Kepala BSKDN Beberkan 4 Fungsi Penting Command Center
Sabtu, 20 Mei 2023 - 00:37 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo memimpin Rapat Lanjutan Pembahasan Sistem Informasi Pendukung Tugas dan Fungsi (Tusi) BSKDN di Ruang Rapat Sadewa BSKDN, Jumat (19/5/2023). Dalam kesempatan itu, dia membeberkan empat fungsi penting command center yang akan dikembangkan pihaknya.
Pertama, sebagai media untuk melakukan mining data guna mendukung proses pengambilan keputusan. "Fungsi yang kedua dari command center itu adalah memvisualisasikan semua output yang kita olah dengan menggunakan aplikasi yang kita gunakan saat ini,” katanya.
Ketiga, untuk membentuk Decision Support System (DSS). Sistem informasi ini diyakini dapat membantu pemerintah dalam memecahkan masalah baik yang bersifat terstruktur maupun tidak terstruktur.
Tidak hanya membentuk DDS, command center berfungsi untuk mengawasi kinerja di lingkungan internal BSKDN maupun kinerja pemerintah daerah. Guna mewujudkan keempat fungsi tersebut, Yusharto mengajak seluruh jajarannya untuk mendata kembali seluruh sistem informasi yang dimiliki BSKDN.
Pendataan tersebut untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi dalam pengembangan command center. "Aplikasi yang Bapak/Ibu kelola namanya apa saja, mau mengumpulkan data apa saja, dalam bentuk apa saja, mana yang memakai video, mana yang hanya teks, mana yang pakai picture itu beda-beda menjadi bebannya, kita hitung semua biar Ibu Sekretaris Badan bisa memperkirakan tambahan untuk kita bisa bekerja dengan lebih baik karena tuntutan tugas itu dapat dipenuhi oleh kantor,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris BSKDN Kemendagri Kurniasih menambahkan, keberadaan command center ke depannya diharapkan bisa mendukung tugas dan fungsi BSKDN secara optimal. Dirinya juga berharap sistem informasi yang akan dikembangkan BSKDN bukan aplikasi yang rumit dan sulit dipahami.
Dia menuturkan, sistem informasi harus mudah dimengerti dan dapat dijalankan dengan baik oleh siapa pun, sehingga manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya oleh orang tertentu.
"Aplikasi itu bisa memberikan gambaran kepada pembacanya secara cepat dan mudah untuk memberikan analisa dan suatu kebijakan bagaimana seharusnya. Saya lebih pada implementasi dan orang yang mengawal kegiatan tersebut, aplikasi itu tidak perlu yang rumit dan canggih tapi sulit dijalankan, tapi kita butuh yang sederhana tapi kita bisa menjalankan dan mengawal itu dengan baik," pungkasnya.
Pertama, sebagai media untuk melakukan mining data guna mendukung proses pengambilan keputusan. "Fungsi yang kedua dari command center itu adalah memvisualisasikan semua output yang kita olah dengan menggunakan aplikasi yang kita gunakan saat ini,” katanya.
Ketiga, untuk membentuk Decision Support System (DSS). Sistem informasi ini diyakini dapat membantu pemerintah dalam memecahkan masalah baik yang bersifat terstruktur maupun tidak terstruktur.
Tidak hanya membentuk DDS, command center berfungsi untuk mengawasi kinerja di lingkungan internal BSKDN maupun kinerja pemerintah daerah. Guna mewujudkan keempat fungsi tersebut, Yusharto mengajak seluruh jajarannya untuk mendata kembali seluruh sistem informasi yang dimiliki BSKDN.
Pendataan tersebut untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi dalam pengembangan command center. "Aplikasi yang Bapak/Ibu kelola namanya apa saja, mau mengumpulkan data apa saja, dalam bentuk apa saja, mana yang memakai video, mana yang hanya teks, mana yang pakai picture itu beda-beda menjadi bebannya, kita hitung semua biar Ibu Sekretaris Badan bisa memperkirakan tambahan untuk kita bisa bekerja dengan lebih baik karena tuntutan tugas itu dapat dipenuhi oleh kantor,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris BSKDN Kemendagri Kurniasih menambahkan, keberadaan command center ke depannya diharapkan bisa mendukung tugas dan fungsi BSKDN secara optimal. Dirinya juga berharap sistem informasi yang akan dikembangkan BSKDN bukan aplikasi yang rumit dan sulit dipahami.
Dia menuturkan, sistem informasi harus mudah dimengerti dan dapat dijalankan dengan baik oleh siapa pun, sehingga manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya oleh orang tertentu.
"Aplikasi itu bisa memberikan gambaran kepada pembacanya secara cepat dan mudah untuk memberikan analisa dan suatu kebijakan bagaimana seharusnya. Saya lebih pada implementasi dan orang yang mengawal kegiatan tersebut, aplikasi itu tidak perlu yang rumit dan canggih tapi sulit dijalankan, tapi kita butuh yang sederhana tapi kita bisa menjalankan dan mengawal itu dengan baik," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda