Atiqoh Ganjar Cerita Pengalaman Jambore Dunia di Korsel: Mental Peserta Kuat, Pejuang Luar Biasa

Rabu, 09 Agustus 2023 - 01:30 WIB
Istri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh saat diwawancara di Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (8/8/2023) petang. FOTO/MPI/EKA SETIAWAN
JAKARTA - Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jateng Siti Atiqoh Supriyanti menyebut para peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25, khususnya dari Indonesia, tetap bersemangat beradaptasi dengan tantangan cuaca di sana. Jambore itu digelar di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan yang sedang dilanda cuaca panas ekstrem.

"Mental mereka kuat, tahan banting, ini pelajaran yang berharga," kata Siti Atiqoh, istri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat diwawancara di Puri Gedeh, Kota Semarang, Selasa (8/8/2023) petang.

Siti Atiqoh Ganjar baru saja pulang dari Korsel, 4 hari di lokasi Jambore Pramuka Dunia itu. Dia merasakan langsung apa yang terjadi di sana. Suhu di sana sangat panas, mencapai 38 derajat Celsius dengan kelembapan tinggi. "Lokasi jambore itu di pantai reklamasi, tidak ada tanaman sama sekali di sana. Lokasinya tanah lapang," lanjutnya menceritakan pengalaman.



Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan diikuti lebih dari 40.000 orang dari 156 negara. Peserta jambore dari Indonesia mencapai 1.569 orang.

Siti Atiqoh mengaku sempat menemui mereka, berkomunikasi, khususnya berdialog tentang cuaca ekstrem yang melanda. "Mereka bilang tetap semangat. Mereka pejuang yang luar biasa," katanya.

Dia membandingkan tantangan Jambore Pramuka Dunia kali ini berbeda dengan 4 tahun lalu, ketika digelar di Virginia, Amerika Serikat. Ketika di Virginia, lokasinya banyak pepohonan. Meski musim panas, tapi masih sejuk.

Pada Jambore Pramuka Dunia di Korsel, sebut Atiqoh, memang di sekitarnya ada beberapa kanopi dan bus-bus yang khusus disediakan untuk para peserta mendinginkan badan. Satu tenda, untuk tidur 2 orang.

Baca Juga: Terancam Diamuk Topan, Puluhan Ribu Peserta Dievakuasi dari Jambore Pramuka Dunia di Korsel

Menurut Atiqoh, 3 kontingen dari Indonesia sempat menderita heat stroke, kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas. "Tapi langsung bisa diatasi, mereka bisa beradaptasi dengan baik," tambahnya.

Dia juga bercerita, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura lebih awal menarik kontingennya akibat kondisi tersebut. Proses evakuasi akhirnya dilakukan dengan mengerahkan bus-bus. Kontingen Indonesia untuk sementara tinggal di Dormitori (Wonkwang University Dormitory), yang jaraknya sekira 50 km dari lokasi jambore.

"Memang untuk toilet (di lokasi jambore), sanitasi awalnya cukup bersih, tapi karena jumlahnya tidak sesuai kapasitas (dibandingkan banyaknya peserta) jadi ada kendala," katanya.

Jambore yang mulai digelar 1 Agustus dijadwalkan berakhir pada 12 Agustus 2023. Namun, karena cuaca panas ekstrem melanda, ditambah peringatan terjadinya angin Topan Khanun, Jambore Pramuka ke-25 Dunia itu selesai lebih awal dari jadwal.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More