Muhadjir Effendy Dinilai Layak Jadi Cawapres, Akademisi Ungkap Alasannya
Kamis, 01 Juni 2023 - 21:38 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy dinilai layak menjadi calon wakil presiden ( cawapres ) di Pilpres 2024. Dia dinilai memiliki latar belakang keilmuan ditunjang pengalaman di birokrasi.
Kepala Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta Algooth Putranto mengatakan menuju Indonesia Emas 2045 dibutuhkan fondasi kuat berupa manusia yang berkarakter dan berbudaya, sehingga mampu membawa bangsa Indonesia bersaing di tataran global yang semakin cepat, namun berpotensi meniadakan peran manusia seiring kemajuan teknologi.
“Soal karakter manusia ini hal yang selalu dikatakan Presiden Soekarno sejak Republik ini berdiri. Sosok Menko Muhadjir Effendy masuk ke dalam kriteria tersebut. Dia punya latar keilmuan ditunjang pengalaman di birokrasi,” ujar Algooth Putranto dalam keterangannya, Kamis (1/6/2023).
Dia melihat rekam jejak Muhadjir Effendy sudah sangat lengkap. Muhadjir sejak di masa kuliah bukan tipikal mahasiswa yang sekadar belajar lalu pulang.
“Pak Muhadjir Effendy itu sejak kuliah di IAIN Malang sampai tamat Sarjana Muda sudah aktif di kegiatan ekstra kampus yang berani melawan upaya pembungkaman oleh Orde Baru, jadi kalau bicara karakter, secara pribadi dia sudah tertempa,” ucapnya.
Dia menambahkan, ini berlanjut hingga Muhadjir Effendy kemudian kuliah hingga tamat bahkan memimpin IKIP Negeri Malang (sekarang Universitas Muhammadiyah Malang) sebagai rektor tiga kali berturut-turut sejak 2000.
Dia menuturkan, karier rektor Muhadjir berakhir karena diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menggantikan Anies Baswedan. Setelah itu, menurut dia, bisa dikatakan Muhadjir Effendy mewarnai kebijakan pendidikan dan karakter di Indonesia.
Algooth mengungkapkan hal yang tidak bisa diabaikan adalah pengalaman beragam Muhadjir Effendy di birokrasi pemerintahan selama ini. “Lihat saja jabatan sejumlah menteri yang dipercayakan Jokowi kepadanya. Mulai dari Mendikbud, Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Olahraga, hingga Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," ungkapnya.
Lebih lanjut Algooth mengatakan, dengan pengalaman tersebut Muhadjir Effendy ketika dipercaya sebagai Wakil Presiden akan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat mendalam bagi Presiden yang berkuasa. Algooth melanjutkan, aktivitas Muhadjir bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah bisa menjadi faktor penting bagi calon presiden mendatang.
"Artinya secara keilmuan, pengalaman birokrasi serta kedekatannya dengan kelompok Islam menjadikannya semacam istilah buy one get all," pungkasnya.
Kepala Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta Algooth Putranto mengatakan menuju Indonesia Emas 2045 dibutuhkan fondasi kuat berupa manusia yang berkarakter dan berbudaya, sehingga mampu membawa bangsa Indonesia bersaing di tataran global yang semakin cepat, namun berpotensi meniadakan peran manusia seiring kemajuan teknologi.
“Soal karakter manusia ini hal yang selalu dikatakan Presiden Soekarno sejak Republik ini berdiri. Sosok Menko Muhadjir Effendy masuk ke dalam kriteria tersebut. Dia punya latar keilmuan ditunjang pengalaman di birokrasi,” ujar Algooth Putranto dalam keterangannya, Kamis (1/6/2023).
Dia melihat rekam jejak Muhadjir Effendy sudah sangat lengkap. Muhadjir sejak di masa kuliah bukan tipikal mahasiswa yang sekadar belajar lalu pulang.
“Pak Muhadjir Effendy itu sejak kuliah di IAIN Malang sampai tamat Sarjana Muda sudah aktif di kegiatan ekstra kampus yang berani melawan upaya pembungkaman oleh Orde Baru, jadi kalau bicara karakter, secara pribadi dia sudah tertempa,” ucapnya.
Dia menambahkan, ini berlanjut hingga Muhadjir Effendy kemudian kuliah hingga tamat bahkan memimpin IKIP Negeri Malang (sekarang Universitas Muhammadiyah Malang) sebagai rektor tiga kali berturut-turut sejak 2000.
Dia menuturkan, karier rektor Muhadjir berakhir karena diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menggantikan Anies Baswedan. Setelah itu, menurut dia, bisa dikatakan Muhadjir Effendy mewarnai kebijakan pendidikan dan karakter di Indonesia.
Algooth mengungkapkan hal yang tidak bisa diabaikan adalah pengalaman beragam Muhadjir Effendy di birokrasi pemerintahan selama ini. “Lihat saja jabatan sejumlah menteri yang dipercayakan Jokowi kepadanya. Mulai dari Mendikbud, Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Olahraga, hingga Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," ungkapnya.
Lebih lanjut Algooth mengatakan, dengan pengalaman tersebut Muhadjir Effendy ketika dipercaya sebagai Wakil Presiden akan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat mendalam bagi Presiden yang berkuasa. Algooth melanjutkan, aktivitas Muhadjir bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah bisa menjadi faktor penting bagi calon presiden mendatang.
"Artinya secara keilmuan, pengalaman birokrasi serta kedekatannya dengan kelompok Islam menjadikannya semacam istilah buy one get all," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda