PDIP dan Ganjar Komitmen Lanjutkan Program Pemerintahan Jokowi
Selasa, 04 Juli 2023 - 18:11 WIB
"PDIP juga punya konsepsi membangun Sumbar sebagai pusat kemajuan di Samudera Hindia. Karena itulah PDIP terus bergerak untuk merubah peta politik Sumbar," tegas Hasto penuh semangat.
"Apa syaratnya? Pertama keyakinan politik, the power of belief," tambahnya.
Ia pun menceritakan pengalaman Megawati sebagai bahan refleksi bagi kader PDIP Sumbar. Ketika kantor PDI diserang pada 27 Juli 1996 oleh kekuatan rezim Orde Baru, banyak yang membisikinya untuk menggelar gerakan massa, bukan menempuh jalur hukum sebagai jalur perjuangan.
Alasannya, para hakim, jaksa, dan polisi saat itu dikuasai oleh rezim Orde Baru. "Bu Mega menolak dengan menjawab, masa di antara 267 kabupaten/kota saat itu, tak satu pun polisi, jaksa hakim yang memiliki hati nurani? Akhirnya jalur hukum dikedepankan," jelasnya.
"Sekali kita memenangkan gugatan kita, akan menjadi kekuatan moral kita yang mampu menghantam benteng rezim otoriter. Akhirnya dengan modal keyakinan politik itu, gugatan di Riau dimenangkan dan jadi benteng rakyat yang membuka mata hati elite saat itu," sambung Hasto.
Inilah yang menurut Hasto, kekuatan keyakinan, the power of mind, the power of belief. "Kalau kita punya kekuatan itu dipadukan gerakan turun ke bawah, maka kita bisa menangkan Sumbar," tegasnya.
Hasto menambahkan, kader PDIP Sumbar diharap meneruskan dan melaksanakan tema rakernas III PDIP, bahwa fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara.
Kata Hasto, tema ini tak hanya membangunkan api ideologi progresif dan berpihak pada rakyat miskin. Namun sekaligus mengingatkan bahwa bagi seluruh kader PDIP, tujuan berpolitik adalah menyelesaikan masalah rkayat.
"Maka dengan semangat Rakernas III, komitmen ideologis membebaskan rakyat miskin adalah komitmen tak berkesudahan dan jadi komitmen perjuangan PDI Perjuangan," tutup Hasto.
Di acara itu, lebih dari 600 kader pengurus partai dari seluruh wilayah di Sumbar hadir. Dipimpin oleh Ketua DPD PDIP Sumbar, Alex Indra Lukman. Sepanjang acara pembukaan, berkali-kali teriakan 'Hidup Bu Mega', 'Hidup Pak Jokowi', dan 'Hidup Ganjar Pranowo' maupun 'Ganjar Pranowo Presiden' menggema.
"Apa syaratnya? Pertama keyakinan politik, the power of belief," tambahnya.
Ia pun menceritakan pengalaman Megawati sebagai bahan refleksi bagi kader PDIP Sumbar. Ketika kantor PDI diserang pada 27 Juli 1996 oleh kekuatan rezim Orde Baru, banyak yang membisikinya untuk menggelar gerakan massa, bukan menempuh jalur hukum sebagai jalur perjuangan.
Alasannya, para hakim, jaksa, dan polisi saat itu dikuasai oleh rezim Orde Baru. "Bu Mega menolak dengan menjawab, masa di antara 267 kabupaten/kota saat itu, tak satu pun polisi, jaksa hakim yang memiliki hati nurani? Akhirnya jalur hukum dikedepankan," jelasnya.
"Sekali kita memenangkan gugatan kita, akan menjadi kekuatan moral kita yang mampu menghantam benteng rezim otoriter. Akhirnya dengan modal keyakinan politik itu, gugatan di Riau dimenangkan dan jadi benteng rakyat yang membuka mata hati elite saat itu," sambung Hasto.
Inilah yang menurut Hasto, kekuatan keyakinan, the power of mind, the power of belief. "Kalau kita punya kekuatan itu dipadukan gerakan turun ke bawah, maka kita bisa menangkan Sumbar," tegasnya.
Hasto menambahkan, kader PDIP Sumbar diharap meneruskan dan melaksanakan tema rakernas III PDIP, bahwa fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara.
Kata Hasto, tema ini tak hanya membangunkan api ideologi progresif dan berpihak pada rakyat miskin. Namun sekaligus mengingatkan bahwa bagi seluruh kader PDIP, tujuan berpolitik adalah menyelesaikan masalah rkayat.
"Maka dengan semangat Rakernas III, komitmen ideologis membebaskan rakyat miskin adalah komitmen tak berkesudahan dan jadi komitmen perjuangan PDI Perjuangan," tutup Hasto.
Di acara itu, lebih dari 600 kader pengurus partai dari seluruh wilayah di Sumbar hadir. Dipimpin oleh Ketua DPD PDIP Sumbar, Alex Indra Lukman. Sepanjang acara pembukaan, berkali-kali teriakan 'Hidup Bu Mega', 'Hidup Pak Jokowi', dan 'Hidup Ganjar Pranowo' maupun 'Ganjar Pranowo Presiden' menggema.
tulis komentar anda