Puluhan Pemuda Lintas Parpol Berkumpul Gagas Perencanaan Indonesia Emas 2045
Minggu, 21 Mei 2023 - 21:26 WIB
JAKARTA - Puluhan anak muda terdiri dari mahasiswa, pengusaha, profesional, hingga politisi lintas partai politik (parpol) yang tergabung dalam Koalisi Anak Muda (KAM) berkumpul di Area 47 Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/5/2023). Dalam rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-115 itu, para anak muda berbagi gagasan dan aspirasi soal refleksi harkitnas.
Masing-masing tokoh pemuda yang hadir menyampaikan gagasannya, baik advokasi program, maupun isu yang selama ini diperjuangkan. Wakil Ketua Golkar Jakarta Selatan Farah Savira mengatakan, berkumpulnya anak muda dari Sumatera sampai Papua ini menandakan persatuan.
"Pulang dari sini, kita harus ada satu gagasan yang kita sepakati bersama. Jangan hanya perencanaan hingga 2024 atau 2029, tetapi perencanaan besar untuk pemuda kita canangkan hingga 2045 Indonesia Emas," kata Farah yang juga bakal caleg dari Partai Golkar ini.
Tokoh pemuda Papua, Billy Mambrasar menuturkan, dirinya selalu bicara tentang inequality atau kesenjangan. Billy yang mengaku telah merantau sejak SMA ini ingin berjuang membangun tanah kelahirannya Papua.
"Saya ingin berjuang membangun daerah asal saya, Serui, juga agar bisa dekat tinggal dengan orang tua saya. Saya harap acara sore ini yang digagas oleh Bro Arief dapat menegaskan peran kita dalam menyatukan narasi Indonesia sejajar. Dalam Bahasa Sansekerta, Samana Anantara, artinya sederajat dan tanpa batas," kata Billy Mambrasar yang menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI Bidang Pendidikan, Inovasi, dan Daerah Terluar.
Politikus muda Partai Demokrat, Muhammad Farhan Aziz mengatakan, sebagai Generasi Z yang terjun dalam politik praktis, dirinya menyadari dalam politik Indonesia banyak generasi baby boomers. Namun, sebagai pemuda Aziz menginginkan perubahan untuk sesuatu yang lebih baik dan lebih progresif. Pilihan politik berbeda, cara berjuangnya pun berbeda-beda.
"Tetapi goal akhirnya akan selalu sama, yaitu untuk kemajuan Indonesia," kata Farhan.
Komisaris Independen BSI, M Arief Rosyid Hasan pun mengapresiasi penyampaian gagasan para pemuda. Menurutnya, Indonesia tidak akan merdeka apabila 115 tahun yang lalu tidak ada ada perbedaan pendapat para pemuda duduk bersama untuk menggagas Kebangkitan Nasional.
"Perbedaan yang ada bukan lagi soal identitas, tetapi harus ada rasa saling percaya dan rasa percaya itu tidak instan, harus dibangun lewat interaksi yang berkelanjutan," ucapnya.
Pada akhirnya, pemuda memiliki harapan yang sama. Kontestasi politik bagi pemuda harus menghasilkan kemaslahatan dan menjauhkan diri dari kerusakan. Kemaslahatan ini sesuai amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjauhkan dari kemiskinan dan kesenjangan.
"Sudah saatnya, kita melayani generasi kita sebagai pemimpin masa kini dan masa depan," kata Arief.
Masing-masing tokoh pemuda yang hadir menyampaikan gagasannya, baik advokasi program, maupun isu yang selama ini diperjuangkan. Wakil Ketua Golkar Jakarta Selatan Farah Savira mengatakan, berkumpulnya anak muda dari Sumatera sampai Papua ini menandakan persatuan.
"Pulang dari sini, kita harus ada satu gagasan yang kita sepakati bersama. Jangan hanya perencanaan hingga 2024 atau 2029, tetapi perencanaan besar untuk pemuda kita canangkan hingga 2045 Indonesia Emas," kata Farah yang juga bakal caleg dari Partai Golkar ini.
Tokoh pemuda Papua, Billy Mambrasar menuturkan, dirinya selalu bicara tentang inequality atau kesenjangan. Billy yang mengaku telah merantau sejak SMA ini ingin berjuang membangun tanah kelahirannya Papua.
"Saya ingin berjuang membangun daerah asal saya, Serui, juga agar bisa dekat tinggal dengan orang tua saya. Saya harap acara sore ini yang digagas oleh Bro Arief dapat menegaskan peran kita dalam menyatukan narasi Indonesia sejajar. Dalam Bahasa Sansekerta, Samana Anantara, artinya sederajat dan tanpa batas," kata Billy Mambrasar yang menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI Bidang Pendidikan, Inovasi, dan Daerah Terluar.
Politikus muda Partai Demokrat, Muhammad Farhan Aziz mengatakan, sebagai Generasi Z yang terjun dalam politik praktis, dirinya menyadari dalam politik Indonesia banyak generasi baby boomers. Namun, sebagai pemuda Aziz menginginkan perubahan untuk sesuatu yang lebih baik dan lebih progresif. Pilihan politik berbeda, cara berjuangnya pun berbeda-beda.
"Tetapi goal akhirnya akan selalu sama, yaitu untuk kemajuan Indonesia," kata Farhan.
Komisaris Independen BSI, M Arief Rosyid Hasan pun mengapresiasi penyampaian gagasan para pemuda. Menurutnya, Indonesia tidak akan merdeka apabila 115 tahun yang lalu tidak ada ada perbedaan pendapat para pemuda duduk bersama untuk menggagas Kebangkitan Nasional.
"Perbedaan yang ada bukan lagi soal identitas, tetapi harus ada rasa saling percaya dan rasa percaya itu tidak instan, harus dibangun lewat interaksi yang berkelanjutan," ucapnya.
Pada akhirnya, pemuda memiliki harapan yang sama. Kontestasi politik bagi pemuda harus menghasilkan kemaslahatan dan menjauhkan diri dari kerusakan. Kemaslahatan ini sesuai amanah konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjauhkan dari kemiskinan dan kesenjangan.
"Sudah saatnya, kita melayani generasi kita sebagai pemimpin masa kini dan masa depan," kata Arief.
(abd)
tulis komentar anda