Risma Cium Gelagat Aneh dalam Proses Penganggaran Bansos
Rabu, 24 Mei 2023 - 15:20 WIB
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku melihat gelagat aneh terkait bantuan sosial ( bansos ) beras yang sedang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keanehan itu dilihat pada proses administrasi penganggaran program.
ā€¯Hanya yang saya tahu ini aneh. Waktu saya baca, kenapa duitnya di Dayasos kemudian ada orang dari Linjamsos turut serta. Itu saja saya yang heran. Tapi kan saya tidak tahu, kejadiannya itu kayak apa," kata Risma dalam konferensi pers di kantor Kementerian Sosial, Salemba, Jakarta pusat, Rabu (24/5/2023).
"Kemudian kenapa ada staf di sini mengerjakan itu, bingung saya. Karena ini enggak boleh begini di administrasi pemerintah. Kalau di sini ya di sini semua harus kerjakan," ujarnya.
Risma mengaku melihat keanehan secara administratif itu berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai mantan pegawai negeri sipil yang pernah memegang 50% anggaran saat menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Pembangunan di Pemkot Surabaya.
"Saya membacanya, saya kan mantan birokrat. Saya yang membacanya bukan KPK. Ini kok aneh ya. Kenapa ada yang terlibat orang di sini. Padahal secara aturan tupoksi itu mestinya nggak bisa mestinya di sini," kata dia.
"Aku ini mantan PNS jadi aku ngerti, makannya aku bingung gitu loh kok aneh, saat itu saya denial karena enggak mungkin. Itu pikiranku bukan pikiran KPK," kata mantan Wali Kota Surabaya ini.
Stafsus Menteri Sosial (Mensos) Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa sebelumnya membenarkan bahwa adanya penggeledahan terkait korupsi bantuan sosial (bansos) beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) oleh KPK.
"Tadi ada tim penyidik KPK yang datang ke Kementerian Sosial mulai jam 10.00-18.00 WIB itu terkait dengan pekerjaan penyaluran bansos beras untuk KPM PKH tahun 2020," kata Don kepada wartawan, Selasa (23/5/2023).
Dia mengatakan Mensos Risma siap membantu dan kooperatif dalam menuntaskan kasus korupsi tersebut. Walaupun ruangan tak digeledah tak disegel KPK, beberapa barang bukti ada yang turut diamankan.
"Apa aja yang diminta KPK, dokumen dan apa saja yang diminta KPK. Rasanya ada notebook. Ya kita kooperatif saja. Jadi yang dipakai tahun itu, pasti KPK tahu juga mekanisme soal ini notebook tahun berapa," tuturnya.
ā€¯Hanya yang saya tahu ini aneh. Waktu saya baca, kenapa duitnya di Dayasos kemudian ada orang dari Linjamsos turut serta. Itu saja saya yang heran. Tapi kan saya tidak tahu, kejadiannya itu kayak apa," kata Risma dalam konferensi pers di kantor Kementerian Sosial, Salemba, Jakarta pusat, Rabu (24/5/2023).
"Kemudian kenapa ada staf di sini mengerjakan itu, bingung saya. Karena ini enggak boleh begini di administrasi pemerintah. Kalau di sini ya di sini semua harus kerjakan," ujarnya.
Risma mengaku melihat keanehan secara administratif itu berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai mantan pegawai negeri sipil yang pernah memegang 50% anggaran saat menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Pembangunan di Pemkot Surabaya.
"Saya membacanya, saya kan mantan birokrat. Saya yang membacanya bukan KPK. Ini kok aneh ya. Kenapa ada yang terlibat orang di sini. Padahal secara aturan tupoksi itu mestinya nggak bisa mestinya di sini," kata dia.
"Aku ini mantan PNS jadi aku ngerti, makannya aku bingung gitu loh kok aneh, saat itu saya denial karena enggak mungkin. Itu pikiranku bukan pikiran KPK," kata mantan Wali Kota Surabaya ini.
Stafsus Menteri Sosial (Mensos) Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa sebelumnya membenarkan bahwa adanya penggeledahan terkait korupsi bantuan sosial (bansos) beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) oleh KPK.
"Tadi ada tim penyidik KPK yang datang ke Kementerian Sosial mulai jam 10.00-18.00 WIB itu terkait dengan pekerjaan penyaluran bansos beras untuk KPM PKH tahun 2020," kata Don kepada wartawan, Selasa (23/5/2023).
Dia mengatakan Mensos Risma siap membantu dan kooperatif dalam menuntaskan kasus korupsi tersebut. Walaupun ruangan tak digeledah tak disegel KPK, beberapa barang bukti ada yang turut diamankan.
"Apa aja yang diminta KPK, dokumen dan apa saja yang diminta KPK. Rasanya ada notebook. Ya kita kooperatif saja. Jadi yang dipakai tahun itu, pasti KPK tahu juga mekanisme soal ini notebook tahun berapa," tuturnya.
(muh)
tulis komentar anda