BMKG Laporkan 21 Daerah di Indonesia Tidak Hujan Selama 2 Bulan Lebih
Kamis, 27 Juli 2023 - 20:48 WIB
JAWA TENGAH - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan saat ini sudah 63% zona musim (ZOM) Indonesia telah masuk musim kemarau . Bahkan, tercatat 21 daerah tidak mengalami hujan selama dua bulan lebih.
“Sudah 63% dari jumlah ZOM (Zona Musim) yang ada di Indonesia memasuki musim kemarau dan sejumlah 21 daerah tidak mengalami hujan lebih dari 2 bulan,” ujar BMKG dalam keterangannya, Kamis (27/7/2023).
BMKG mengatakan berdasarkan wilayah Indonesia masuk musim kemarau meliputi sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian besar Riau, sebagian Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, Lampung, Banten.
Kemudian di DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, Sebagian Papua Barat dan Papua bagian selatan.
BMKG mengatakan 21 daerah yang sudah lama tidak mengalami hujan hingga berada pada kategori panjang ekstrem tersebar di 5 provinsi, yakni ada di NTB: Lombok Timur (101 hari), Kota Bima (82 hari); NTT: Sumba Timur (87 hari), Rote Ndao (84 hari).
Kemudian di Jawa Timur: Bangkalan (78 hari), Sidoarjo (78 hari), Nganjuk (78 hari), Pasuruan (77 hari), Madiun (74 hari), Mojokerto (74 hari), Jombang (74 hari), Situbondo (71 hari), Banyuwangi (70 hari), Surabaya (70 hari).
Bali: Karangasem (71 hari); Jawa Tengah: Boyolali (69 hari), Klaten (69 hari), Semarang (69 hari), Sukoharjo (69 hari), Karanganyar (69 hari), Sragen (69 hari).
BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di beberapa Kabupaten di Provinsi DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulsel, Bali, NTB, dan, NTT berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi siaga dan awas untuk dua dasarian ke depan.
“Hemat dan gunakan air secara bijak. Supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama,” imbaunya.
“Sudah 63% dari jumlah ZOM (Zona Musim) yang ada di Indonesia memasuki musim kemarau dan sejumlah 21 daerah tidak mengalami hujan lebih dari 2 bulan,” ujar BMKG dalam keterangannya, Kamis (27/7/2023).
Baca Juga
BMKG mengatakan berdasarkan wilayah Indonesia masuk musim kemarau meliputi sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian besar Riau, sebagian Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, Lampung, Banten.
Kemudian di DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, Sebagian Papua Barat dan Papua bagian selatan.
BMKG mengatakan 21 daerah yang sudah lama tidak mengalami hujan hingga berada pada kategori panjang ekstrem tersebar di 5 provinsi, yakni ada di NTB: Lombok Timur (101 hari), Kota Bima (82 hari); NTT: Sumba Timur (87 hari), Rote Ndao (84 hari).
Kemudian di Jawa Timur: Bangkalan (78 hari), Sidoarjo (78 hari), Nganjuk (78 hari), Pasuruan (77 hari), Madiun (74 hari), Mojokerto (74 hari), Jombang (74 hari), Situbondo (71 hari), Banyuwangi (70 hari), Surabaya (70 hari).
Bali: Karangasem (71 hari); Jawa Tengah: Boyolali (69 hari), Klaten (69 hari), Semarang (69 hari), Sukoharjo (69 hari), Karanganyar (69 hari), Sragen (69 hari).
BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di beberapa Kabupaten di Provinsi DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulsel, Bali, NTB, dan, NTT berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi siaga dan awas untuk dua dasarian ke depan.
“Hemat dan gunakan air secara bijak. Supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama,” imbaunya.
(kri)
tulis komentar anda