Indonesia dan Turki Jajaki Kerja Sama Riset dan Inovasi
Rabu, 29 Juli 2020 - 12:00 WIB
Bidang Teknologi Ruang Angkasa: Satelit dan pengembangan Airport untuk peluncuran satelit Direktur Turkish Space Agency, Serdar Huseyin Yildirim, dalam paparan singkat menginformasikan bahwa Turki memiliki teknologi satelit yang sangat maju di kawasan dengan tiga kategori aktivitas satelit, di antaranya satelit komunikasi, observasi bumi, dan satelit saintifik atau eksperimental. Sampai saat ini terdapat 9 satelit komunikasi, 7 satelit observasi bumi, dan 6 satelit untuk eksperimentasi. Sementara sejumlah 3 satelit masing-masing di antaranya sedang dalam tahapan pengembangan.
Indonesia melalui LAPAN tengah menjalankan proyek pembangunan Bandara Antariksa pertama di Biak yang sedang dalam tahap pengkajian oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Menristek/Kepala BRIN menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di Biak, karena wilayah ini paling dekat dengan ekuator, pada titik satu derajat LS dan berhadapan dengan Samudera Pasifik.
Menteri Bambang menyambut baik ketertarikan Turki dalam proyek pembangunan bandara antariksa ini, dan mengharapkan Indonesia dapat melakukan joint collaboration dengan Turki untuk dapat mengembangkan level bandara angkasa ini dari nasional menjadi internasional.
Selain itu BPPT menginformasikan pengembangan kerja sama dengan Turki dalam bidang UAV dan perkeretaapian, yang juga merupakan bidang-bidang yang potensial untuk dikembangkan bersama.
Sebelum mengakhiri pertemuan, Menteri Industri dan Teknologi Turki secara terbuka mengundang Menristek/Kepala BRIN beserta Delegasi Indonesia lainnya untuk dapat menghadiri Techno Fest pada 22 September 2020 di Ankara.
Indonesia diharapkan datang membawa serta pesawat N-219 agar dapat dipamerkan kepada Presiden Turki dan komunitas riset dan inovasi dunia yang akan berpartisipasi dalam agenda tersebut.
Indonesia melalui LAPAN tengah menjalankan proyek pembangunan Bandara Antariksa pertama di Biak yang sedang dalam tahap pengkajian oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Menristek/Kepala BRIN menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di Biak, karena wilayah ini paling dekat dengan ekuator, pada titik satu derajat LS dan berhadapan dengan Samudera Pasifik.
Menteri Bambang menyambut baik ketertarikan Turki dalam proyek pembangunan bandara antariksa ini, dan mengharapkan Indonesia dapat melakukan joint collaboration dengan Turki untuk dapat mengembangkan level bandara angkasa ini dari nasional menjadi internasional.
Selain itu BPPT menginformasikan pengembangan kerja sama dengan Turki dalam bidang UAV dan perkeretaapian, yang juga merupakan bidang-bidang yang potensial untuk dikembangkan bersama.
Sebelum mengakhiri pertemuan, Menteri Industri dan Teknologi Turki secara terbuka mengundang Menristek/Kepala BRIN beserta Delegasi Indonesia lainnya untuk dapat menghadiri Techno Fest pada 22 September 2020 di Ankara.
Indonesia diharapkan datang membawa serta pesawat N-219 agar dapat dipamerkan kepada Presiden Turki dan komunitas riset dan inovasi dunia yang akan berpartisipasi dalam agenda tersebut.
(ars)
tulis komentar anda