisa lagi, prosesnya sangat demokratis,” sambungnya.
Dia juga menilai H.R Dharsono merupakan sosok yang pemberani. “Kalau dari segi nondinas, informal, itu sangat dekat dengan kita, sangat ramah, diajak pesta, makan, dansa-dansa, orangnya itu sangat manusiawi, tidak membedakan pangkat, derajat, dan segalanya di dalam tingkatan yang nonformil,” tuturnya.
Dia merasa Pak Ton merupakan sosok yang sangat kekeluargaan. “Pak Ton itu sebagai Duta Besar (Kamboja, red). Punya beberapa staf, saya yang pilih staf kantor duta besar itu. Awalnya saya sekretaris III, oleh Pak Ton jadi sekretaris II, saya itu membidangi masalah politik dan juga sebagai sekretarisnya dubes,” pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda